Gadis itu, masih setia berdiri di tempatnya. Aku ngga tau siapa dia. Kala aku dateng ke Semarang untuk liburan ke rumah sepupuku, Rizky. Disanalah aku nemuin keanehan. Awalnya sih aku ngga ngeh, tapi setelahAku kuperhatiiin, memang aneh. Sangat aneh. Disana, di depan gang yang selalu ku lewatin jika akan ke rumah Rizky. Aku ngeliat gadis itu, dia berdiri dengan pandangan yang mengarah ke jalanan menuju kota. sendiri ngga tau apa yang aneh dengan jalanan itu. Tapi dari tingkah dan ekspresi mukanya, gue bisa nebak kalo gadis itu sedang menunggu seseorang. Tapi masalahnya siapa yang dia tunggu ?? oke itu bukan urusanku. Tapi yang aneh dan bikin aku penasaran, hampir setiap sore menjelang malam, gadis itu selalu stay di depan gang itu dengan ekspresi yang sama setiap aku memandangnya. Aku penasaran. Apa yang gerangan yang membuat gadis itu tahan begitu lama berdiri menanti sesuatu yang tak pasti ??.
“Namanya Ify. Dia memang rada stress” jawab Rizky ketika aku menanyai nama gadis itu.
“Stress kenapa ??”
“Mbuh lah, aku be ora ngerti” Rizky cuek menanggapi pertanyaanku dengan jawa khasnya.
“….”
“Udahlah Yo, ngga penting banget kamu ngurusin orang gila kaya dia” timpal Rizky.
Tapi aku begitu penasaran. Entah mengapa. Setiap menatapnya, aku melihat sebersit sinar kesedihan yang tak dapat disembunyikan dari wajahnya yang lumayan manis. Tatapan yang begitu lembut. Dan satu lagi yang aneh, setiap berdiri menanti, dia memeluk sebuah jaket kulit berwarna coklat tua. Sudah jelas jaket lelaki. Apakah dia menanti kekasihnya ?? ahh sayang Rizky tak bersedia memberi tau.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Sore itu aku memutuskan untuk berjalan jalan sendiri. Rizky pergi memancing. Dia sudah mengajakku, tapi ku tolak karna aku tak begitu suka memancing.
Saat melewati gang tersebut, aku melihat Ify sudah ada di tempatnya. Jam berapa sekarang ?? aku melirik jam di tanganku. Baru jam setengah 5. Dari pantauanku, Ify berdiri mulai jam 5 sore dan pulang pada jam 9 malam. Aku tak mengerti. Aku ingin sekali bertanya pada gadis itu, tapi aku takut kehadiranku malah mengacaukan keasikan gadis itu.
Aku menoel bahu seorang anak kecil yang tengah bermain di jalanan. Anak itu menoleh padaku.
“ana apa mas ??” tanya dalam logat jawa.
“Dek, boleh numpang tanya ngga ??”
“Ohh boleh boleh…monggoh”
“Ify itu berdiri disitu terus lagi nungguin siapa sih ??” tanyaku sembari menunjuk Ify. Bocah yang kutanyai bukannya menjawab malah memperhatikan wajahku dengan seksama. Aku saliting sedikit. Apakah ada yang aneh denganku ??.
“Hey, kenapa ka. . .”
“Cabutttt.. . .!!” bocah ingusan itu mengkomandani teman temannya untuk segera pergi menjauh dari tempatku, sebelum aku menyelesaikan kalimatku. Bahkan sebelum bocah itu menjawab pertanyaanku. Ahh aku benar benar dibuat bingung oleh keadaan disini.
“Rio !!” seru seseorang. Aku menoleh.
“Rizky ?? kamu udah pulang ??” ternyata Rizky yang memanggilku, dia menaruh tangannya dipundakku.
Kami berjalan bersama menuju rumah. Sesekali aku menoleh ke tempat Ify berdiri.
“Kamu ngapain sih ?? masih penasaran sama Ify ??” Rizky sepertinya mengetahui isi otakku.
“Tau aja kamu. Iya aku penasaran banget. Ada apa sih ?? kenapa kamu ngga mau kasih tau aku ??” protesku.
“bukannya aku mau merahasiakan dari kamu, tapi dasarnya aku memang ngga tau apa yang terjadi sama Ify. Aku ngga begitu mengenalnya”
“Kenapa begitu ??”
“Terakhir aku meninggalkan kampung ini ya waktu aku kuliah di Jogja, sama kamu. 2 tahun aku ngga pulang kesini, otomatis aku ngga mendengar kabar apapun di desa ini. Begitu pulang beberapa bulan lalu, semuanya sudah berubah. Termasuk ya Ify ini…” jelas Rizky.
“Lalu apa warga disini ngga menceritakan ke kamu ??”
Rizky menggeleng. “Bukan mereka ngga mau, tapi aku yang engga bertanya”
“Kenapa ??”
“Itu semua bukan urusanku Yo, udahlah…Ify bukan sesuatu yang penting bagimu kan ??” Rizky mengalihkan pembicaraan kami dengan menceritakan tentang pacar barunya, Dea yang tampaknya semakin dekat dengannya. Aku tak begitu mendengar jelas curhatan sepupuku. Pikiranku terus melayang pada gadis di depan gang, Ify.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Sore itu aku kembali berjalan jalan. Kini aku bertekad untuk mencari tahu sendiri apa yang terjadi pada Ify. Pertama tama aku bertanya dahulu pada seorang ibu ibu yang sedang menggosip di warung, aku bertanya alamat rumah Ify. Ibu ibu tersebut bersedia menjelaskan walau dengan ekspresi yang sulit di terka. Apa ya ?? aneh dan. . .menyeramkan.
Aku dibuat sedikit terkejut karna untuk mencapai rumah Ify, aku harus melewati gang yang tempat Ify berdiri. Ternyata rumahnya ada di dalam gang. Tanpa ragu, aku berjalan kearah gang tersebut. Ify masih setia di tempatnya sembari memeluk jaket kulit itu.
“permisi…” aku meminta ijin secara lembut ke Ify supaya gadis itu memberikan jalan untukku melewati gang tersebut. Ify menoleh padaku. Tatapannya dingin menusuk. Dia menatapku begitu lama, hingga aku bisa melihat buliran airmata mengalir di pelupuk matanya. Aku terheran heran sendiri. Sedangkan di sekitar, bisa kudengar ibu ibu warung membicarakan sesuatu sembari menunjuk kearahku. Ada apa ini ??.
PLUSHHH. . .satu lagi keajaiban yang bikin aku terkejut bukan main. Ify memelukku. Yapp memelukku dengan sangat eratnya.
“Ehem. . maaff” tegurku pelan. Gimanapun aku ngga mau di cap yang engga engga sama warga disitu. Apalagi aku bukan orang asli desa ini.
Teguranki lantas tak membuat pelukan Ify mengendur. Malah justru semakin kencang. Aku bingung setengah mati. Ngga pernah sebelumnya aku menemui situasi yang begitu rumit macam sekarang.
“Gabriel . . .aku kangen banget sama kamu” tunggu, itu suara. . .ya, suara Ify. Sepertinya dia menangis. Tapi dia menyebutku apa tadi ?? Gabriel ?? siapa dia ??.
“Eng. . .maaf ak. .”
Brukkkk. . .belum sempat menyelesaikan kalimatku, aku merasakan pelukan Ify mengendur, tubuhnya pun semakin berat…oh Tuhan, dia pingsan. Secepatnya aku bopong tubuh gadis itu, lalu aku berjalan menuju rumah Ify yang sudah ku ketahui alamatnya.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
“astaga Ify. . . .” pekik seorang wanita setengah baya saat dirinya melihatku menggendong Ify dalam keadaan tak sadar. Kurasa wanita itu ibunda Ify.
“Maaf bu, tadi dia pingsan” ucapku sopan.
“Yasudah, bawa kemari nak” ibu tersebut menunjukkan letak sebuah kamar, kamar Ify. Aku meletakkan tubuh gadis itu di ranjangnya.
“Apa yang terjadi nak ??” tanya wanita itu. Untuk kesekian kalinya, aku ditatap dengan tatapan dingin oleh lawan bicaraku. Pertama bocah kecil, kedua ibu ibu warung, dan ketiga wanita ibunda Ify sendiri. Apa yang salah dengan wajahku ??.
“Eng . .gini bu. . .” aku menjelaskan secara runtut peristiwa tadi. Lengkap tanpa aku kurangi atau aku lebihkan. Selesai bercerita, wanita tersebut mengambil sebuh figura foto yang disimpan di laci meja kecil samping tempat tidur Ify. Beliau menunjukkan figura itu kepadaku, dengan terisak, beliau ceritakan semua awal kejadian yang menyebabkan putrinya bertingkah aneh seperti itu.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Bis Lorena membawaku kembali ke Jogja. Aku memutuskan untuk kembali sebelum masa liburan selesai. Aku tak ingin berlama lama di kampung Rizky. Aku. . .aku ingin menjauh dari tempat itu. Dan kurasa, aku tak akan mengunjungi tempat itu untuk beberapa waktu kedepan.
Cerita bu Gina, mama Ify membuatku merinding. Aku ternganga. Terkejut. Aku tak tau harus menimpali apa semua cerita bu Gina tentang anak satu satunya itu.
Ingatanku melayang pada beberapa hari lalu. Saat bu Gina menceritakan kepadaku tentang anak gadisnya di kamar Ify.
Jantungku berhenti kala melihat figura foto yang diberikan Bu Gina padaku. Didalamnya terdapat sebuah foto lelaki yang tampaknya seumuran denganku. Yang membuatku shock, wajah lelaki itu begitu mirip denganku.
Dan bu Gina mulai menceritakan peristiwa kelam beberapa bulan lalu.
-FLASHBACK-
4 bulan lalu
Sebuah rumah di dalam gang tampak ramai. Rupanya si empunya rumah sedang memiliki hajat. Keluarga tersebut akan menikahkan anak gadisnya dengan putra dari desa sebelah yang juga merupakan seorang pilot. Sang gadis bernama Ify, dan lelakinya bernama Gabriel. Lusa hajatan akbar itu akan dilaksanakan. Semua tak sabar menanti hari bahagia itu, dimana 2 keluarga dipersatukan.
Tapi tampaknya, Tuhan memiliki rencana lain.
“Apa ?? Yel, lusa itu kita menikah, apa kamu ngga bisa cuti barang sehari aja” protes ify. Pagi itu Gabriel sudah menyambangi kediamannya guna meminta ijin pada Ify untuk mengawal penerbangan ke manado.
“Pliss Fy, kamu harus ngerti. Bukannya aku ngga inget akan pernikahan kita, tapi ini profesionalitas pekerjaan Fy” bujuk Gabriel.
“Tapi kenapa musti kamu sih ?? kan masih ada pilot lain ??” tanya ify keras.
“Ify, beberapa pilot udah menerbangkan pesawatnya. Hanya tersisa 2 orang. Pak Imam, pilot yang seharusnya mengawal penerbangan ke Manado, tiba tiba sakit keras. Dan aku sebagai pilot yang tersisa, mau ngga mau harus menjalani tugas ini Fy. Aku mohon kamu ngerti dengan pekerjaan aku. Ini resiko sayang” terang Gabriel lembut.
Ify menekuk mukanya. “terserah kamu deh, yang penting kamu kembali sebelum hari H” tutur Ify.
Gabriel tersenyum senang. “beneran Fy ?? oke. Aku janji akan kembali sebelum kita menikah. Asalkan. . .”
“Asalkan apa ??”
“Asalkan kamu mau menanti kepulanganku di depan gang, nanti kita langsung ke KUA bersama sama. Gimana ??” tawar Gabriel.
“oke, setuju. Aku janji” Keduanya mengaitkan kelingking masing masing.
Sebelum berangkat, ify mengantar gabriel ke tempat kerjanya. Untuk menunjukkan baktinya kepada sang calon suami, Ify membawakan jaket kulit yang akan dibawa Gabriel.
“kamu baik baik ya” pesen Gabriel.
“Harusnya aku yang bilang begitu” balas Ify. Gabriel tersentak begitu melihat jam di arlojinya. Sudah mepet.
“sayang aku pergi dulu ya, dadah, aku akan kembali buat kamu” Gabriel mengecup kening Ify, lalu pergi jauh memasuki kawasan bandara. Ify memandangi Gabriel hingga pesawat yang dikendalikan lelaki itu lepas landas. Ify baru teringat jaket Gabriel masih ada padanya begitu sampai rumah.
“Astaga jaket Iyel” pekiknya.
Tuhan maha Besar. Dia memiliki rencana dan kehendak lain. Pernikahan itu ngga pernah terjadi. Ngga akan pernah.
Karna keesokan paginya, terdengar kabar bahwa pesawat i-lines tujuan Semarang-Manado, hilang akibat amukan badai di laut Sulawesi. Hingga kini, pencarian badan pesawat masih terus di usahakan.
Semua orang tau berita tentang hilangnya pesawat yang dikendalikan Gabriel. Ify pun mengetahuinya. Tapi dia seperti mengalihkan semua berita berita itu. Dia menganggap semua tak benar adanya. Dia berkeyakinan, kekasihnya akan selamat dan kembali padanya, lalu keduanya menikah. Karna itulah Ify setia menepati janjinya pada Gabriel, yakni menungguinya di depan gang. Tangannya pun selalu menggendong jaket kulit yang lupa dikenakan Gabriel sebelum berangkat.
Sudah berjalan 2 bulan sejak kejadian itu. Semua orang-termasuk keluarga Ify dan gabriel- menganggap Gabriel telah tewas bersamaan dengan tak ditemukannya badan pesawat hingga saat ini. Pencarianpun sudah dihentikan 2 hari yang lalu. Keluarga ikhlas menerima. Pernikahan Ify-Gabriel secara otomatis batal. Semua kembali berjalan seperti biasa, layaknya tak pernah ada pesta pernikahan. Dan. .memang tak akan pernah ada.
Namun berbeda dengan Ify. Dia mempunyai keyakinan aneh bahwa Gabriel masih hidup dan segera pulang. Sebelum berangkat, Gabriel memberitahukan Ify bahwa kepulangannya sekitar jam 5 sore. Kalaupun terlambat paling sampai jam 7 malam. Tapi Ify setia menanti hingga malam tiba.
Ngga heran orang orang sekitar menganggap Ify depresi karna ditinggal Gabriel. Beberapa orang-termasuk keluarga Ify dan Gabriel- sudah membujuk dan memberikan pengertian pada Ify bahwa Gabriel ngga akan mungkin kembali, ngga akan. Tapi ify tetep keukeh pada keyakinannya.
-FLASHBACKEND-
Sekarang Rio tau, apa arti tatapa misterius bocah kecil, ibu ibu warung, sampai Bu Gina padanya. Itu karna wajahnya yang begitu mirip dengan Gabriel, calon suami Ify yang telah tiada. Bahkan Ify pun memanggilnya dengan nama Gabriel.
Rio tak habis pikir, begitu setianya Ify dengan seseorang yang sebenarnya tak ada.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Seminggu kemudian, berita duka sekaligus mengejutkan muncul dari desa tempat tinggal Rizky.
>> IFY BUNUH DIRI !!
Yap, tragis memang. Rio sendiri diberitahu Rizky, lalu Bu Gina. Katanya, waktu Bu Gina meninggalkan Ify guna mengambil makanan untuk gadis itu, Ify kalut dan meraih racun tikus yang tergeletak di kolong ranjangnya. Dia teguk habis. Tau tau, Bu Gina kembali dan menemukan anak gadisnya terkapar tak berdaya !!.
Rio benar benar turut prihatin. Dia hanya bisa memanjatkan doa untuk gadis misterius yang membuatnya penasaran.
“ya Tuhan, berikanlah tempat terbaik untuk Gabriel dan kekasihnya, Ify. Persatukanlah mereka di surga sana. Sebagai ganti karna Engkau telah memisahkan mereka di dunia. Dan sebagai upah kesetiaan Ify yang setiap hari berdiri di depan gang guna menanti Gabriel, sosok yang telah tiada, Amin” Rio mengakhiri doanya. Dia memutuskan untuk ngga mengenang gadis di depan gang itu lagi.
Selamat jalan Ify.
^^^^^^^^^^^^^^
Wihhh. . .mistis banget ya ??
Waktu aku nulis ini juga rada` ngeri sendiri.
Keep koment ya :DD
“Namanya Ify. Dia memang rada stress” jawab Rizky ketika aku menanyai nama gadis itu.
“Stress kenapa ??”
“Mbuh lah, aku be ora ngerti” Rizky cuek menanggapi pertanyaanku dengan jawa khasnya.
“….”
“Udahlah Yo, ngga penting banget kamu ngurusin orang gila kaya dia” timpal Rizky.
Tapi aku begitu penasaran. Entah mengapa. Setiap menatapnya, aku melihat sebersit sinar kesedihan yang tak dapat disembunyikan dari wajahnya yang lumayan manis. Tatapan yang begitu lembut. Dan satu lagi yang aneh, setiap berdiri menanti, dia memeluk sebuah jaket kulit berwarna coklat tua. Sudah jelas jaket lelaki. Apakah dia menanti kekasihnya ?? ahh sayang Rizky tak bersedia memberi tau.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Sore itu aku memutuskan untuk berjalan jalan sendiri. Rizky pergi memancing. Dia sudah mengajakku, tapi ku tolak karna aku tak begitu suka memancing.
Saat melewati gang tersebut, aku melihat Ify sudah ada di tempatnya. Jam berapa sekarang ?? aku melirik jam di tanganku. Baru jam setengah 5. Dari pantauanku, Ify berdiri mulai jam 5 sore dan pulang pada jam 9 malam. Aku tak mengerti. Aku ingin sekali bertanya pada gadis itu, tapi aku takut kehadiranku malah mengacaukan keasikan gadis itu.
Aku menoel bahu seorang anak kecil yang tengah bermain di jalanan. Anak itu menoleh padaku.
“ana apa mas ??” tanya dalam logat jawa.
“Dek, boleh numpang tanya ngga ??”
“Ohh boleh boleh…monggoh”
“Ify itu berdiri disitu terus lagi nungguin siapa sih ??” tanyaku sembari menunjuk Ify. Bocah yang kutanyai bukannya menjawab malah memperhatikan wajahku dengan seksama. Aku saliting sedikit. Apakah ada yang aneh denganku ??.
“Hey, kenapa ka. . .”
“Cabutttt.. . .!!” bocah ingusan itu mengkomandani teman temannya untuk segera pergi menjauh dari tempatku, sebelum aku menyelesaikan kalimatku. Bahkan sebelum bocah itu menjawab pertanyaanku. Ahh aku benar benar dibuat bingung oleh keadaan disini.
“Rio !!” seru seseorang. Aku menoleh.
“Rizky ?? kamu udah pulang ??” ternyata Rizky yang memanggilku, dia menaruh tangannya dipundakku.
Kami berjalan bersama menuju rumah. Sesekali aku menoleh ke tempat Ify berdiri.
“Kamu ngapain sih ?? masih penasaran sama Ify ??” Rizky sepertinya mengetahui isi otakku.
“Tau aja kamu. Iya aku penasaran banget. Ada apa sih ?? kenapa kamu ngga mau kasih tau aku ??” protesku.
“bukannya aku mau merahasiakan dari kamu, tapi dasarnya aku memang ngga tau apa yang terjadi sama Ify. Aku ngga begitu mengenalnya”
“Kenapa begitu ??”
“Terakhir aku meninggalkan kampung ini ya waktu aku kuliah di Jogja, sama kamu. 2 tahun aku ngga pulang kesini, otomatis aku ngga mendengar kabar apapun di desa ini. Begitu pulang beberapa bulan lalu, semuanya sudah berubah. Termasuk ya Ify ini…” jelas Rizky.
“Lalu apa warga disini ngga menceritakan ke kamu ??”
Rizky menggeleng. “Bukan mereka ngga mau, tapi aku yang engga bertanya”
“Kenapa ??”
“Itu semua bukan urusanku Yo, udahlah…Ify bukan sesuatu yang penting bagimu kan ??” Rizky mengalihkan pembicaraan kami dengan menceritakan tentang pacar barunya, Dea yang tampaknya semakin dekat dengannya. Aku tak begitu mendengar jelas curhatan sepupuku. Pikiranku terus melayang pada gadis di depan gang, Ify.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Sore itu aku kembali berjalan jalan. Kini aku bertekad untuk mencari tahu sendiri apa yang terjadi pada Ify. Pertama tama aku bertanya dahulu pada seorang ibu ibu yang sedang menggosip di warung, aku bertanya alamat rumah Ify. Ibu ibu tersebut bersedia menjelaskan walau dengan ekspresi yang sulit di terka. Apa ya ?? aneh dan. . .menyeramkan.
Aku dibuat sedikit terkejut karna untuk mencapai rumah Ify, aku harus melewati gang yang tempat Ify berdiri. Ternyata rumahnya ada di dalam gang. Tanpa ragu, aku berjalan kearah gang tersebut. Ify masih setia di tempatnya sembari memeluk jaket kulit itu.
“permisi…” aku meminta ijin secara lembut ke Ify supaya gadis itu memberikan jalan untukku melewati gang tersebut. Ify menoleh padaku. Tatapannya dingin menusuk. Dia menatapku begitu lama, hingga aku bisa melihat buliran airmata mengalir di pelupuk matanya. Aku terheran heran sendiri. Sedangkan di sekitar, bisa kudengar ibu ibu warung membicarakan sesuatu sembari menunjuk kearahku. Ada apa ini ??.
PLUSHHH. . .satu lagi keajaiban yang bikin aku terkejut bukan main. Ify memelukku. Yapp memelukku dengan sangat eratnya.
“Ehem. . maaff” tegurku pelan. Gimanapun aku ngga mau di cap yang engga engga sama warga disitu. Apalagi aku bukan orang asli desa ini.
Teguranki lantas tak membuat pelukan Ify mengendur. Malah justru semakin kencang. Aku bingung setengah mati. Ngga pernah sebelumnya aku menemui situasi yang begitu rumit macam sekarang.
“Gabriel . . .aku kangen banget sama kamu” tunggu, itu suara. . .ya, suara Ify. Sepertinya dia menangis. Tapi dia menyebutku apa tadi ?? Gabriel ?? siapa dia ??.
“Eng. . .maaf ak. .”
Brukkkk. . .belum sempat menyelesaikan kalimatku, aku merasakan pelukan Ify mengendur, tubuhnya pun semakin berat…oh Tuhan, dia pingsan. Secepatnya aku bopong tubuh gadis itu, lalu aku berjalan menuju rumah Ify yang sudah ku ketahui alamatnya.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
“astaga Ify. . . .” pekik seorang wanita setengah baya saat dirinya melihatku menggendong Ify dalam keadaan tak sadar. Kurasa wanita itu ibunda Ify.
“Maaf bu, tadi dia pingsan” ucapku sopan.
“Yasudah, bawa kemari nak” ibu tersebut menunjukkan letak sebuah kamar, kamar Ify. Aku meletakkan tubuh gadis itu di ranjangnya.
“Apa yang terjadi nak ??” tanya wanita itu. Untuk kesekian kalinya, aku ditatap dengan tatapan dingin oleh lawan bicaraku. Pertama bocah kecil, kedua ibu ibu warung, dan ketiga wanita ibunda Ify sendiri. Apa yang salah dengan wajahku ??.
“Eng . .gini bu. . .” aku menjelaskan secara runtut peristiwa tadi. Lengkap tanpa aku kurangi atau aku lebihkan. Selesai bercerita, wanita tersebut mengambil sebuh figura foto yang disimpan di laci meja kecil samping tempat tidur Ify. Beliau menunjukkan figura itu kepadaku, dengan terisak, beliau ceritakan semua awal kejadian yang menyebabkan putrinya bertingkah aneh seperti itu.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Bis Lorena membawaku kembali ke Jogja. Aku memutuskan untuk kembali sebelum masa liburan selesai. Aku tak ingin berlama lama di kampung Rizky. Aku. . .aku ingin menjauh dari tempat itu. Dan kurasa, aku tak akan mengunjungi tempat itu untuk beberapa waktu kedepan.
Cerita bu Gina, mama Ify membuatku merinding. Aku ternganga. Terkejut. Aku tak tau harus menimpali apa semua cerita bu Gina tentang anak satu satunya itu.
Ingatanku melayang pada beberapa hari lalu. Saat bu Gina menceritakan kepadaku tentang anak gadisnya di kamar Ify.
Jantungku berhenti kala melihat figura foto yang diberikan Bu Gina padaku. Didalamnya terdapat sebuah foto lelaki yang tampaknya seumuran denganku. Yang membuatku shock, wajah lelaki itu begitu mirip denganku.
Dan bu Gina mulai menceritakan peristiwa kelam beberapa bulan lalu.
-FLASHBACK-
4 bulan lalu
Sebuah rumah di dalam gang tampak ramai. Rupanya si empunya rumah sedang memiliki hajat. Keluarga tersebut akan menikahkan anak gadisnya dengan putra dari desa sebelah yang juga merupakan seorang pilot. Sang gadis bernama Ify, dan lelakinya bernama Gabriel. Lusa hajatan akbar itu akan dilaksanakan. Semua tak sabar menanti hari bahagia itu, dimana 2 keluarga dipersatukan.
Tapi tampaknya, Tuhan memiliki rencana lain.
“Apa ?? Yel, lusa itu kita menikah, apa kamu ngga bisa cuti barang sehari aja” protes ify. Pagi itu Gabriel sudah menyambangi kediamannya guna meminta ijin pada Ify untuk mengawal penerbangan ke manado.
“Pliss Fy, kamu harus ngerti. Bukannya aku ngga inget akan pernikahan kita, tapi ini profesionalitas pekerjaan Fy” bujuk Gabriel.
“Tapi kenapa musti kamu sih ?? kan masih ada pilot lain ??” tanya ify keras.
“Ify, beberapa pilot udah menerbangkan pesawatnya. Hanya tersisa 2 orang. Pak Imam, pilot yang seharusnya mengawal penerbangan ke Manado, tiba tiba sakit keras. Dan aku sebagai pilot yang tersisa, mau ngga mau harus menjalani tugas ini Fy. Aku mohon kamu ngerti dengan pekerjaan aku. Ini resiko sayang” terang Gabriel lembut.
Ify menekuk mukanya. “terserah kamu deh, yang penting kamu kembali sebelum hari H” tutur Ify.
Gabriel tersenyum senang. “beneran Fy ?? oke. Aku janji akan kembali sebelum kita menikah. Asalkan. . .”
“Asalkan apa ??”
“Asalkan kamu mau menanti kepulanganku di depan gang, nanti kita langsung ke KUA bersama sama. Gimana ??” tawar Gabriel.
“oke, setuju. Aku janji” Keduanya mengaitkan kelingking masing masing.
Sebelum berangkat, ify mengantar gabriel ke tempat kerjanya. Untuk menunjukkan baktinya kepada sang calon suami, Ify membawakan jaket kulit yang akan dibawa Gabriel.
“kamu baik baik ya” pesen Gabriel.
“Harusnya aku yang bilang begitu” balas Ify. Gabriel tersentak begitu melihat jam di arlojinya. Sudah mepet.
“sayang aku pergi dulu ya, dadah, aku akan kembali buat kamu” Gabriel mengecup kening Ify, lalu pergi jauh memasuki kawasan bandara. Ify memandangi Gabriel hingga pesawat yang dikendalikan lelaki itu lepas landas. Ify baru teringat jaket Gabriel masih ada padanya begitu sampai rumah.
“Astaga jaket Iyel” pekiknya.
Tuhan maha Besar. Dia memiliki rencana dan kehendak lain. Pernikahan itu ngga pernah terjadi. Ngga akan pernah.
Karna keesokan paginya, terdengar kabar bahwa pesawat i-lines tujuan Semarang-Manado, hilang akibat amukan badai di laut Sulawesi. Hingga kini, pencarian badan pesawat masih terus di usahakan.
Semua orang tau berita tentang hilangnya pesawat yang dikendalikan Gabriel. Ify pun mengetahuinya. Tapi dia seperti mengalihkan semua berita berita itu. Dia menganggap semua tak benar adanya. Dia berkeyakinan, kekasihnya akan selamat dan kembali padanya, lalu keduanya menikah. Karna itulah Ify setia menepati janjinya pada Gabriel, yakni menungguinya di depan gang. Tangannya pun selalu menggendong jaket kulit yang lupa dikenakan Gabriel sebelum berangkat.
Sudah berjalan 2 bulan sejak kejadian itu. Semua orang-termasuk keluarga Ify dan gabriel- menganggap Gabriel telah tewas bersamaan dengan tak ditemukannya badan pesawat hingga saat ini. Pencarianpun sudah dihentikan 2 hari yang lalu. Keluarga ikhlas menerima. Pernikahan Ify-Gabriel secara otomatis batal. Semua kembali berjalan seperti biasa, layaknya tak pernah ada pesta pernikahan. Dan. .memang tak akan pernah ada.
Namun berbeda dengan Ify. Dia mempunyai keyakinan aneh bahwa Gabriel masih hidup dan segera pulang. Sebelum berangkat, Gabriel memberitahukan Ify bahwa kepulangannya sekitar jam 5 sore. Kalaupun terlambat paling sampai jam 7 malam. Tapi Ify setia menanti hingga malam tiba.
Ngga heran orang orang sekitar menganggap Ify depresi karna ditinggal Gabriel. Beberapa orang-termasuk keluarga Ify dan Gabriel- sudah membujuk dan memberikan pengertian pada Ify bahwa Gabriel ngga akan mungkin kembali, ngga akan. Tapi ify tetep keukeh pada keyakinannya.
-FLASHBACKEND-
Sekarang Rio tau, apa arti tatapa misterius bocah kecil, ibu ibu warung, sampai Bu Gina padanya. Itu karna wajahnya yang begitu mirip dengan Gabriel, calon suami Ify yang telah tiada. Bahkan Ify pun memanggilnya dengan nama Gabriel.
Rio tak habis pikir, begitu setianya Ify dengan seseorang yang sebenarnya tak ada.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Seminggu kemudian, berita duka sekaligus mengejutkan muncul dari desa tempat tinggal Rizky.
>> IFY BUNUH DIRI !!
Yap, tragis memang. Rio sendiri diberitahu Rizky, lalu Bu Gina. Katanya, waktu Bu Gina meninggalkan Ify guna mengambil makanan untuk gadis itu, Ify kalut dan meraih racun tikus yang tergeletak di kolong ranjangnya. Dia teguk habis. Tau tau, Bu Gina kembali dan menemukan anak gadisnya terkapar tak berdaya !!.
Rio benar benar turut prihatin. Dia hanya bisa memanjatkan doa untuk gadis misterius yang membuatnya penasaran.
“ya Tuhan, berikanlah tempat terbaik untuk Gabriel dan kekasihnya, Ify. Persatukanlah mereka di surga sana. Sebagai ganti karna Engkau telah memisahkan mereka di dunia. Dan sebagai upah kesetiaan Ify yang setiap hari berdiri di depan gang guna menanti Gabriel, sosok yang telah tiada, Amin” Rio mengakhiri doanya. Dia memutuskan untuk ngga mengenang gadis di depan gang itu lagi.
Selamat jalan Ify.
^^^^^^^^^^^^^^
Wihhh. . .mistis banget ya ??
Waktu aku nulis ini juga rada` ngeri sendiri.
Keep koment ya :DD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar