OIK P.O.V
Aku memutuskan untuk mengunci hatiku rapat rapat kepada seseorang yang bernama Cakka. Sejak kejadian malam itu, aku mencoret namanya. Aku pindah namanya di bagian tengah lembaran buku hatiku. Hatimu memang aku anggap sebuah buku besar. Yang penuh dengan daftar orang orang yang memenuhi hidupku. Di halaman pertama, aku tulis nama Tuhan dan kedua orang tua. Karna tanpa mereka, aku tak akan bisa hidup. Bagian tengah aku tulis nama orang yang ku benci. Karna bagian tengah gampang disobek dan dibuang. Lalu di bagian belakang, kutulis nama sahabat sahabatku. Sivia, Agni, Shilla, Ify, Aren, Acha, Zevana. Karna sahabat menemaniku sampai aku tiada. Sampai aku menutup lembaran buku hatiku. Dari awal sampai akhir lembaran buku hatiku.
Dan di bagian tengah itulah, nama Cakka tertoreh jelas. Satu satunya orang yang kubenci dalam hidupku. Sungguh betapa sakitnya sewaktu aku mendengar percakapan Cakka. Seketika, semua kekagumanku padanya sirna. Aku berjanji ngga akan pernah memaafkan dia lagi. Aku adalah tipe orang yang mudah memaafkan. Tapi entah, masalah Cakka ini berbeda. Baru pertama kali aku disakiti. Dan itu oleh orang yang kuharapkan bisa menjaga hatiku.
Tapi aku belum bisa memastikan. Apa nama Cakka di bagian tengah buku hatiku akan tergantikan oleh nama orang lain ??
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Drrttt..drrtttt
From : Obiet
Ik, ntar sore jalan ke café hijau daun yukk
Kami menyebut café serba hijau itu sebagai café hijau daun. Entah siapa yang memulai. Tapi lebih familiar dengan sebutan itu.
To : Obiet
Oke ^^
Sudah berapa lama ya sejak kejadian malam itu ?? sejak aku mengenal Obiet ?? sekitar 3 bulanan. Kami semakin dekat. Aku akui, aku memiliki sedikit rasa padanya. Obiet lembut, kalem. Sama sepertiku. Ngga macem macem juga. aku yakin dia baik. Jauh lebih baik daripada Cakka. Ya Cakka lagi. Keliatannya aku harus secepatnya mengubur segala tentang Cakka. Walau nyatanya, cinta pertama memang sulit dilupakan.
Kata Zevana, Obiet juga menyukai aku. Tapi sampai sekarang, dia belum mengungkapkan perasaannya padaku. Entah kapan, kata Zeva aku harus setia menunggu.
Rahasia tentang Cakka masih tersimpan rapat antar aku dan Zevana.
Aku sedang bersiap siap di depan cermin kala ponselku berdering. Ada telpon masuk.
Private number
Calling..
Siapa ya ?? akhir akhir ini sering sekali dia menelpon. Entah orang yang sama atao bukan. Setiap kuangkat, dia ngga berbicara. Tapi ngga langsung menutup telponnya. Baru setelah aku bicara, sambungan terputus. Aku penasaran. Tapi lama lama terganggu juga. makanya ngga pernah aku angkat telpon itu.
Drrtt..drrtt
Ada sms. Palingan dari Obiet.
From : 085199800818
Tak ada pesan yang ditampilkan
Ada lagi keanehan. Nomer ini bolak balik mengirimkan aku dengan pesan kosong. Pernah aku membalas dan tanya siapa dan apa maksudnya. Tapi dia ngga membalas lagi. Kucoba menelpon, tapi selalu tak aktif. Aneh memang.
TINN3x
Lamunanku buyar kala mendengar klakson mobil Obiet. Segera aku keluar rumah. Aku ngga mau membuat Obiet menunggu lama.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
“Neng, ada yang ngirim bunga anggrek buat non Oik” ucap bibik saat aku baru bangun tidur.
“Dari siapa Bik ??” aku menerima booket bunga favoritku. Anggrek putih.
“Ngga tau non. Yang nganter kesini orang dari kios bunga. Katanya special buat non Oik”
“Oh yaudah deh. Makasih ya Bik” bibik melangkah keluar kamarku. Aku memperhatikan booket bunga itu. ngga ada yang aneh. Ngga ada pesan dari si pengirim. sIni pertama kalinya aku mendapat kiriman bunga. Sungguh penasaran. Siapakah yang mengirim ?? apa Obiet ?? hmm..mungkin. daripada penasaran, lebih baik aku telpon Zeze.
“Halo Ze, Obiet ngirim bunga ke aku ngga ??” tanya ku saat telpon tersambung.
“Hah ?? mmm…ngga tau. Emang kenapa Ik ??”
“Ada yang ngirimin booket anggrek putih ke aku. Siapa ya ???”
“Wah ngga tau tuh. Emang ga ada identitas pengirimnya ??”
“Ngga”
“Eh Ik, jangan dibuang ya bunganya”
“Kenapa Ze ?? ngga akan aku buang kok. Secara anggrek putih itu bunga favoritku”
“Ngga papa kok. Suatu saat pasti kamu tau siapa pengirimnya”
“Ze..”
Tuuttttt…putus ?? Zevana kah yang memutuskan telpon kami ??
Makin bertambah bingung aku.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
“Gue dapet bocoran. Tapi bisa dipercaya ngga ya ?” tanya Ify pas kami lagi ada di depan ruang ujian. Aku, Zevana, dan Acha seruangan. Ify , Agni, Shilla dan Aren berbeda ruang.
“Jangan dipercaya Fy. Ntar salah malah loe yang repot. Percaya diri aja kali”
“Setuju”
“Berisik ah. Belajar” omel Shilla.
Saat kami kembali diam, seseorang melewati tempat kami. Aku mengangkat wajah. Merasa familiar dengan wangi parfumnya.
Cakka.
Dia melewati tempat magentha duduk. Cakka menatapku terus. Aku ngga bisa menerima tatapannya. Segera ku tundukkan kepala. Aku sempat melirik Zeva. Dia malah menatap Cakka sedih. Kenapa ??
“Ckck..Cakka pake parfum apa sih ?? bau-nya cool banget” komen Acha.
“gue bilangin Ozy lho” ancem Ify.
“Dihh braninya ngadu. Lagian gue ngga beneran kok”
“Sssttt Acha Ify !! gue iket loe berdua. Debat mulu” bentak Shilla. Ify dan Acha langsung mingkem.
Deretan tulisan di buku Bahasa Indonesia yang aku baca ngga ada satupun yang bisa dicerna otakku. Pikiranku tak bisa lepas dari Cakka sejak pertemuan singkat kami barusan. Aku mulai meragukan kebencianku terhadap Cakka. Sakit hati bisa ingat dia hanya memanfaatkan aku dan Zeva. Tapi jika berpapasan langsung, hatiku berdesir. Apa mungkin aku masih menyukai orang yang sudah jelas jelas melukaiku ??
Bel masuk berdentang. Tanda ujian hari pertama akan segera dimulai. Kami berdoa bersama sebelum masuk ruangan masing masing. Aku harus secepatnya menghilangkan pikiranku tentang Cakka.
Saat aku melangkah menuju tempat dudukku, Zevana menarik lenganku.
“Loe masih suka sama Cakka ??”tanyanya tegas.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Pertanyaan Zeva ngga aku jawab karna pengawas keburu datang memasuki ruangan kami. Sepanjang waktu ujian pun, Zeva mencuri pandang kearahku dengan tatapan tajam. Aku tak mengerti. Karna itu juga aku ngga begitu konsentrasi mengerjakan soal bahasa indonesia di depanku. Kenapa ya sikap Zeva seolah dingin kepadaku ? apa ada yang salah ??
Pertanyaan Zeva tadi menggantung di benakku sampai aku pulang. Apa bener aku masih menyukai Cakka ?? entahlah. Aku belum bisa memastikan.
Obiet.
Dia lembut dan aku yakin dia sanggup menjaga hatiku.
Tapi..
Cakka.
Walaupun dia sudah menyakiti dan membuatku kecewa, tapi dia adalah cinta pertamaku. Yang sangat sulit membuatku lupa padanya. Sejak kelas 1 SMA aku memendam rasa suka padanya. Yang baru beberapa bulan lalu bisa kesampaian dekat dengannya. Akan tetapi baru beberapa waktu lalu juga aku mengetahui siapa dia sebenarnya.
Aku menarik nafas dalam dalam. Sesak jika mengingat percakapan Cakka dulu. Dia menjadikanku bahan taruah bersama teman temannya. Pikiran ku melayang pada saat dulu. Jika aku ngga mendengarkan percakapan mereka, sudah pasti Cakka berhasil membawaku ke suatu tempat dan melakukan misinya untuk memenangkan taruhan. Hmmm…apa pantas kesalahannya yang dulu dimaafkan ??
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar