Kisah Lelaki Hebat -Part 4-

RIO

"Yan, gue kagak yakin deh Ayah bakal dateng besok. Tahun lalu aja beliau ngga dateng" keluh gue suatu hari.

"Ya loe bujuk dong. Loe keluarin rayuan maut loe. Ini kesempatan terakhir Yo" timpal Tian.

"Fuhh . .moga deh. Lagipula yang berharap kedatangan ayah ngga cuma gue. Tapi Ify juga. Gue ngga mau dia kecewa"

"Loe yakin ayah loe bakal nerima Ify ??"

Gue menggedikkan bahu. "Entahlah. Moga iya"

"Gue doain deh Yo !!" Septian menepuk pundak gue. Gue tersenyum. "Thanks"


@ Ruang tamu

"Yah"

"Hm"

"Ayah besok dateng ngga ke pensinya sekolah Rio ??" tanya gue hati hati.

"Buat apa ayah dateng ?? ngga ada gunanya juga"

"Tapi Yah, anggota yayasan diwajibkan dateng. Sekalian buat ngenalin ketua yayasan yang baru"

"Ohya ?? yasudah besok ayah usahakan"

"Beneran Yah ?? makasih ya Yah "

"Hm. Sekarang pergi ke kamar kamu. Belajar"

"Iya Yah"


Gue ngga sabar buat besok. Besok adalah hari dimana semua impian gue ditentukan.



Hari yang gue tunggupun tiba. Gue sama anak anak lain yang mengisi acara bersiap siap ke di backstage. Gue bercermin. Cukup ganteng juga gue dengan kemeja lengan sesiku berwarna merah kotak kotak bergaris hitam dengan dasi senada yaitu hitam.

"Kamu ganteng banget Yo ??" puji seseorang dibelakang gue. Gue berbalik dan tersenyum.

"Kamu juga cantik Fy" Gue terkagum kagum sama penampilan cwe gue. Ify juga bakal tampil secara duet bareng Dea. Ify mengenakan dress selutut warna biru langit. Rambutnya digerai dan dilapisi bandana. Manis sekali.

"Aku ngga sabar buat hari ini. Pengen cepet-cepet ketemu ayah kamu"

Gue tertegun denger pernyataan Ify. Apa dia berharap banget ?? gue ngga siap buat dia kecewa.

"Ayah kamu dateng kan Yo ??"

Gue bimbang mau jawab apa. Tadi pas gue mau berangkat, ayah lagi pergi dan belum pulang. Gue telpon jawabannya cuma 'iya ayah usahakan'. Jawaban yang ngga pasti itu bikin gue ketar ketir.

"Yo ??"

"Ha ?? eng . .iya Fy. Ayah aku dateng kok"

Disaat itu juga gue liat sinar kegembiraan di mata Ify.



Pensi dimulai. Sederetan acara udah terlaksana dengan baik. Abis ini gue tampil. Dagdigdug . .jantung gue ngga karuan pas gue dipanggil MC. Gue melangkah ke panggung. Mata gue menyapu sekeliling. Ngga ada ayah. Gue menghela nafas kecewa. Ayah ngga dateng . .

"Lagu ini saya persembahin untuk orang yang sangat saya sayangi. Ayah, Rio rindu sosok ayah. Dimanapun Ayah berada sekarang, Rio akan selalu anggep ayah sebagai papah Rio. Rio sayang ayah sampai Rio mati"

Aku ingin engkau ada disini
Menemaniku saat sepi
Menemaniku saat gundah

Berat hidup ini tanpa dirimu
Ku hanya mencintai kamu
Ku hanya memiliki kamu

Di pertengahan lagu, mata gue menangkap sosok yang ngga asing buat gue. Ayah !!! beliau menyeruak di barisan kursi penonton. Mama ngga dateng. Setelah mendapat tempat duduk, ayah memperhatikan gue. Gue kembali semangat dan melanjutkan lagu.

Aku rindu setengah mati kepadamu
Sungguh ku ingin kau tahu
Aku rindu setengah mati

Meski tlah lama kita tak bertemu
Ku slalu memimpikan kamu
Ku tak bisa hidup tanpamu

Aku rindu setengah mati kepadamu
Sungguh ku ingin kau tahu
Ku tak bisa hidup tanpamu
Aku rindu…

Prokk . .prokk . .tepuk tangan meriah mengakhiri lagu terakhir. Gue liat ayah dari tadi asik ngobrol sama seorang bapak bapak yang kalo ngga salah merupakan ketua yayasan yang baru. Kok ayah kaya udah kenal lama ya ??. Aukk ahh . .!! gue turun panggung dengan perasaan riang.

Setelah pensi usai.

Gue menghela nafas. Dibelakang gue udah ada Ify. Gue rasa dia sama gugupnya kaya gue. Gue bakal bawa dia ketempat ayah sekarang. Dan ngenalin Ify sebagai cwe gue. Semoga ayah terima. Gue hampiri ayah.

"Yah ??!!"

"Eh, anak ayah" sambut ayah.

"Yah, aku mau . . ."

"Hei Gunawan . . ." seseorang memanggil nama ayah. Otomatis pembicaraan ayah dengan gue terputus.

"Hei . .mana anak kamu ??" tanya ayah.

"Ini. Cantik kan ??" temen ayah yang ngga lain adalah Pak Handoko, ketua yayasan yg baru itu menunjukkan seorang gadis cantik di belakangnya.

"Wah cantik sekali. Cocok dengan putraku. Ohiya, ini Mario, anakku satu satunya. Rio, ini Om Handoko. Temen lama ayah" gue langsung mencium tangan teman ayah.

"Gagah. Sama sepertimu. Oh iya Rio, kenalin ini anak Om"

Gue mengulurkan tangan.

"Rio"

"Oik"

"Gimana pendapat kamu tentang calon tunangan kamu ??" tanya ayah. Ctarrr . . .gue shock. Apa ayah bilang tadi ?? tunangan ??.

"Maksud ayah ??"

"Oh iya ayah lupa jelaskan ke kamu. Jadi ayah sama Om handoko ini berniat menjodohkan kamu sama Oik"

"Apa ??"

refleks gue langsung menoleh ke belakang. Ify udah berlari menjauh. Gue liat tangannya menutupi wajahnya. Dia pasti denger semua yang dibicarakan ayah. Gue ngerasain gimana sakitnya dia. Ify, maafin aku . . .

*   *   *

ALVIN

Gue berjalan sendirian menyusuri koridor. Dan berhenti kala melewati UKS. Pada pintu UKS yang sedikit terbuka, gue liat Agni dan Gita, temennya sedang duduk di ranjang UKS. Siapa yang sakit ?? gue berniat masuk. Tapi tunggu, gue rasa gue kudu mengurungkan niat gue kala gue ngga sengaja denger pembicaraan mereka yang bawa bawa nama gue. Gue mutusin untuk nguping dulu.

"Ya ampun Ag, loe tuh hebat banget bisa deket sama Alvin" seru Gita.

"Hehe . .biasa aja kali"

"Ya ngga biasa lah Agni. Loe tau siapa Alvin ?? dia tuh cwo terdingin di sekolah ini. Ngga pernah senyum. Jarang ngomong. Dan banyak cwe di sini yang patah hati gara2 dia tolakin"

"So ??"

"Ag, jujur sama gue. Loe suka sama Alvin ??"

Gue tertegun. Ngga sanggup bernafas. Apa ya jawaban Agni ??.

"Em . .rahasia dong"

"Aelah pake rahasia segala. Ayolah Ag, feeling gue si Alvin itu juga naruh rasa deh sama loe ??"

"Sotoy loe"

"Iya beneran. Ayolah Ag, jujur sama gue"

"Eng . .tapi jangan bilang siapa siapa ya ??"

"Siip"

"Sebenernya gue emang suka sama Alvin. Dia  . .cinta pertama gue"

"Tuh kan ??!! sejak kapan loe suka ??"

"Sejak gue jatuh nibanin dia. Gue liat matanya. Dan jantung gue langsung beku. Aihh . ."

"Berarti loe . . ."

Gue ngga terlalu denger omongan Gita selanjutnya karna gue langsung cabut. Gue shock. Ngga tau musti seneng ato malah sedih. Gue seneng, cinta gue ngga bertepuk sebelah tangan. Gue akui gue punya perasaan yang sama ke Agni. Tapi sedih, kalo sampe Agni tau gue cwo penyakitan, pasti dia bakal ninggalin gue dan gue bakal sakit hati. Gue ngga mau itu terjadi . .Bunda, Alvin harus gimana ??.

Saat istirahat di kantin.

Siang itu gue terpaksa ke kantin. Lagi ngga mood di lapangan basket. Bosen kali yak ??!!. Kantin lagi rame banget. Ada Agni juga disitu. Gue dan Dayat menduduki sebuah meja kosong. Lagi asik2nya makan, eh Shilla nyamperin gue. Sontak semua mata tertuju kearah meja gue.

"Alvin, gue boleh minta waktu loe ngga ?? gue mau ngomong serius sama loe" ujar Shilla.

Gue menoleh. "Apa ??"

"Gue udah ngga tau harus gimana lagi. Gue udah ngga tahan buat nyimpen ini semua. Disini, di depan semuanya. Gue pengen ngaku kalo gue suka sama loe. Loe mau ngga jadi cwo gue ??"

Gue tersentak. Emang ini bukan kali pertamanya gue ditembak cwe. Tapi yang ini beda, karna ada sepasang mata gadis yang gue suka yang juga memperhatikan gue.

"Gimana Vin ??"

Gue bingung. Sesekali gue lirik Agni. Di matanya, gue menemukan jawaban. Gue menghembuskan nafas. Semoga ini keputusan yang tepat.

"Fuh . .oke gue terima"

Brakk . . .gue denger seseorang menggebrak meja dengan kerasnya. Dialah Agni. Sehabis menggebrak meja, Agni langsung ngacir pergi. Gue sempet tatap dia. Dia malah buang muka. Sementara penghuni kantin melongo. Tampaknya mereka masih ngga percaya gue nerima Shilla yang notabene bukan tipe gue.

"Makasih ya Sayang !!" Shilla langsung memeluk gue. Apa ?? sayang ?? idih . .geli gue dipanggil gitu.

Di kelas

"Bro, gue ngga percaya loe mau nerima Shilla ??" protes Dayat.

"Gue terpaksa Sob"

"Maksud loe ??"

"Sini gue bisikin. Tapi jangan sampe nyebar lho. Awas aja loe"

"Iye . .apaan ??"

Gue mendekatkan mulut gue ke telinga Dayat dan menceritakan penyebab gue nerima Shilla. Dayat manggut manggut ngerti. Gue yakin dia ngga akan bocorin ke siapapun.

Sepulang sekolah.

"Vin, ayoo pulang" ajak Shilla.

"Pulang ?? pulang aja sendiri"jawab gue ketus.

"Tapi kan kita udah pacaran Vin. Wajib buat kamu untuk nganterin aku balik ??"

Oh iya gue lupa gue udah jadian sama dia. Tadinya gue ogah banget. Tapi begitu liat Agni di depan gerbang, gue langsung menyuruh Shilla naik.

"Yukk"

Shilla kegirangan. Dia menaiki Ninja Merah gue dan berpegangan begitu eratnya. Gue lajukan motor melewati gerbang. Pas !! Agni melihat gue dan Shilla. Wajahnya merah. Gue yakin dia cemburu abis. Maafin gue Ag, gue ngga bermaksud nyakitin loe !!.

*   *   *

CAKKA

"Apaan nih ??" tanya gue kala Acha menyodorkan sepucuk undangan. Acha memberikan notesnya ke gue.

Dateng ya. Aku akan tampil di acara itu

"Kamu mau main biola ??"

Acha mengangguk.

"Wahh hebat !! iyalah aku pasti dateng"

Kamu mau nganter aku ke acara itu kan ?? mama papa sibuk

"Siapp Cha. Aku bakal siap sedia nganter kamu kemanapun" Acha terkekeh. Sejak kejadian di telaga itu, gue jadi semakin dekat dengan Acha. Gue suka liat senyumannya. Gue suka setiap liat pipinya yang bersemu saban gue godain. Tapi gue belum berani memastikan apakah gue suka ato engga ??.

Malam pementasan.

Gue bercermin untuk memastikan penampilan gue. Ganteng, kiyut. Gue raih buket bunga yang gue beli tadi. Setelah berdiskusi sama Irsyad, gue mutusin untuk menyatakan perasaan gue sama Acha. Gue udah yakin kalo gue beneran cinta sama dia. Ngga peduli mau bisu kek, lumpuh kek. Ini masalah hati guys. Oke gue ngga mua kebanyakan bacot. Gue segera melangkah, menaiki Honda CR-V gue menuju rumah Acha.

Tingg tong . .gue memencet bel rumah Acha. Ngga lama kemudian, keluar seorang gadis diatas kursi rodanya. Gue speechless. Acha cantik banget malam itu. Dia memakai gaun selutut berwarna putih. Rambutnya diikat satu kesamping. Dihiasi dengan jepitan kupu kupu dengan wana sama dengan gaunnya.

"Udah siap ??" Acha mengangguk. Di pangkuannya ada sebuah biola dan ngga lupa notes. Gue mendorong kursi rodanya.

@ Mobil

Gue ngga berhenti buat memuji Acha. Sumpah, kalo loe ada disini pasti loe ngga akan nyangka kalo gadis di samping gue ini punya kekurangan. Lagi asik2nya, ada 2 buah motor gede yang memepet gue. Ujung2nya mobil gue berhenti karna kedua motor itu mencegat laju mobil gue. Gue turun.

"Woii . .apaan nih ??" omel gue. Satu orang di boncengan motor turun menghampiri gue.

"Kebanyakan bacot loe. Nih rasain !!!" BUKK !! orang sinting itu meninju perut gue. Gue ngga bisa ngelak. Karna teman2nya ikut membantu. Gue dikeroyok. Ngga ada gunanya minta tolong karna jalan itu sepi.

Sementara di mobil, Acha melihat kejadian itu dengan cemas. Dengan bermodal kenekatan, Acha turun dari mobil tanpa kursi rodanya. Dia menyeret kakinya untuk mendekati lokasi pengeroyokan yang berada tepat di depan mobilnya.

Acha mengisyaratkan tangannya supaya berhenti. Tapi keempat preman itu masih saja mengeroyok Cakka. Cakka udah ngga berdaya. Wajahnya berdarah dan penuh dengan luka lebam. Acha semakin ngga tega. Dia menarik nafas dalam dalam . .

"STOPP !!!! jangan sakiti Cakka lagi !!!!" teriak Acha. Semua yang ada disitu kaget dengar teriakan gadis yang semula bisu. Tapi keempat preman itu kembali tidak mempedulikan.

"heh, ini urusan cwo, mending loe ngga usah ikut campur " kata satu preman.

"Ngga, aku kenal Cakka dan kalian udah mukulin dia. Aku ngga bisa tinggal diem"

"Ahh . .pengen gue lenyapin juga nih cwe. Rasain nih !!" saat preman itu hendak memukul Acha, terdengar suara ramai2. Rupanya itu suara penduduk sekitar yang mendenger kegaduhan. Keempat preman itu ngeloyor pergi. Meninggalkan Cakka yang terbujur lemas di jalan. penduduk tersebut mengejar keempat preman tanpa ada yang mempedulikan Cakka.

"Cakka . .kamu ngga apa ??" isak Acha. Dia meletakkan kepala Cakka dipangkuannya.

"Cha . ."

"Cakka . .bertahan ya Cak. Aku akan bawa kamu ke rumah sakit"

"Ngga perlu Cha. Kita harus cepet2 ke konser itu"

"Ngga Cak. Aku terlambat. Dan pastinya udah di diskualifikasi. Jadi percuma kita kesana"

"Maafin aku ya Cha"

"Bukan salah kamu Cak"

Dengan sisa tenaga yang gue miliki, Gue bangkit dan menggendong Acha memasuki mobil kembali. Gue pacu menuju telaga tempat favorit kami. Sampai disana gue bersandar di sebuah pohon besar.

"Cakka, sini aku obatin luka kamu"

Acha melepaskan pita yang melingkar di gaunnya. Dia basahi dengan air telaga lalu mengomprekannya ke luka gue.

"Aww . .Cha, kamu sadar ngga sih ?? kamu udah bisa bicara"

Acha menghentikan kesibukannya. Rupanya dia ngga sadar dengan apa yang telah terjadi pada dirinya.

"Iya Cakk !! aku udah bisa bicara. Mama papa pasti seneng banget !! dan ini semua karna kamu Cak !!"

"Hehe . .oiya, preman2 itu siapa sih ?? perasaan aku ngga kenal mereka"

"Mereka itu preman suruhannya Debo. Kamu inget kan tempo hari kamu pernah mukulin dia. Dia dendam sama kamu. Tapi dia tau kalo dia ngga bisa ngelawan kamu sendiri makanya minta bantuan preman"

"Kok kamu tau ??"

"Kan kamu bukan orang pertama yang ngalamin ini. Sebelumnya juga ada temen sekompleks yg senasib sama kamu"

"Ohya ?? keterlaluan tuh Debo"

"Udah ngga usah dipikirin" Acha kembali serius mengobati luka diwajah gue. Gue pegang tangannya. Kami bertatapan.

"Cha, boleh aku ngakuin sesuatu ??"

"Apa ??"

"Aku tau ini terlalu cepet dan kamu juga pasti ngga percaya. Tapi . . .tapi aku cinta sama kamu Cha ??"

"Apa ??"

"Iya, malam ini aku udah berniat untuk ngungkapin semua sama kamu. Aku sayang kamu Cha"

Acha tersenyum. "Aku juga sayang kamu Cak. Tapi . ."

"Tapi apa ??"

"Kalo kamu mau sama sama aku, kamu harus mutusin Riana, Ellen, dan Nadia secara langsung"

"Apa ??"

"Kalo kamu ngga mau, lupain aku"

Gue menimbang nimbang. Melepas 3 cwe demi seorang cwe ??. Tapi gue udah terlanjur cinta banget sama Acha.

"Oke, demi kamu !!"

Acha tersenyum dan memeluk gue.

*   *   *

GABRIEL

"Hai semua" tegur Sivia. Hari ini jadwal rekaman album kedua kami duet berang Sivia.

"Haii" balas kami serempak.

"Semoga kerja sama kita lancar ya"

"Aminnn"

Singkat cerita, rekaman dilaksanakan. bener aja kata Zeva sama Pak Arlan, band kami merocket begitu duet dengan Sivia Azizah. Dia beneran bawa keberuntungan. Tawaran manggung menjamur. Gue seneng bangettt . .pengen rasanya pulang ke Surabaya. Gue kangen ibu dan Keke. Tapi gue lagi sibuk banget. Terpaksa kepulangan gue ditunda dulu.

2 tahun telah berlalu. Band kami sudah tergolong Band papan atas. Kamipun semakin kompak. Zeva masih setia sama band gue. Dan gue juga masih setia sama perasaan gue ke dia. Ibu dan Keke masih di Surabaya. Tadinya mau pindah ke Jakarta. Tapi tanggung, sekolah Keke tinggal setahun lagi. Nanti niatnya Dia mau SMA di Jakarta.

Suatu hari

"Vi, anterin gue ke mall yukk !!" ajak gue di telpon. Lusa Keke ulang tahun. Tadinya gue mau minta temenin Zeva. Tapi Zeva lagi pergi kemana gue ngga tau.

"Kemana ??"

"Nyari kado buat adek gue"

"Oh, oke oke"

Hari itu kami berjalan jalan mengelilingi mall.

"Ini bagus Yel" Sivia menyodorkan sebuah tas berwaran pink.

"Dia ngga suka pink"

"Terus dia sukanya apa ??"

Gue berpikir. "Oh iya, Adik gue ngefans banget sama Miley Cyrus. Segala info, poster, majalah yang ada idolanya pasti Keke punya"

"Ohya ?? wahh . .kebetulan banget. Gue juga ngefans sama Miley Cyrus"

"Terus ??"

"Gini, kebetulan gue pernah nonton konsernya langsung. Gue punya 2 mug yang bertandatangan dia. Satunya udah gue pake tapi yang satunya masih gue simpen. Gimana kalo dikasih ke adek loe?? pasti dia seneng banget !!"

"Ohaha . .great idea !! thanks ya Vi "

"Iya sama sama "

Saking senengnya gue ngerangkl Via tanpa sadar. Sampe kami ngga mengetahui ada kamera wartawan yang mengabadikan momen tadi.

Esoknya, infotaiment gempar. Berita utama mereka bertittle 'Cinta lokasi yang terjadi antara Vokalist Silverband, Gabriel dengan teman duetnya, Sivia Azizah'. Gue shock pas liat itu. Kemudian di jabarkan foto dan video kami yang lagi bersama kemaren. Aduhh . .bakalan ribet nih !!.

"Loe udah liat gosipnya kan ??" tanya Zeva pas Silverband lagi ngumpul.

"Udah. Gue kudu gimana Ze ??"

Zeva mengedikkan bahunya. "Mana gue tau ??!!!"

Gue tercengang. Ngga pernah Zeva sejutek ini sama gue. Gue bingung. Zeva ngeloyor pergi. Disusul dengan Kiki, Rizky dan Ivan. Tinggalah gue dan Sion disana.

"Yon, Zeva kok jutek banget sama gue ??"

"Iyalah, loe ngga mikir apa ?? dia tuh jeaulaos gara2 gosip di infotaiment itu ??!!"

"Aelah gue kan ngga ada hubungan apapun sama Via"

"Jahh . .itu derita loe"

"Ahh elo ngga bantu banget sih ??!!"

"Hehe . .salah loe sendiri "

Gue menghela nafas. Semoga gosip ini ngga lama.

*   *   *