RIO-AKU SAYANG AYAH
"Fy, tunggu dulu . .dengerin penjelasan aku. Ini ngga seperti yang kamu bayangin" seru gue. Tapi Ify ngga mau denger. Dia mempercepat langkahnya. Dengan segenap tenaga gue, gue tarik lengan Ify kuat hingga langkahnya berhenti.
"Lepasin Yo"
"Ngga sebelum kamu dengerin aku"
"Mau ngomong apa lagi kamu ?? kamu udah bener2 bikin aku kecewa Yo, kenapa ngga bilang dari dulu kalo kamumau dojodohin ?? seenggaknya kan kita bisa putus dan aku ngga begitu terluka" isak Ify. Gue semaki ngga enak.
"Fy, perjodohan ini sama sekali ngga aku pengenin. Aku bahkan ngga kenal siapa Oik. Kami baru ketemu sekarang"
"Tapi tetep aja kamu ngga akan nolak kemauan Ayah kamu ?!!"
"Oke, ini emang kemauan ayah. Tapi aku janji aku akan berusaha memperjuangkan hubungan kita. Aku cuma sayang sama kamu Fy"
"Bener ??"
"Iya"
Ify memeluk gue. Besok, gue bakal ngomong ke ayah tentang hubungan kami.
Esok harinya
"Yah"
"Apa ??"
"Rio mau bicara sama ayah"
"Ngomong tinggal ngomong aja ngga usah minta ijin segala"
"Eng . . ."
"Jangan bertele tele"
"Rio ngga mau dijodohin yah. Rio nolak perjodohan itu"
Ayah terbelalak. Tapi gue siap kalo harus dicium kemoceng lagi.
"Apa alasan kamu menolak ??"
"Karna . .karna Rio udah punya perempuan lain Yah. Perempuan yang Rio cintai sepenuh hati Rio. Dia . .dialah yang ingin Rio kenalin ke ayah sebagai pacar Rio"
"Siapa nama perempuan itu ??"
"Ify Yah"
"Dimana rumahnya ??"
Tanpa sadar gue menyebutkan alamat rumah Ify.
"Ikut ayah" ayah beranjak dari kursinya. Gue ikutan bangkit dengan rasa bingung. Ayah keluar dan memasuki mobilnya. Gue pun demikian. Saking bingungnya sampe gue lupa ngunci handel pintu.
"Kita mau kemana Yah ??"
"Ayah mau ke rumah Ify. Ayah mau suruh dia supaya jauhin kamu"
"Maksud ayah ??"
"Ngga ada yang bisa menentang keinginan ayah. Kamu tau Rio ?? Ayah Oik itu adalah seorang yang sangat ayah hormati dan ayah ngga mungkin mengingakari perjodohan kamu. Ayah akan lakukan apapun supaya perjodohan itu tetap berlangsung. Termasuk dengan memisahkan kamu dengan Ify"
Gue tersentak. "Jangan Yah. Rio mohon !!"
Ayah tetap menyetir. Gue memegangi lengan ayah.
"Ayah . .Rio bakal turutin apapun kemauan ayah asal jangan yang satu ini yah Rio mohon "
"Lepas Ri, ayah ngga konsentrasi" ayah berusaha menepis pegangan tangan gue. Tapi gue ngga mau ngelepas.
"Ngga yah . .sebelum ayah membatalkan niat ayah"
"Lepas Rio ayah bilang Lepas !!!"
"Ngga "
"Rio"
"Ngga yah ngga !!!"
Mungkin ayah gregetan sama tingkah gue. Ayah menepis pegangan tangan gue dan mendorong gue. Saking kerasnya dorongan ayah membuat tubuh gue menubruk pintu yang membuat pintu terbuka karna lupa dikunci. Tubuh gue terlempar keluar mobil, gue merasakan badan gue berguling guling di aspal sebelum akhirnya terbentur trotoar dan semua . . . .gelap !!.
Gue ngga tau apa yang terjadi. Tapi yang jelas saat ini, gue merasakan diri gue begitu ringan. Gue berusaha beradaptasi dengan lingkungan baru gue. Dan gue sadari, gue lihat raga gue sedang terbaring di ranjang rumah sakit dengan berbagai selang yang menempel di tubuh gue. Disamping tempat tidur gue, Ify ngga henti hentinya nangis. Gue bingung. Gue dekati Ify. Gue belai rambutnya. Tapi tunggu, belaian gue ngga terjangkau. Ify ngga merasakan sedikitpun. Gue panggil dia. Tetep ngga bereaksi. Dia menangis sambil terus menyebutkan kalimat "Aku cinta kamu Yo, jangan tinggalin aku".
Belum selesai itu, pintu rumah sakit terbuka. Masuklah seorang lelaki yang amat gue kenal. Ayah !!. Wajahnya lesu. Tampak habis menangis. Ada apa ini ??"
"Rio, maafkan ayah. Ayah ngga bermaksud membuat kamu menjadi seperti ini. Ayah . .ayah sangat menyesal. Ayah menyayangi kamu Nak. Bangunlah dari tidurmu. Ayah akan merestui hubungan kamu dengan gadis ini"
Perasaan senang ngga karuan membuncah di hati gue. Tapi pas gue berusaha untuk memasuki raga gue, seperti ada gaya tarik semacam magnet yang menarik gue. Jauh . .keatas. semakin jauh. Gue berusaha meronta, tapi ngga ada gunanya. Gue ngga bisa meraih ayah maupun Ify. Pas tubuh gue menjauh, Ify dan ayah panik. Mereka keluar dan beberapa saat kemudian muncul dokter. Dokter itu memeriksa gue. Lalu menutup tubuh gue dengan kain putih. Ya Tuhan, kini gue tau apa yang terjadi. Gue sedih . .sangat sedih. Gue belum sempet bilang sama ayah kalo GUE SAYANG DIA !!!.
* * *
ALVIN-LO ADALAH PEREMPUAN KETIGA TERCANTIK SETELAH BUNDA DAN OMA.
Gue sedang berjalan bersama Shilla di koridor. Tiba tiba muncul Agni dari dalam kelasnya. Dia berjalan berlawanan arah dengan kami. Agni menatap gue dan Shilla dengan tatapan sinis.
"Aww . .!!" pekik Shilla yang langsung terjatuh.
"Kenapa loe ??" tanya gue cuek.
"Ihh . .Alvin tolongin aku dong !!" gue mengulurkan tangan kearah Shilla dengan ogah ogahan.
"Vin, kamu harus marahin dia. Dia itu sengaja nabrak aku tadi. Sakit tau !!" sungut Shilla sembari menunjuk nunjuk kearah Agni. Gue hanya diam. Begitupun Agni.
"Alvin . .ayo mrahin dia. Kamu kan pacar aku. Harusnya aku kamu bela dong !!!"
Gue menatap mata Agni. Lalu menunduk. Gue menghela nafas.
"Heh !! loe kalo jalan pake mata dong ??!! jalan selebar gini masih aja mepet mepet. Liat akibat perbuatan loe?? cwe gue kesakitan tau ngga ??!!! bloon loe !!" omel gue. Gue ngga tau seberapa menyakitkannya ucapan gue.
Agni menatap gue dengan tatapan tak percaya. Sementara bisa gue rasakan Shilla tersenyum penuh kemenangan. Gue dan Agni bertatapa cukup lama sampe akhirnya dia mendesah dan mendorong gue dengan kasar sebelum pergi meninggalkan kami. Gue menyesal karna udah bentak dia. Maaf . .
Sore itu gue sedang asik bermain bola. Tiba tiba seseorang memanggil gue.
"Loe ??" seru gue. Agni mendekat.
"Ngapain loe kesini ??" ketus gue.
"Vin, tolong loe jujur sama gue. Gue tau tadi loe terpaksa kan bentak gue ???!! loe kenapa sih Vin ??"
Gue terdiam.
"Vin ??"
"Bukan urusan loe" ucap gue seraya pergi. Tapi Agni mencegat langkah gue.
"Vin, gue salah apa sama loe sampe loe ngehindarin gue mulu ?? loe natap gue seakan gue teroris yang patut dibenci. Gue juga manusia Vin. Gue punya hati" lirih Agni. Gue terenyuh.
"Denger ya Ag, sejak loe muncul dalam hidup gue, hidup gue jadi ribet !! semuanya ribet !!!" bentak gue.
"Terus mau loe apa ??"
"Mau gue loe pergi sejauh mungkin dari hidup gue !!!"
"Sejauh mungkin ??!!"
"Ya . . ya . .sejauh mungkin !!"
"Terserah loe. Kalo itu kemauan loe, gue turutin asal loe bahagia. Selamat tinggal Vin" pamit Agni yang pergi mendahului gue keluar lapangan. Gue menatap punggungnya. Semoga yang diucapin Agni ngga bener. Semua yang gue katakan ngga sungguh sungguh dari hati. Gue . .gue ngga mau ngalamin kehilangan untuk yang kedua kalinya.
3 hari kemudian
"Alvin !!! aku kepilih sebagai ketua tim basket putri !!" seru Shilla.
Gue terbelalak. "Lho, emang Agni mau dikemanain ??"
"Ihh . .kamu ketinggalan gosip banget sih, kamu ngga tau ya ?? Agni kan udah balik ke kampungnya di Semarang. kemaren dia pindah"
"APA ??!!!!" pekik gue kenceng.
"Kamu kenapa kaget gitu ??"
"Maafin gue Shill, kita putus"
"Apa ?? kenapa ??"
"Gue ngga pernah suka sama loe. Gue terpaksa jadian sama loe hanya untuk manas manasin Agni. Gue sukanya sama Agni" aku gue.
"Kamu jangan becanda deh Vin"
"Ngga guna juga gue becanda. Thanks loe udah mau sayang sama gue. Tapi hati gue cuma milik Agni. Sori kalo gue udah nyakitin loe" ucap gue.
"Tapi Vin ??"
"Sori Shill"
Gue meninggalkan Shilla yang sibuk merutuki gue. Gue ngga peduli.
Gue bersimpuh di hadapan sebuah makam. Ya, makan Bunda. Perempuan terhebat dalam hidup gue. Disana gue menangis sepuasnya. Ya, menangis. Terserah loe mau anggep gue cengeng ato lemah. Gue ngga peduli. Gue cuma bisa nangis di hadapan Bunda aja. Disana gue mencurahkan isi hati gue.
"Bunda. .Alvin yakin Bunda udah liat dari surga atas semua yang terjadi sama Alvin disini kan ??" keluh gue sambil memeluk batu nisan Bunda.
"Bunda, apa Alvin salah ??!! apa Alvin salah menjauhi perempuan yang Alvin cintai. Alvin cuma ngga mau Agni menyesal begitu tau keadaan Alvin yang sebenernya Bun. Apa Alvin salah kalo sekarang Alvin juga nyesel atas kepergian Agni ??"
"Bunda . . .andai bunda disini. Pasti semua akan lebih baik. Bunda bisa kasih solusi terbaik. Satu hal yang Alvin sesali, Alvin belum sempet bilang ke Agni kalau dia perempuan tercanti, terhebat ketiga setelah Bunda dan Oma. Entah kapan itu bisa ALvin ungkapin. Alvin ngga tau kapan Agni kembali"
Disaat itu juga hujan turun dengan derasnya. Gue ngga bergeming. Gue merelakan tubuh gue basah terguyur hujan.
2 tahun berlalu. Semua gue jalanin tanpa Agni. Gue ngga tau kabar dia kaya gimana. Saat ini, gue tergolek lemah di rumah sakit karna penyakit gue semakin parah. Gue koma. Loe semua tau artinya koma kan ?? batas antara hidup dan mati yang sekarang sedang gue alami.
Dialam bawah sadar gue, gue berusaha untuk membuka mata. Gue ngga bisa pergi dengan tenang kalo belum bilang yang sebenernya ke Agni. Tuhan, kasih Alvin kesempatan . .sekali ini saja.
Gue menyipitkan mata begitu ngeliat lampu diatas gue menyala begitu terangnya. Gue sadar. Ya, gue sadar !!!. Disamping gue ada Oma dan Papah.
"Alvin kamu udah sadar Nak ??!!" Oma memeluk gue.
"Oma, tolong panggil Dayat kesini. Ada satu hal penting yang Alvin perlukan saa dia" Oma menurut.
Ngga lama kemudian, Dayat datang.
"Kenapa Vin ?? apa yang bisa gue bantu buat loe ??" tanya Dayat.
"Tolong bawa Agni kesini"
Pintu rumah sakit terbuka. Gue menoleh. Masuklah seseorang yang sangat gue rindukan. Dia langsung memeluk gue.
"Vin . . .loe ngga apa kan ???" isaknya.
"Maafin gue Ag"
"Gue udah maafin loe sejak dulu. Dayat udah ceritain semua ke gue. Gue . . .gue sayang sama loe Vin. Gue ngga peduli sama keadaan loe. Sama penyakit loe, terserah asal gue bisa sama loe"
"Gue juga sayang banget sama loe. Selama koma, ngga ada satupun pikiran dibenak gue selain loe. Gue rindu banget sama loe Ag. Gue kangen tanding basket lagi sama loe"
"Gue juga . . .makanya loe sembuh dong !! gue ngga mau loe kaya gini. Loe harus sembuh demi gue Vin !!! demi orang2 yang sayang sama loe" tutur Agni.
Gue tersenyum. "Ya, gue akan berusaha. Demi loe"
Setelah hari itu, Agni menemani gue dirumah sakit setiap hari. Bahkan sampe nginep. Dia juga selalu nyuapin gue makan maupun minum obat. Gue . .gue ngga mau waktuindah ini berlalu.
Suatu hari
"Ag, ada satu kejujuran yang mau gue bilang sama loe"
"Apa ??"
Gue melepaskan kalung perak berbandul 'G' di leher gue dan mengalungkannya ke leher Agni.
"Vin .. .??"
"Loe simpen kalung ini ya. Pemilik kalung ini adalah seorang wanita yang sangat hebat, cantik dan gue kagumi yaitu Bunda gue. Dan sekarang, gue mau wanita hebat juga yang makai kalung ini"
"Maksud loe??"
"Loe perempuan tercantik, terhebat ketiga setelah Bunda dan Oma gue. Gue sayang loe. Gue pengen loe jaga kalung itu"
"Alvin . .gue juga sayang loe. Loe janji ya jangan ninggalin gue"
Gue hanya tersenyum tanpa mampu berjanji sesuai yang dia inginkan.
"Ag, gue ngantuk. Gue istirahat dulu ya"
"Ya. . loe tidur aja"
Agni membenahi selimut gue. Dan mengecup kening gue. Setelah itu gue terlelap. Terlelap selamanya . . .
Maaf Ag, gue ngga bisa berjanji sama sesuatu yang ngga mungkin. Tapi diluar ini loe harus tau, kalo le adalah perempuan pertama yang ngisi hati gue. Gue sayang loe . .gue mau loe bahagia walau bukan sama gue. Selamat tinggal Ag !!!
* * *
CAKKA-GUE CINTA DIA APA ADANYA, BUKAN ADA APANYA....
Esok harinya gue udah sampai di Jogja. Gue langsung ngacir ke rumah cwe cwe gue. Pertama tama gue ke rumah Ellen.
"Len, kita putus aja ya" ucap gue langsung tanpa berbelit belit. Ellen yang belum aja ngelepas kangen sama gue langsung shock denger apa yang gue katakan.
"Apa ?? tapi kenapa Cakk ??"
"Eng . . .gue rasa kita udah ngga ada kecocokan. Maaf Len kalo selama ini gue punya salah sama loe. Gue harap, kita tetep jadi temen"
Kemudian Ellen tersenyum. "Ya, aku terima kok keputusan kamu. Tentu, tentu lah kita tetep berteman"
"Thanks ya Len"
Ellen mengangguk, lalu gue pamit menuju rumah cwe gue yang paling polos, Nadia.
"Apa ??!!! kenapa kamu minta putus Cakk ???" pekiknya udah kaya kucing teriak. Gue ampe kaget dengernya.
"He ?? eng . .maaf Nad, bukannya kamu kurang baik kurang cantik, kamu udah sempurna banget. Tapi aku ngga bisa" lirih gue.
Ekspresi Nadia sedih. "Kalo kamu pergi, berarti koleksi pacar aku berkurang satu dong ??"
Gue tersentak. "Apaan ?? maksudnya ??"
"Se . .sebenernya se . .selama ini aku punya pacar selain kamu"
"Oh . .yaudah kan kalo aku pergi, masih ada satu lagi cwo kamu" timpal gue enteng. Marah ?? ngga juga. Toh gue juga udah nge-tiga-in cintanya.
"Masalahnya ngga cuma satu Cak??"
"Terus berapa ??"
"8. Kamu yang keenam" jawabnya dengan wajah bak tanpa dosa.
Gue sport jantung. Gile . .gue aja cuma 3, eh dia bisa 8??? ngga nyangka gue. Nadia kan polos . .tapi ternyata . .hiks, mana gue keenam lagi ??.
"....."
"Cakka ?? kamu ngga marah kan ??"
"Ha ?? engga kok Nad, makasih ya udah mau jadiin aku yang keenam. Aku pulang ya Nad. Bye" pamit gue. Gue ngga mau berlama lama di rumah Nadia.
Terakhir, Riana. Gue degdegan bukan main pas di depan rumahnya. Gimana kalo keluar rumah nanti gue udah babak belur?? arggg . . .!! oke gue lebay. Fuhh. . ayo Cakka, loe cowo dan cowo harus gentle. Apapun gue bakal lakuin demi Acha . .demi Acha !!. Dengan langkah pasti gue mengetuk pintu rumah Riana.
"Eh, Cakka . .kapan pulang ?? sini masuk. Kangen gue sama loe" sapa Riana. Gue tersenyum masam.
"Ri, gue . .gue mau bilang sesuatu sama loe. Tapi loe jangan marah ya ??"
"Apa emangnya ??"
"Gue . .gue . .eng .. kita putus aja ya"
"Apa ?? kenapa ??"
"Gue ngga bisa ceritain alesannya Ri"
"Loe ceritain ngga ?? ato jangan harap gue biarin loe keluar rumah gue dalam keadaan selamet" ancam Riana. Guys, biarpun gue bisa karate, tapi pantang bagi gue untuk ngelawan cwe. Apalagi karatenya Riana lebih jago ketimbang gue. Bisa modar kalo gue lawan.
"Iya deh gue cerita"
Gue menceritakan semuanya. Dari Ellen, Nadia dan Acha. Awalnya Riana keliatan marah pas dia tau gue nge-tiga-in dia sama Ellen dan Nadia. Tapi pas gue selesai bercerita tentang Acha, ekspresinya berubah jadi aneh.
"Loe ngga marah kan Ri ??"
"Gue marah karna loe udah selingkuh di belakang gue" jawabnya geram.
"Ya . .loe kan tau manusia ngga ada puasnya. Punya cwe 1 pengennya nambah terus . .maklumin aja lah Ri . .maaf deh"
"Oke gue maklumin. Tapi tentang cwe loe yang di Jakarta, gue salut"
"Ha ??"
"Gue terima loe putusin. Asal loe kudu bener bener jaga Acha. Dari cerita loe gue yakin Acha baik. Hebat banget dia udah nyadarin loe dari sifat ke-playboy-an loe"
"Serius loe maafin gue ?? berarti loe ngerestuin gue sama Acha dong ?"
"Iyaappp !!"
"Thanks ya Ri"
"Siippp !!"
Akhirnya beban gue udah lepas. Gue pengen cepet cepet balik ke Jakarta. Gue pengen ketemu Acha. Gue rindu banget sama dia. Malamnya, gue bermimpi aneh. Sangat aneh . .gue ngeliat Acha berjalan menjauhi gue. Dengan memakai gaun putih. Wajahnya tampak pucat. Pas gue mau ngejar, ada 2 algojo yang mencegat gue. Gue ngga bisa meraih Acha. Gue panggil namanya, tapi Acha ngga menoleh. Gue bingung . .seketika gue bangun dan tersadar kalo itu semua cuma mimpi.
Esoknya gue naik kereta yang paling pagi.
Beberapa jam gue di kereta, akhirnya sampai juga di gapura perumahan dengan naik taksi. Tapi tunggu, di depan post satpam gue ngeliat seseorang yang ngga asing buat gue. Penampilannya sangat berbeda. Acha !! dia tampak manis dengan dress putih, warna kesukaannya. Rambutnya di gerai memakai bando yang warnanya senada dengan bajunya. Dan yang bikin gue speechless, Acha berdiri dengan kakinya. Dia bisa jalan !!!. Oh may . .gue langsung menghampirinya.
"Acha" panggil gue.
Acha menoleh. Dia berlari ke arah gue dan memeluk gue.
"Cakka, kamu liat ?? aku udah bisa jalan"
Gue menatapnya . .
"Cha, kok bisa ??"
"Udah ceritanya ntar aja. Yukk !!" Acha menggandeng tangan gue. Dia menaiki taksi.
"Pak, ke telaga yang ada di jalan Melati ya Pak" seru Acha pada sopir taksi. Tapi taksi ngga bergeming. Pak sopirpun masih diam seakan ngga mendengar.
"Pak ke telaga Pak" seru Acha lebih keras. Gue menyernyitkan dahi. Apa pak sopir segitu budegnya ya ampe ngga denger??.
"Pak ke . ."
"Mau kemana Mas ??" tanya pak sopir pas Acha mau bersru lagi. Gue heran, bukannya dari tadi Acha udah bilang ke tempat tujuan kami. Kenapa sekarang Pak sopirnya malah balik nanya ??.
"Bapak ngga denger ??"
"Denger apa ??"
"Ahh . .yaudah, bawa kami ke telaga yang ada di jalan melati Pak" gue frustasi sebenernya. Tapi yaudahlah ngga perlu di perpanjang.
"Cha, kok kamu bisa jalan gini ?? ceritanya gimana ??" tanya gue.
"Kamu ngga perlu tau" jawaban Acha bikin gue mengangkat satu alis. Maksudnya apa ??. Emang gue ngga ada hak untuk tau ??. Sopir taksi itu menoleh ke gue, dan menatap seolah gue adalah manusia laba laba. Kenapa lagi nih orang ??.
Sesampainya.
"Cak, yukk naik sampan" tanpa menunggu jawaban gue, Acha menarik tangan gue menuju sampan. Tunggu, tangan Acha kok dingin banget ya ??.
Kami menaiki sampan yang ditunggui seorang bapak bapak.
"Sendirian Dek ??" tanya bapak bapak itu. Gue menatap heran. Udah katarak kali ya ?? jelas jelas di sebelah gue ada Acha. Pas gue mau menimpali, Acha mencegah. "Udah ngga usah dipikirin"
Akhirnya kami menaiki sampan.
"Cha, kok hari ini aneh banget ya ??"
"Maksud kamu ??"
"Tadi sopir taksi itu ngga dengerin kamu. Terus bapak itu bilang aku sendiri ?? aku bingung . ."
"Udahlah . .mereka ngga ngerti. Oiya Cak, kamu udah mutusin semua pacar kamu ??"
"Udah Cha, demi kamu aku rela ngelepas mereka"
"Makasih ya Cak. Sekarang aku mau ngehabisin waktu seharian sama kamu disini. Ngga apa kan ??"
"Ya ngga papa lah Cha"
Kami tersenyum.
Setelah menaiki sampan, gue dan Acha bermain ayunan. Lalu ketawa tawa ngga jelas. Setengah hari sudah kami habiskan untuk bermain. Gue capee banget. Acha duduk di rerumputan sementara kepala gue berada di pangkuannya.
"Kamu mau tau impian ku sejak kecil ??" kata gue.
"Apa ??"
"Menikah"
"Ha ?? aneh banget impian kamu. Semua orang kan pasti akan menikah"
"Ya emang aneh. Jadi dulu waktu kecil aku pernah dateng ke pernikahan tante sama om. Mereka bener bener jadi raja dan ratu di acara itu. Om keliatan gagah sementara tante sangat anggun. Mereka mengikat janji sehidup semati. Lalu Om menyematkan cincin ke jari tante. Bener bener romantis. Dan aku mau kita juga kaya gitu suatu saat nanti"
Acha menerawang. "Kamu yakin mau ngejalanin itu sama aku ??"
"Yakin lah. Kamu yang terbaik Cha"
"Tapi . .kalo seandainya aku pergi jauh dan ngga akan ketemu kamu lagi ?? gimana ??"
Gue terheran. "Aku bakal susul kamu kemanapun. Apapun bakal aku lakuin supaya bisa sama kamu"
"Apapun Cak ??"
"Iya, apapun"
"Makasih ya Cak. Aku cinta kamu"
"Love you to"
Mungkin karna lelah karna perjalanan dari Jogja ditambah maen maen di telaga. Akhirnya gue terlelap.
Pas gue bangun, hari udah gelap. Udah malam ternyata. Tapi ada yang aneh . .Acha !! dia udah ngga ada di tempat. Kepala gue juga bersandar di rumput, bukan di pangkuan Acha kaya tadi. Gue berusaha mencari, tapi ngga ketemu.
"Cari siapa Dek ??" tanya bapak bapak tadi.
"Cari cwe yang tadi sama saya Pak. Bapak liat ??"
Bapak tersebut kembali menatap gue aneh."Bukannya kamu kesini sendiri ??"
"Aduh bapak, jangan becanda deh. Jelas jelas tadi saya kesini sama cwe pake baju putih. Rambutnya sebahu. Dia juga naik sampan sama saya tadi"
"Siapa yang becanda ?? dari tadi saya ngga liat siapapun disamping kamu. Kamu ngelantur mungkin"
Gue tercekat. Raut bapak tadi ngga menunjukan kebohongan. Gue bergidik seketika. Secepatnya gue langsung pergi ke rumah Acha.
Di rumah Acha, terlihat jelas keramaian disana. Dan tunggu . . ada bendera kuning. Gue mendekat dengan perasaan ngga karuan.
"Ada apa ini ??"
Salah satu dari kerumunan orang itu mendekati gue. Dia Irsyad.
"Syad, apa yang terjadi ??"
"Acha meninggal Sob"
"Apa ?? ngga mungkin Syad, 3 jam yang lalu gue baru aja sama dia. Kami ke telaga bareng"
"Jangan ngelindur deh loe. Acha meninggal semalem. Dan hari ini diadain tahlilan"
"Tapi . .tapi kenapa ?? gue ngga ngerti ??"
"Pas loe pergi ke Jogja, Acha ngejalanin operasi untuk kakinya yang terkena kanker tulang. Tapi sayang, operasi itu ngga berhasil. Dan . .yang loe liat ?? Acha udah ngga ada"
"....."
"Dia nitipin ini sama loe" Irsyad menyerahkan biolanya.
"Di dalem itu ada surat" lanjutnya.
Gue merasakan separuh jiwa gue pergi.
Terima kasih Tuhan atas perasaan cinta yang kau anugrahkan
Mempertemukan perbedaan dalam suatu perjalanan cinta.
Menghapus kehampaan saat hati dalam kesendirian.
Makasih ya Cakk, karna kamu udah mau mencintai cwe cacat seperti aku.
Aku ngga bisa memberi kamu apa apa.
Aku ngga bisa menemani kamu meraih impian kamu.
Oia, makasih untuk hari ini.
Aku puas banget udah ngehabisin waktu sama kamu.
Salam cinta, Acha
Airmata gue mengalir deras pas baca surat dari Acha. Sekarang gue tau kenapa sopir taksi itu ngga mendengar pas Acha ngomong. Kenapa sopir taksi itu menatap gue heran pas gue sedang berbicara dengan Acha,. Dan . . kenapa bapak penjaga telaga itu bilang kalo gue sendirian ??? itu. . itu semua karna gue jalan bareng hantu !!.
Gue ngga peduli hari esok, lusa ato selanjutnya. Gue bener2 shock. Gue inget janji gue pas di taman. Gue buka biola Acha . .semakin gue sedih. Secepatnya gue raih obat obat di kotak P3K. obat berbagai macam punya nyokap gue yang gue sendiri ngga tau itu apa. Tanpa berpikir apapun, gue teguk semua obat itu dalam sekali telan. Dada gue sesak, perut gue panas. Tapi gue seneng, karna sebentar lagi gue ketemu Acha. Gue akan ngebuktiin kalo cinta gue ke dia itu apa adanya. Gue bakal susul kemanapun dia pergi . .
* * *
GABRIEL-ANDAI GUE BISA MEMUTAR WAKTU
Udah seminggu, gosip tentang gue sama Sivia ngga kunjung surut juga. Dan selama itu pula, Zeva selalu jutek ke gue. Gue bingung kudu ngapain.
Esok harinya gue udah sampai di Jogja. Gue langsung ngacir ke rumah cwe cwe gue. Pertama tama gue ke rumah Ellen.
"Len, kita putus aja ya" ucap gue langsung tanpa berbelit belit. Ellen yang belum aja ngelepas kangen sama gue langsung shock denger apa yang gue katakan.
"Apa ?? tapi kenapa Cakk ??"
"Eng . . .gue rasa kita udah ngga ada kecocokan. Maaf Len kalo selama ini gue punya salah sama loe. Gue harap, kita tetep jadi temen"
Kemudian Ellen tersenyum. "Ya, aku terima kok keputusan kamu. Tentu, tentu lah kita tetep berteman"
"Thanks ya Len"
Ellen mengangguk, lalu gue pamit menuju rumah cwe gue yang paling polos, Nadia.
"Apa ??!!! kenapa kamu minta putus Cakk ???" pekiknya udah kaya kucing teriak. Gue ampe kaget dengernya.
"He ?? eng . .maaf Nad, bukannya kamu kurang baik kurang cantik, kamu udah sempurna banget. Tapi aku ngga bisa" lirih gue.
Ekspresi Nadia sedih. "Kalo kamu pergi, berarti koleksi pacar aku berkurang satu dong ??"
Gue tersentak. "Apaan ?? maksudnya ??"
"Se . .sebenernya se . .selama ini aku punya pacar selain kamu"
"Oh . .yaudah kan kalo aku pergi, masih ada satu lagi cwo kamu" timpal gue enteng. Marah ?? ngga juga. Toh gue juga udah nge-tiga-in cintanya.
"Masalahnya ngga cuma satu Cak??"
"Terus berapa ??"
"8. Kamu yang keenam" jawabnya dengan wajah bak tanpa dosa.
Gue sport jantung. Gile . .gue aja cuma 3, eh dia bisa 8??? ngga nyangka gue. Nadia kan polos . .tapi ternyata . .hiks, mana gue keenam lagi ??.
"....."
"Cakka ?? kamu ngga marah kan ??"
"Ha ?? engga kok Nad, makasih ya udah mau jadiin aku yang keenam. Aku pulang ya Nad. Bye" pamit gue. Gue ngga mau berlama lama di rumah Nadia.
Terakhir, Riana. Gue degdegan bukan main pas di depan rumahnya. Gimana kalo keluar rumah nanti gue udah babak belur?? arggg . . .!! oke gue lebay. Fuhh. . ayo Cakka, loe cowo dan cowo harus gentle. Apapun gue bakal lakuin demi Acha . .demi Acha !!. Dengan langkah pasti gue mengetuk pintu rumah Riana.
"Eh, Cakka . .kapan pulang ?? sini masuk. Kangen gue sama loe" sapa Riana. Gue tersenyum masam.
"Ri, gue . .gue mau bilang sesuatu sama loe. Tapi loe jangan marah ya ??"
"Apa emangnya ??"
"Gue . .gue . .eng .. kita putus aja ya"
"Apa ?? kenapa ??"
"Gue ngga bisa ceritain alesannya Ri"
"Loe ceritain ngga ?? ato jangan harap gue biarin loe keluar rumah gue dalam keadaan selamet" ancam Riana. Guys, biarpun gue bisa karate, tapi pantang bagi gue untuk ngelawan cwe. Apalagi karatenya Riana lebih jago ketimbang gue. Bisa modar kalo gue lawan.
"Iya deh gue cerita"
Gue menceritakan semuanya. Dari Ellen, Nadia dan Acha. Awalnya Riana keliatan marah pas dia tau gue nge-tiga-in dia sama Ellen dan Nadia. Tapi pas gue selesai bercerita tentang Acha, ekspresinya berubah jadi aneh.
"Loe ngga marah kan Ri ??"
"Gue marah karna loe udah selingkuh di belakang gue" jawabnya geram.
"Ya . .loe kan tau manusia ngga ada puasnya. Punya cwe 1 pengennya nambah terus . .maklumin aja lah Ri . .maaf deh"
"Oke gue maklumin. Tapi tentang cwe loe yang di Jakarta, gue salut"
"Ha ??"
"Gue terima loe putusin. Asal loe kudu bener bener jaga Acha. Dari cerita loe gue yakin Acha baik. Hebat banget dia udah nyadarin loe dari sifat ke-playboy-an loe"
"Serius loe maafin gue ?? berarti loe ngerestuin gue sama Acha dong ?"
"Iyaappp !!"
"Thanks ya Ri"
"Siippp !!"
Akhirnya beban gue udah lepas. Gue pengen cepet cepet balik ke Jakarta. Gue pengen ketemu Acha. Gue rindu banget sama dia. Malamnya, gue bermimpi aneh. Sangat aneh . .gue ngeliat Acha berjalan menjauhi gue. Dengan memakai gaun putih. Wajahnya tampak pucat. Pas gue mau ngejar, ada 2 algojo yang mencegat gue. Gue ngga bisa meraih Acha. Gue panggil namanya, tapi Acha ngga menoleh. Gue bingung . .seketika gue bangun dan tersadar kalo itu semua cuma mimpi.
Esoknya gue naik kereta yang paling pagi.
Beberapa jam gue di kereta, akhirnya sampai juga di gapura perumahan dengan naik taksi. Tapi tunggu, di depan post satpam gue ngeliat seseorang yang ngga asing buat gue. Penampilannya sangat berbeda. Acha !! dia tampak manis dengan dress putih, warna kesukaannya. Rambutnya di gerai memakai bando yang warnanya senada dengan bajunya. Dan yang bikin gue speechless, Acha berdiri dengan kakinya. Dia bisa jalan !!!. Oh may . .gue langsung menghampirinya.
"Acha" panggil gue.
Acha menoleh. Dia berlari ke arah gue dan memeluk gue.
"Cakka, kamu liat ?? aku udah bisa jalan"
Gue menatapnya . .
"Cha, kok bisa ??"
"Udah ceritanya ntar aja. Yukk !!" Acha menggandeng tangan gue. Dia menaiki taksi.
"Pak, ke telaga yang ada di jalan Melati ya Pak" seru Acha pada sopir taksi. Tapi taksi ngga bergeming. Pak sopirpun masih diam seakan ngga mendengar.
"Pak ke telaga Pak" seru Acha lebih keras. Gue menyernyitkan dahi. Apa pak sopir segitu budegnya ya ampe ngga denger??.
"Pak ke . ."
"Mau kemana Mas ??" tanya pak sopir pas Acha mau bersru lagi. Gue heran, bukannya dari tadi Acha udah bilang ke tempat tujuan kami. Kenapa sekarang Pak sopirnya malah balik nanya ??.
"Bapak ngga denger ??"
"Denger apa ??"
"Ahh . .yaudah, bawa kami ke telaga yang ada di jalan melati Pak" gue frustasi sebenernya. Tapi yaudahlah ngga perlu di perpanjang.
"Cha, kok kamu bisa jalan gini ?? ceritanya gimana ??" tanya gue.
"Kamu ngga perlu tau" jawaban Acha bikin gue mengangkat satu alis. Maksudnya apa ??. Emang gue ngga ada hak untuk tau ??. Sopir taksi itu menoleh ke gue, dan menatap seolah gue adalah manusia laba laba. Kenapa lagi nih orang ??.
Sesampainya.
"Cak, yukk naik sampan" tanpa menunggu jawaban gue, Acha menarik tangan gue menuju sampan. Tunggu, tangan Acha kok dingin banget ya ??.
Kami menaiki sampan yang ditunggui seorang bapak bapak.
"Sendirian Dek ??" tanya bapak bapak itu. Gue menatap heran. Udah katarak kali ya ?? jelas jelas di sebelah gue ada Acha. Pas gue mau menimpali, Acha mencegah. "Udah ngga usah dipikirin"
Akhirnya kami menaiki sampan.
"Cha, kok hari ini aneh banget ya ??"
"Maksud kamu ??"
"Tadi sopir taksi itu ngga dengerin kamu. Terus bapak itu bilang aku sendiri ?? aku bingung . ."
"Udahlah . .mereka ngga ngerti. Oiya Cak, kamu udah mutusin semua pacar kamu ??"
"Udah Cha, demi kamu aku rela ngelepas mereka"
"Makasih ya Cak. Sekarang aku mau ngehabisin waktu seharian sama kamu disini. Ngga apa kan ??"
"Ya ngga papa lah Cha"
Kami tersenyum.
Setelah menaiki sampan, gue dan Acha bermain ayunan. Lalu ketawa tawa ngga jelas. Setengah hari sudah kami habiskan untuk bermain. Gue capee banget. Acha duduk di rerumputan sementara kepala gue berada di pangkuannya.
"Kamu mau tau impian ku sejak kecil ??" kata gue.
"Apa ??"
"Menikah"
"Ha ?? aneh banget impian kamu. Semua orang kan pasti akan menikah"
"Ya emang aneh. Jadi dulu waktu kecil aku pernah dateng ke pernikahan tante sama om. Mereka bener bener jadi raja dan ratu di acara itu. Om keliatan gagah sementara tante sangat anggun. Mereka mengikat janji sehidup semati. Lalu Om menyematkan cincin ke jari tante. Bener bener romantis. Dan aku mau kita juga kaya gitu suatu saat nanti"
Acha menerawang. "Kamu yakin mau ngejalanin itu sama aku ??"
"Yakin lah. Kamu yang terbaik Cha"
"Tapi . .kalo seandainya aku pergi jauh dan ngga akan ketemu kamu lagi ?? gimana ??"
Gue terheran. "Aku bakal susul kamu kemanapun. Apapun bakal aku lakuin supaya bisa sama kamu"
"Apapun Cak ??"
"Iya, apapun"
"Makasih ya Cak. Aku cinta kamu"
"Love you to"
Mungkin karna lelah karna perjalanan dari Jogja ditambah maen maen di telaga. Akhirnya gue terlelap.
Pas gue bangun, hari udah gelap. Udah malam ternyata. Tapi ada yang aneh . .Acha !! dia udah ngga ada di tempat. Kepala gue juga bersandar di rumput, bukan di pangkuan Acha kaya tadi. Gue berusaha mencari, tapi ngga ketemu.
"Cari siapa Dek ??" tanya bapak bapak tadi.
"Cari cwe yang tadi sama saya Pak. Bapak liat ??"
Bapak tersebut kembali menatap gue aneh."Bukannya kamu kesini sendiri ??"
"Aduh bapak, jangan becanda deh. Jelas jelas tadi saya kesini sama cwe pake baju putih. Rambutnya sebahu. Dia juga naik sampan sama saya tadi"
"Siapa yang becanda ?? dari tadi saya ngga liat siapapun disamping kamu. Kamu ngelantur mungkin"
Gue tercekat. Raut bapak tadi ngga menunjukan kebohongan. Gue bergidik seketika. Secepatnya gue langsung pergi ke rumah Acha.
Di rumah Acha, terlihat jelas keramaian disana. Dan tunggu . . ada bendera kuning. Gue mendekat dengan perasaan ngga karuan.
"Ada apa ini ??"
Salah satu dari kerumunan orang itu mendekati gue. Dia Irsyad.
"Syad, apa yang terjadi ??"
"Acha meninggal Sob"
"Apa ?? ngga mungkin Syad, 3 jam yang lalu gue baru aja sama dia. Kami ke telaga bareng"
"Jangan ngelindur deh loe. Acha meninggal semalem. Dan hari ini diadain tahlilan"
"Tapi . .tapi kenapa ?? gue ngga ngerti ??"
"Pas loe pergi ke Jogja, Acha ngejalanin operasi untuk kakinya yang terkena kanker tulang. Tapi sayang, operasi itu ngga berhasil. Dan . .yang loe liat ?? Acha udah ngga ada"
"....."
"Dia nitipin ini sama loe" Irsyad menyerahkan biolanya.
"Di dalem itu ada surat" lanjutnya.
Gue merasakan separuh jiwa gue pergi.
Terima kasih Tuhan atas perasaan cinta yang kau anugrahkan
Mempertemukan perbedaan dalam suatu perjalanan cinta.
Menghapus kehampaan saat hati dalam kesendirian.
Makasih ya Cakk, karna kamu udah mau mencintai cwe cacat seperti aku.
Aku ngga bisa memberi kamu apa apa.
Aku ngga bisa menemani kamu meraih impian kamu.
Oia, makasih untuk hari ini.
Aku puas banget udah ngehabisin waktu sama kamu.
Salam cinta, Acha
Airmata gue mengalir deras pas baca surat dari Acha. Sekarang gue tau kenapa sopir taksi itu ngga mendengar pas Acha ngomong. Kenapa sopir taksi itu menatap gue heran pas gue sedang berbicara dengan Acha,. Dan . . kenapa bapak penjaga telaga itu bilang kalo gue sendirian ??? itu. . itu semua karna gue jalan bareng hantu !!.
Gue ngga peduli hari esok, lusa ato selanjutnya. Gue bener2 shock. Gue inget janji gue pas di taman. Gue buka biola Acha . .semakin gue sedih. Secepatnya gue raih obat obat di kotak P3K. obat berbagai macam punya nyokap gue yang gue sendiri ngga tau itu apa. Tanpa berpikir apapun, gue teguk semua obat itu dalam sekali telan. Dada gue sesak, perut gue panas. Tapi gue seneng, karna sebentar lagi gue ketemu Acha. Gue akan ngebuktiin kalo cinta gue ke dia itu apa adanya. Gue bakal susul kemanapun dia pergi . .
* * *
GABRIEL-ANDAI GUE BISA MEMUTAR WAKTU
Udah seminggu, gosip tentang gue sama Sivia ngga kunjung surut juga. Dan selama itu pula, Zeva selalu jutek ke gue. Gue bingung kudu ngapain.
Author P.O.V
Suatu hari
"Ze, Iyel mana ??" tanya Via.
"Iyel nya lagi kecapean. Ngapain loe nyariin dia ??"
"Gue ada janji sama Iyel. Kami mau ngadain konfrensi pers buat bilang ke semua kalo kita ngga ada apa apa"
"Kan gue bilang Iyelnya lagi tidur"
"Gue kan udah ada janji. Bangunin gih, loe kan managernya"
"Ngga, justru karna gue managernya gue mau Iyel istirahat"
"Loe ngeyel banget sih ??" sungut Via.
"Loe yang bandel"
"Apaan nih ??" seru seorang yang tengah diributkan. Gabriel.
"Nih, manager loe kampungan banget sih ??"
"Kok gue sih ??"
"Kenapa Vi ??" tanya Gabriel.
"Ini, dia ngalang ngalangin gue buat ketemu loe. Padahal kan kita ada janji. Eh malah ngga percaya dia"
"Tapi kan loe kecapean Yel ??" bela Zeva.
"Gue emang ada janji sama Via kok Ze, gue berangkat ya"
"Tapi Yel ??"
"Yukk ahh . .ntar telat !!" Via menggandeng tangan Iyel dan menatap sinis ke Zeva. Membuat Zeva semakin sesak.
"Loe mau ngapain Ze ??" tanya Sion pas Zeva sedang mengobrak abrik meja buffet di kamar itu. Saat itu mereka lagi di hotel. Karna Silverband lagi show di Bandung.
"Gue mau nyari bukti kalo diantara Iyel sama Via ngga ada apa apa" jawab Zeva tanpa menoleh.
Cukup lama Zeva mengobrak abrik buffet. Sampai dia kurang berhati hati dan menyenggol sesuatu dan berbunyi . . .PRANGGGG !! sewaktu benda tersebut jatuh ke lantai.
"Apaan tuh ??" seru Ivan.
"Kagak tau gue juga"
Ngga lama setelah itu, muncul Iyel.
"Apaan nih ??" Iyel mendekat.
"Sori Yel gue ngga sengaja" ucap Zeva.
"Astagaa Ze ?? ini kan mug pemberian Sivia buat ulang tahunnya Keke. Mug ini berharga banget Ze ??? kenapa loe pecahin ??"
"Maaf Yel, gue beneran ngga bermaksud"
"Gue tau loe cemburu liat gue sama Via. Makanya loe ngancurin barang pemberiannya dia kan ?? cara loe aneh tau ngga ??!!!!" bentakan Iyel membuat airmata Zeva mengalir.
"Yel . ."
"Ahh . .bete gue disini !!" kata Iyel sembari berbalik dan melangkah pergi.
"Ze . .sabar ya ? Iyel ngga serius kok sama kata katanya" hibur Rizky.
"Ngga serius gimana ?? jelas tadi dia marah banget"
"Ze . ."
"Gue berhenti jadi manager kalian"
"Ha ?? tapi kenapa ?? karna Iyel tadi ??"
"Bukan Yon, tapi . .tapi gue ngga tahan kalo harus liat Iyel sama Via"
"Tapi Ze kita masih butuh loe ??"
"Sori Guys. Gue udah pamit ke Pak Arlan dan beliau mau nyariin kalian manager baru yang gue yakin bakal lebih baik dari gue"
"Tapi Ze . .pliss jangan pergi"
"Gue bakal balik ke Surabaya besok pagi. Thanks ya semua"
Personel Silverband saling menatap satu sama lain.
Malamnya Zeva berpamitan ke semua personel kecuali Iyel. Iyel belum pulang sejak peristiwa tadi. Hapenya pun ngga aktif. Sampai pagi datang, ngga ada kabar juga dari Iyel. Zeva putus asa. Dia menganggap Iyel udah ngga mau maafin dia lagi.
"Guys, sampein salam gue sama Iyel ya. Bilang juga kalo gue minta maaf atas kejadian kemaren" pamit Zeva sebelum berangkat. Silverband ngga bisa nganter karna mau ada acara bareng management dan Pak Arlan selaku produser mereka.
"Maaf ya Ze kita ngga bisa nganter. Sesering mungkin loe kudu kesini" ujar Sion. Zeva tersenyum dan menaiki taksi setelah kendaraan tersebut datang.
Tepat setelah taksi Zeva melaju, sebuah motor Tiger hitam datang.
"Kalian ngapain disini ??" tanyanya heran.
"Zeva ngundurin diri jadi manager kita gara2 dia ngerasa bersalah sama loe kemaren"
"Apa ?? terus Zeva kemana ?? gue udah maafin kok"
"Sekarang Zeva lagi dalam perjalanan ke airport. Dia balik ke Surabaya. Lagian loe sejak semalem di telpon ngga aktif"
"Hape gue lowbatt Sob"
"Yel, loe kan juga punya rasa yang sama kaya Zeva. Sekarang loe ungkapin deh. Gue yakin dia bakal terima loe apa adanya. Dia cwe yang hebat dan dia pantes buat loe" nasehat Sion. Gabriel berpikir sebentar. Lalu menaiki motornya dan melaju cepat menuju bandara.
Di perjalanan, Iyel memacu motornya dengan kecepatan maksimal. Sampai dari arah tikungan, muncul mobil pick up. Iyel kaget dan ngga mampu menghindar. Ban motornya selip. Iyel terguling guling di aspal. Helmnya terlempar jauh. Dia ngga sadarkan diri.
"Iyel . . bangun Yel" isak Zeva. Dia ngga jadi berangkat karna dikabarin Sion kalo Iyel kecelakaan dalam perjalanan menuju bandara buat nyusul dia.
Mata Iyel bergerak dan perlahan terbuka. "Ze, ze maafin gue karna gue udah kasar sama loe"
"Ngga papa Yel. Gue yang egois. Kalo aja gue ngga pergi segala ke Surabaya, pasti loe ngga akan kaya gini"
"Bukan salah loe Ze. Gue susul loe ke airport cuma mau bilang kalo gue sayang sama loe. Maaf gue sempet nolak loe dulu. Gue munafik. Gue nolak loe karna ada alesannya Ze, bukan karna gue ngga suka sama loe"
"Terus apa alesannya ??"
"Karna gue ngerasa ngga pantes sama loe. Loe kaya sedangkan gue kere waktu itu"
"Ya ampun Yel, kok pikiran loe pendek banget sih ?? loe kan udah kenal gue sejak dulu dan gue ngga peduli sama keadaan loe. Gue tetep sayang sama loe"
"Beneran Ze ??"
"Iya bener"
"Tapi loe kudu janji satu hal ?"
"Apa ??"
"Loe jangan ngundurin diri. Tetep jadi manager buat band gue. Dan tentunya. . .manager buat hati gue"
"Ihh . .apaan sih ?? iya deh. Gue janji"
Zeva, Iyel dan semua personel Silverband saling melempar senyum.
* * *
-TAMAT-
Suatu hari
"Ze, Iyel mana ??" tanya Via.
"Iyel nya lagi kecapean. Ngapain loe nyariin dia ??"
"Gue ada janji sama Iyel. Kami mau ngadain konfrensi pers buat bilang ke semua kalo kita ngga ada apa apa"
"Kan gue bilang Iyelnya lagi tidur"
"Gue kan udah ada janji. Bangunin gih, loe kan managernya"
"Ngga, justru karna gue managernya gue mau Iyel istirahat"
"Loe ngeyel banget sih ??" sungut Via.
"Loe yang bandel"
"Apaan nih ??" seru seorang yang tengah diributkan. Gabriel.
"Nih, manager loe kampungan banget sih ??"
"Kok gue sih ??"
"Kenapa Vi ??" tanya Gabriel.
"Ini, dia ngalang ngalangin gue buat ketemu loe. Padahal kan kita ada janji. Eh malah ngga percaya dia"
"Tapi kan loe kecapean Yel ??" bela Zeva.
"Gue emang ada janji sama Via kok Ze, gue berangkat ya"
"Tapi Yel ??"
"Yukk ahh . .ntar telat !!" Via menggandeng tangan Iyel dan menatap sinis ke Zeva. Membuat Zeva semakin sesak.
"Loe mau ngapain Ze ??" tanya Sion pas Zeva sedang mengobrak abrik meja buffet di kamar itu. Saat itu mereka lagi di hotel. Karna Silverband lagi show di Bandung.
"Gue mau nyari bukti kalo diantara Iyel sama Via ngga ada apa apa" jawab Zeva tanpa menoleh.
Cukup lama Zeva mengobrak abrik buffet. Sampai dia kurang berhati hati dan menyenggol sesuatu dan berbunyi . . .PRANGGGG !! sewaktu benda tersebut jatuh ke lantai.
"Apaan tuh ??" seru Ivan.
"Kagak tau gue juga"
Ngga lama setelah itu, muncul Iyel.
"Apaan nih ??" Iyel mendekat.
"Sori Yel gue ngga sengaja" ucap Zeva.
"Astagaa Ze ?? ini kan mug pemberian Sivia buat ulang tahunnya Keke. Mug ini berharga banget Ze ??? kenapa loe pecahin ??"
"Maaf Yel, gue beneran ngga bermaksud"
"Gue tau loe cemburu liat gue sama Via. Makanya loe ngancurin barang pemberiannya dia kan ?? cara loe aneh tau ngga ??!!!!" bentakan Iyel membuat airmata Zeva mengalir.
"Yel . ."
"Ahh . .bete gue disini !!" kata Iyel sembari berbalik dan melangkah pergi.
"Ze . .sabar ya ? Iyel ngga serius kok sama kata katanya" hibur Rizky.
"Ngga serius gimana ?? jelas tadi dia marah banget"
"Ze . ."
"Gue berhenti jadi manager kalian"
"Ha ?? tapi kenapa ?? karna Iyel tadi ??"
"Bukan Yon, tapi . .tapi gue ngga tahan kalo harus liat Iyel sama Via"
"Tapi Ze kita masih butuh loe ??"
"Sori Guys. Gue udah pamit ke Pak Arlan dan beliau mau nyariin kalian manager baru yang gue yakin bakal lebih baik dari gue"
"Tapi Ze . .pliss jangan pergi"
"Gue bakal balik ke Surabaya besok pagi. Thanks ya semua"
Personel Silverband saling menatap satu sama lain.
Malamnya Zeva berpamitan ke semua personel kecuali Iyel. Iyel belum pulang sejak peristiwa tadi. Hapenya pun ngga aktif. Sampai pagi datang, ngga ada kabar juga dari Iyel. Zeva putus asa. Dia menganggap Iyel udah ngga mau maafin dia lagi.
"Guys, sampein salam gue sama Iyel ya. Bilang juga kalo gue minta maaf atas kejadian kemaren" pamit Zeva sebelum berangkat. Silverband ngga bisa nganter karna mau ada acara bareng management dan Pak Arlan selaku produser mereka.
"Maaf ya Ze kita ngga bisa nganter. Sesering mungkin loe kudu kesini" ujar Sion. Zeva tersenyum dan menaiki taksi setelah kendaraan tersebut datang.
Tepat setelah taksi Zeva melaju, sebuah motor Tiger hitam datang.
"Kalian ngapain disini ??" tanyanya heran.
"Zeva ngundurin diri jadi manager kita gara2 dia ngerasa bersalah sama loe kemaren"
"Apa ?? terus Zeva kemana ?? gue udah maafin kok"
"Sekarang Zeva lagi dalam perjalanan ke airport. Dia balik ke Surabaya. Lagian loe sejak semalem di telpon ngga aktif"
"Hape gue lowbatt Sob"
"Yel, loe kan juga punya rasa yang sama kaya Zeva. Sekarang loe ungkapin deh. Gue yakin dia bakal terima loe apa adanya. Dia cwe yang hebat dan dia pantes buat loe" nasehat Sion. Gabriel berpikir sebentar. Lalu menaiki motornya dan melaju cepat menuju bandara.
Di perjalanan, Iyel memacu motornya dengan kecepatan maksimal. Sampai dari arah tikungan, muncul mobil pick up. Iyel kaget dan ngga mampu menghindar. Ban motornya selip. Iyel terguling guling di aspal. Helmnya terlempar jauh. Dia ngga sadarkan diri.
"Iyel . . bangun Yel" isak Zeva. Dia ngga jadi berangkat karna dikabarin Sion kalo Iyel kecelakaan dalam perjalanan menuju bandara buat nyusul dia.
Mata Iyel bergerak dan perlahan terbuka. "Ze, ze maafin gue karna gue udah kasar sama loe"
"Ngga papa Yel. Gue yang egois. Kalo aja gue ngga pergi segala ke Surabaya, pasti loe ngga akan kaya gini"
"Bukan salah loe Ze. Gue susul loe ke airport cuma mau bilang kalo gue sayang sama loe. Maaf gue sempet nolak loe dulu. Gue munafik. Gue nolak loe karna ada alesannya Ze, bukan karna gue ngga suka sama loe"
"Terus apa alesannya ??"
"Karna gue ngerasa ngga pantes sama loe. Loe kaya sedangkan gue kere waktu itu"
"Ya ampun Yel, kok pikiran loe pendek banget sih ?? loe kan udah kenal gue sejak dulu dan gue ngga peduli sama keadaan loe. Gue tetep sayang sama loe"
"Beneran Ze ??"
"Iya bener"
"Tapi loe kudu janji satu hal ?"
"Apa ??"
"Loe jangan ngundurin diri. Tetep jadi manager buat band gue. Dan tentunya. . .manager buat hati gue"
"Ihh . .apaan sih ?? iya deh. Gue janji"
Zeva, Iyel dan semua personel Silverband saling melempar senyum.
* * *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar