Alvin membawa tigernya dengan kencang, pikirannya lagi melayang, apa ini karma ? Kali ini dia merasakan apa yang selama ini Cakka rasakan. Cakka ! Alvin jadi teringat Cakka. Cakka mengancam Ify, Alvin
tidak begitu mengkhawatirkannya karena ia tau Cakka ngga akan mungkin melakukan
hal seperti itu, Alvin yakin itu hanya sebuah ancaman, ia tau adiknya itu
seorang yang cepat emosi dan gampang mengeluarkan kata kata yang sebenernya
ngga akan dia lakukan atau sebuah ancaman. Tapi Alvin ngga habis pikir
mendengar Cakka suka ikutan balapan, Alvin mengenal Cakka seorang yang baik,
ngga pernah buang buang waktu buat hal hal yang ngga penting, dan yang paling
penting, Cakka seorang yang sangat sayang pada ibunya, dia ngga mungkin
kecewain mamahnya itu kecuali memang ada alasan tertentu yang membuat dirinya
melakukan itu. Alvin ngga akan bikin perhitungan sama Cakka mengenai Ify, dia
ngga mau Cakka tau perasaannya, tapi Alvin akan tetap berusaha melindungi Ify.
Yang sekarang akan dia lakukan adalah menyelidiki kegiatan Cakka.
tidak begitu mengkhawatirkannya karena ia tau Cakka ngga akan mungkin melakukan
hal seperti itu, Alvin yakin itu hanya sebuah ancaman, ia tau adiknya itu
seorang yang cepat emosi dan gampang mengeluarkan kata kata yang sebenernya
ngga akan dia lakukan atau sebuah ancaman. Tapi Alvin ngga habis pikir
mendengar Cakka suka ikutan balapan, Alvin mengenal Cakka seorang yang baik,
ngga pernah buang buang waktu buat hal hal yang ngga penting, dan yang paling
penting, Cakka seorang yang sangat sayang pada ibunya, dia ngga mungkin
kecewain mamahnya itu kecuali memang ada alasan tertentu yang membuat dirinya
melakukan itu. Alvin ngga akan bikin perhitungan sama Cakka mengenai Ify, dia
ngga mau Cakka tau perasaannya, tapi Alvin akan tetap berusaha melindungi Ify.
Yang sekarang akan dia lakukan adalah menyelidiki kegiatan Cakka.
Hari ini jadwal Ify mengajar, tadinya Ify ngga mau ngajar tapi Bu Retno keburu sms dia untuk datang, Ify jadi ngga enak. Dia jadi teringat akan hutangnya pada Shilla, ’Oke
Alyssa ! Ngga usah peduliin cowok itu lagi !!!’ batinnya yakin penuh semangat.
Alyssa ! Ngga usah peduliin cowok itu lagi !!!’ batinnya yakin penuh semangat.
Ify berpamitan pada Bu Dwi,
“Mah, Ify pergi dulu ya” pamit Ify pada mamahnya yang sedang baca majalah kartini di ruang TV.
“Mau kemana sih Fy ? Kok sering pergi sore sore ?” tanya Bu Dwi.
Ify bingung mnjawab, ”Eunggg, , , ke rumah temen, akhir akhir ini banyak tugas kelompok Mah”.
”Ya udah deh, pulangnya jangan malem malem ya, kalo mau minta jemput ke Kak Rio aja ya” pesan Bu Dwi. Ify mengangguk.
Ify brjalan mlewati ruang tamu, sedang ada Rio dan Dea.
”Hayo, ngapain ?” goda Ify sambil mengambil sandalnya di rak sepatu.
”Lagi minta ajarin kimia sama kakak kamu, IPA nya pinter banget nih” puji Dea membuat Rio mesam mesem.
”Heu, aneh nih Kak Rio, IPA nya pinter malah mau nglanjutin ke hukum” kata Ify.
”Biarin dong Fy, waktu itu gue mau masuk IPS tapi nilainya lebih gede IPA dan sekolah butuhin gue buat olimpiade SAINS” ujar Rio pede.
”Kan dulu, emang sekarang masih dibutuhin di sekolah yang baru ??” ledek Ify.
”Ih loe anak kecil banyak omong, udah sana pergi, ntar loe telat ngajar loh” kata Rio.
”Ngajar ?” Dea heran. Rio menampar pipinya sendiri.
”Maksud gue belajar kelompok” kata Rio, Dea mengangguk anggukkan kepalanya. Rio dan Ify lega. Ify sempat mendelikki Rio, dan Rio hanya nyengir.
<>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Alvin sedang membersihkan lensa kameranya di teras,
”Sore Kak !” tegur Ify. Alvin terkejut melihat Ify. Matanya ngga berkedip.
”Sore” balasnya dengan wajah masih ngga percaya.
”Ray nya ada kan Kak ?” tanya Ify. Alvin mengangguk, ”Ada ada, masuk aja, dia udah nunggu di belakang”. Ify memasuki rumah Alvin dan berjalan ke gazebo. Ray sudah menanti
Ify.
Ify.
”Kak Ify !! Lama nian kau datang !” seru Ray dengan logat batak(eh iya ngga sih ??).
”Sejak kapan loe jadi orang Batak ?? Haha”
”Sejak kaka ngga ngajar”
”Sori deh, nih gue bawain loe cokelat, mau ??” Ify menyodorkan Ray sebatang cokelat yang sebenernya akan Ify makan nanti.
Ray mengambil cokelat itu dngan girang. ”ASIK !! Sering sering deh ngga masuk, biar dikasih cokelat lagi” kata Ray sambil melahap cokelat milik Ify, Ify meratapi cokelat
satu satunya itu.
satu satunya itu.
”Hu, enak aja loe, udah ah, ayo mulai !” Ify membuka buku Ray dan mengajarinya matematika bab peluang.
Cakka mengambil gitarnya, dia berjalan menuju gazebo, tempat favoritnya buat ngegitar, tapi setelah melihat ada siapa di sana, Cakka balik lagi. Ify sempat melihat Cakka
berbalik tapi dia berhasil menyimpan rasa sakitnya.
berbalik tapi dia berhasil menyimpan rasa sakitnya.
”Kak Ify, masih suka Kak Cakka ?” tanya Ray mengagetkan Ify. ”Hah ?? Ngga tau”.
”Lupain Kak Cakka ya Kak, ada seseorang yang lebih memperhatikan kaka dan Ray rasa orang itu terbaik buat kaka” ucap Ray lebih membuat Ify kaget.
Ify terperangah, ”Ha ? Siapa ?”
”Hehe, ada deh, udah ah lanjut” Ray meneruskan untuk mengerjakan soal, Ify dibuatnya sangat sangat penasaran, ’heuh, siapa ya ? masa temen nya Ray ? temen temen dia kan
masih pada SMP, ah udahlah, paling dia Cuma boong’ pikir Ify.
masih pada SMP, ah udahlah, paling dia Cuma boong’ pikir Ify.
Alvin ragu untuk menghampiri Ify, alhasil dia Cuma nongkrong di depan pintu belakang sambil bawa bawa kamera, buat alibi.
”Kak Alvin ! Sini !” seru Ray yang mengetahui keberadaan Alvin. Alvin gelagapan, ”Eh, iya, eh ngga deng, kakak di sini aja” seru Alvin. Ray senyum senyum sendiri, Ify yang melihat tingkah Ray jadi heran,
”Napa loe senyam senyum sendiri ? Soal ini ngga akan bisa terjawab hanya dengan
senyam senyum ya” kata Ify sok. ”Iya kak”.
”Napa loe senyam senyum sendiri ? Soal ini ngga akan bisa terjawab hanya dengan
senyam senyum ya” kata Ify sok. ”Iya kak”.
Sembari menunggu Ray mengerjakan soal soalnya, Ify iseng memperhatikan Alvin, Alvin yang ngerasa diliatin jadi salting, pipinya udah merah, ’ah ! gue masuk deh’ batinnya sambil
memasuki rumahnya. Ify kaget melihat Alvin tiba tiba pergi, ’jaelah, baru juga
diliatin bentar malah pergi’ batin Ify.
memasuki rumahnya. Ify kaget melihat Alvin tiba tiba pergi, ’jaelah, baru juga
diliatin bentar malah pergi’ batin Ify.
Seselesainya mengajar, Ify menunggu Rio di teras, tadi dia udah sms, seperti biasa, Bu Retno menemaninya.
Saat menunggu, Cakka keluar dari rumah, sudah mengambil ancang ancang untuk menaiki cagivanya. Ify sempat menatapi Cakka, ’mau kemana lagi nih ?’ pikirnya.
”Tan, anak SMA jaman sekarang, terutama cowok, suka banget balapan loh, kayak yang di deket sekolah Ify, banyak banget anak cowok yang ikut balapan” cerita Ify pada Bu
retno. Cakka sontak menatap Ify dibalik helm full face yang kacanya ia buka
sedikit. Ify sempat menangkap tatapan Cakka, ’udah Fy, berani berani’ Ify
meyakinkan dirinya.
retno. Cakka sontak menatap Ify dibalik helm full face yang kacanya ia buka
sedikit. Ify sempat menangkap tatapan Cakka, ’udah Fy, berani berani’ Ify
meyakinkan dirinya.
”Ya ampun, gitu ya Fy ? tante juga ngga suka tuh, awas aja kalo sampe anak anak tante ikutan, ngga akan dikasih ampun deh” ucap Bu Retno. Cakka diam di atas motornya, masih
ingin mndengarkan pembicaraan Ify dan ibunya sampe selesai, memastikan Ify ngga
akan ngebocorin rahasianya.
ingin mndengarkan pembicaraan Ify dan ibunya sampe selesai, memastikan Ify ngga
akan ngebocorin rahasianya.
Sekilas Bu Retno menatap Cakka yang sudah ada di motornya, ”Cakka ! Mau kemana ? Jangan sampe kamu balapan ya !” pesan Bu Retno. Ify tersenyum meskipun hatinya takut kalo
Cakka marah.
Cakka marah.
”Ngga lah” ucap Cakka.
”Terus kamu mau kemana ?”
”Ngga jadi pergi, Cakka inget banyak PR” ucapnya seraya turun dari cagivanya. Lagi lagi Ify tersenyum puas, Cakka mendelikinya, Ify
menunduk.
menunduk.
Tak berapa lama, motor Rio datang, Ify berpamitan pada Bu retno.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Keesokkan harinya, Ify sekolah dengan perasaan was was, entah dorongan apa yang membuat Ify kemaren berani membahas tentang balapan.
Pagi itu, Ify baru melewati gerbang sekolah, Cakka dan cagivanya melewati Ify. Cakka mengklakson motornya saat melewati Ify seheingga Ify kaget, Cakka juga menggas
motornya kencang saat melewati Ify, Ify semakin kaget. Bukan hnya Ify, yang lagi
ada di sekitar situ juga pada kaget, tapi Ify yakin sasaran Cakka itu Ify.
motornya kencang saat melewati Ify, Ify semakin kaget. Bukan hnya Ify, yang lagi
ada di sekitar situ juga pada kaget, tapi Ify yakin sasaran Cakka itu Ify.
“Aduhhhhhhh, pagi pagi udah bikin kaget, kebul lagi !!” seru Pak Dave sambil mengibas ngibaskan tangannya.
Cakka tak menghiraukan.
Ify melanjutkan langkahnya smbil nunduk, ‘pasti dia marah sama gue’ pikirnya sambil nahan tangis.
<>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
“UNTUK KELAS X DAN XI , HARAP MEMBERESKAN KELASNYA SEPULANG SEKOLAH NANTI, KARENA MULAI BESOK AKAN ADA TRY OUT TERAKHIR UNTUK KELAS XII. KELAS X DAN XI
DILIBURKAN, MASUK LAGI HARI SENIN DEPAN”
pengumuman dari seorang guru pada setiap speaker yang dipasang di setiap
kelas.
DILIBURKAN, MASUK LAGI HARI SENIN DEPAN”
pengumuman dari seorang guru pada setiap speaker yang dipasang di setiap
kelas.
“HORRRRRRRRRRREEEEEEE” terdengar histeris anak anak kelas X dan XI. Selama ini kalo try out selalu deh anak anak kelas X dan XI tetep masuk, sekarang merupakan TRY OUT yang terakhir
sebelum dua minggu lagi mereka UN beneran.
sebelum dua minggu lagi mereka UN beneran.
“Cihuyyyy, 5 hari liburrrr” seru Via.
”3 hari !” kata Ify.
”Sabtu minggu juga diitung dong meskipun emang biasanya libur !” kaat Via keukeuh.
”Ya udah terserah loe deh, yang penting kita liburrrr, haha” kata Ify.
Ify dan Via cesss !
”Eh anak baru !!” seru Shilla. Ify dan Via menoleh.
”Nih, abis anak anak kelas 3 UN, gue ngrayain acara ultah gue, ni undangannya” Shilla memberi Ify dan Via dua buah kartu undangan. Ify dan Via menerimanya dengan heran,
”Ngga salah loe ngundang kita ?” tanya Ify.
”Ngga salah loe ngundang kita ?” tanya Ify.
”Ya ngga lah, tapi inget, pas pesta ultah gue itulah loe harus gantiin duit gue”
”Hah ?? Oiya, oke deh” kata Ify.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
’Uaduhhhh, gue belum bilang ke Tante Retno masalah gaji, besok deh, gue harus bilang’ pikir Ify sambil terus berjalan menuju rumahnya.
”KAKA !!!” seru seseorang, Ify menoleh.
”Eh biet”
”Ihhh, dipanggil panggil kagak noleh !” kata Obiet.
”Sori sori”
”OBIET !!” seseorang memanggil Obiet, Obiet dan Ify menoleh.
”RAY !” Ify terkejut melihat Ray lagi lari lari.
”Loe mah jahat Biet, gue lagi makan cendol malah loe tinggal gimana sih !” keluh Ray.
”Hehe, sori sori, tadi gue keburu liat Kak Ify”
”Ngapain loe Ray ??” tanya Ify.
”Mau ketemu Kakak” Ray nyengir.
”Idih, gue bilangin Oliv lho !” ancam Ify.
“Hahaha, ya ngga lah ! Cuma mau maen PS di rumah Obiet, katanya punya kaset baru” kata Ray.
“yah kalian ya, otaknya masih aja PS, harusnya belajar, bntar lagi kan kalian UN !”
“Justru itu kak, kita butuh refreshing” kata Obiet.
“Besok ngga try out ?” tanya Ify.
“Minggu depan kak” jawab Obiet.
“Oh iya yah, jadwal UN sma sama smp kan beda satu minggu, eh Ray, cendol loe abis ?” kata Ify.
“Ngga”
“Mana mana ? Gue haus nih”
”Nih masih ada di perut Ray” Ify melengos. Ray dan Obiet cekikikan.
<>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Ify baca baca majalah GoGirl di dekat Ray dan Obiet yang lagi maen PS.
”Aduh Ray !!! Loe curang ah” kata Obiet.
“Enak aja, itu bukan curang, itu strategi !” kata Ray.
”Eh Aduh duh, tuh kan, mati deh gue” Ray berhasil mengalahkan Obiet.
”Hahaha, terimalah takdir mu nak” Ray menepuk bahu Obiet sambil berkata sok bijak.
”Heh, kalian brisik amat sih maen PS aja” Ify merasa terganggu.
”Ngga seru dong kalo ngga berisik” kata Obiet.
”Iya nih, Kak Ify sirik aja ngeliat kita maen PS” kata Ray.
”Idih, kagak deh” Ify mengalihkan pandangannya ke majalah yang sedang ia baca.
”Obiet, itu temen kamu udah dijemput” kata Bu Dwi lalu pergi lagi.
”Yahhh ngga seru banget nih Kak Alvin, baru jam segini udah maen jemput aja” keluh Ray.
”Ray ! Buru balik” kata seseorang yang baru memasuki ruang TV. Ify menoleh lalu tersenyum.
”Yah Kak, ntar dikit deh, tuh duduk dulu, nanggung, lagi seru” pinta Ray memelas.
”Huuuu, seru buat loe ! Menang terus gimana ngga seru !” Obiet meneloyor kepala Ray pelan. Ray nyengir. Ify geleng geleng kepala lalu menoleh ke Alvin, ”ya udah Kak, tungguin
aja si Ray, kasian” kata Ify. Alvin menggaruk garuk kepalanya.
aja si Ray, kasian” kata Ify. Alvin menggaruk garuk kepalanya.
’Hahaha, gue lama lamain ah’ ternyata ada niatan tertentu di pikiran Ray.
”Udah Kak, cepetan duduk, ngga pegel berdiri terus ?” tanya Ray.
Alvin gelagapan, ”Ehhh ???”
”Sini Kak, taro aja helm nya di situ” Ify menunjuk sebuah meja yang ada di samping TV.
”Oh iya” Alvin menuruti saran Ify.
”ya udah, ngapain diem di situ ?? di sini ngga ada pencuri helm kok” kata Ify.
”Oh iya” Alvin menghampiri sofa yang diduduki Ify dan duduk di sebelahnya. Alvin berkeringat, mukanya merah, gerah ! Ify yang lagi baca majalahnya, menoleh ke Alvin. ”Gerah
ya Kak ?” tanya Ify, Alvin mengangguk. ”Buka aja jaketnya” saran Ify. Alvin melepas jaket abuabu nya.
ya Kak ?” tanya Ify, Alvin mengangguk. ”Buka aja jaketnya” saran Ify. Alvin melepas jaket abuabu nya.
”Nyalain AC dong Kak” kata Obiet.
”NGGA ! Mahal” kata Ify.
”Yaelah pelit amat, yang bayar listrik juga bukan kaka” kata Ray. Ify tak menggubris, ia tetap membaca majalahnya. Alvin hanya menahan tawa, mukanya tambah merah.
”Ketawa, ketawa aja deh kak !” Ify melirik Alvin.
”Hahaha . .” Alvin melepas tawanya.
”Eh, ngga belajar Kak ?? Besok kan TO, kok malah maen, gimana sih ?” tanya Ify.
”Siapa yang maen ?? Gue kan disuruh nyokap jemput si Ray” kata Alvin.
”Bahhh”
”EH, Kak Rio mana Fy ?” tanya Alvin.
”Biasa, lagi ke rumah Kak Dea” jawab Ify sntai sambil emmbolak balik majalahnya.
”Loh, dia malah ngapel”
”Eitsss, jangan salah, Kak Rio ngga sembarang ngapel, coba deh samperin, pasti lagi pada ngbahas pelajaran”
”Haha, iya iya”
Ify sibuk dengan majalahnya, Ray dan Obiet sibuk dngan PS nya. Alvin ngga ada kerjaan. Sesekali Alvin CCP(curi curi pandang) ke Ify yang kayaknya serius banget baca majalah,
sampe akhirnya Alvin ngga bisa ngelepas pandngannya dari Ify. ’Beruntung banget
loe Cak’ pikir Alvin. Oh iya ! Alvin lupa nyelidikin adiknya itu ! (sebenrnya
penulisnya yang lupa, hah, udah terlanjur sampe sini, ntar deh ya haha
penulisnya pikun, ngaku lagi ! xD).
sampe akhirnya Alvin ngga bisa ngelepas pandngannya dari Ify. ’Beruntung banget
loe Cak’ pikir Alvin. Oh iya ! Alvin lupa nyelidikin adiknya itu ! (sebenrnya
penulisnya yang lupa, hah, udah terlanjur sampe sini, ntar deh ya haha
penulisnya pikun, ngaku lagi ! xD).
”Kak ! Gantiin gue dulu nih, gue kebelet, tau kan lamanya gue kalo BAB” kata Ray dengan wajah pucat sambil menyodorkan stick PS nya ke Alvin.
”Ah elo, sini !” Alvin mengambil stick itu.
”Eh, awas sampe kalah !” seru Ray sambil lari.
”Aduh tuh bocah, haahha” Ify tertawa melihat tingkah Ray. ’ckckck, katanya ngga maen, nah ini apa namanya ??’ Ify geleng geleng kepala melihat tingkah Alvin yang serius
banget maen PS nya.
banget maen PS nya.
”Yahhhh, kalah !! Sori ya Ray, ayo dek lanjut !” Alvin ketagihan
meskipun Obiet telah mengalahkannya.
meskipun Obiet telah mengalahkannya.
15 menit kemudian, ”Gimana gimana ?? Menang ngga ??” tnya Ray.
”Kalah Ray” jawab Alvin.
”yah kaka mah, udah sini, mau maen lagi” Ray berusaha merebut stick yang lagi dimainin Alvin tapi Alvin menjauh jauhkannya, ”Ihhhh, ntar ah lagi seru” Alvin mendorong
dorong muka Ray yang terus mendekatinya, Ray mengalah lalu duduk di samping Ify
dengan kesal.
dorong muka Ray yang terus mendekatinya, Ray mengalah lalu duduk di samping Ify
dengan kesal.
”Sabar ya nak, kakak mu itu lagi stres, besok try out terakhir” Ify menepuk pundak Ray.
”Heh, gue dnger !” seru Alvin tanpa melepas pandangannya dari TV.
”Ehehehe, denger toh” Ify nyengir. Ray tetep manyun.
Sejam kemudian,
”Eh ada Alvin” kata Rio saat memasuki ruang TV.
”hai Yo” Alvin masih betah maen PS.
”Yah elo malah maen PS gimana maksudnya ?? Belajar woii” kata Rio.
”Ah gimana nanti, lagi seru”
”Bukan gimana nanti, tapi nanti gimana !!”
”Yahhh udahlah, gue udah belajar kok”
”Loe sejak kapan di sini ???”
”2 jam lalu kayaknya”
”Busettt, maen PS ?”
”Maen PS nya baru satu setengah jam”
”Beuhh pantesan si Ify sama adek loe ketiduran, melongin loe maen PS lama amat”
Alvin kaget, dia menoleh ke belakang, ”Yah, kok gue baru nyadar mereka udah tidur ?” ucap Alvin lalu menoleh ke Obiet, kepala Obiet udah naik turun, matanya udah merem melek.
”Ngantuk ?” tanya Alvin, Obiet mengangguk.
”Hehe, ya udah deh, gue pulang dulu Yo, udah sore banget” Alvin meletakkan stick PS nya. Obiet langsung tergeletak di karpet saking ngga kuat nahan kantuk.
”Hmmm, adek loe gimana ?” tanya Rio.
”Tinggal bangunin”. Alvin mendekati wajah Ray, ”Ray Ray” bisik Alvin. Mata Ray membuka perlahan.
”Ayo pulang” kata Alvin.
”Hoahmm, udahan nih maennya ?” tanya Ray.
”Udah”
”Yah, padahal gue nungguin dari tadi” keluh Ray.
”Ya udah maafin gue deh”
“Ya udah ah yuk balik” Ray bangkit dari duduknya. Sebelum mereka pulang, Alvin menatap Ify yang tertidur pulas dengan memeluk majalahnya dan yang membuat
Alvin kaget, Ify juga memeluk jaketnya.
Alvin kaget, Ify juga memeluk jaketnya.
“Eh Vin, itu jaket loe kan ?” tanya Rio. Alvin mengangguk, “Duh sori ya, adek gue emang kalo tidur harus meluk sesuatu” Rio mencoba mengambil jaket Alvin dari
genggaman Ify, Ify hampir bangun, Ify menggenggam jaket Alvin erat, susah buat
Rio mengambilnya. “Udah Yo, biarin, kasian ntar bangun” kata Alvin.
genggaman Ify, Ify hampir bangun, Ify menggenggam jaket Alvin erat, susah buat
Rio mengambilnya. “Udah Yo, biarin, kasian ntar bangun” kata Alvin.
“Ayo Kak” seru Ray. Rio tersenyum, begitu juga Ray.
“Sukses yah besok !” ucap Rio.
“Oke sob, gue balik dulu ya !” seru Alvin.
Rio mengangguk, ‘alvin alvin, baik banget loe sama adek gue’ batin Rio.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Ify terbangun setengah jam kemudian,
“Loh, jaketnya Kak Alvin !” seru Ify kaget melihat jaket Alvin dalam pelukannya.
Rio yang kebetulan lagi nonton TV di samping Ify berkata, “Jahhh baru nyadar”.
“Mana Kak Alvin ?” tanya Ify.
”Balik dari tadi” Rio memakan kripik singkongnya.
”Hah ?? Terus jaketnya ?”
”Ya elo sih pake meluk meluk jaketnya Alvin”
”Ihhh gue ngantukkk tau ! Loe tau kan gue harus meluk sesuatu kalo mau tidur, ya udah gue ambil aja yang ada di deket gue, masa gue mau meluk Ray” kata Ify.
”Hahaha, ya udah, siniin, besok gue yang balikin”
Ify melemparkan jaket Alvin ke rio, Rio menangkapnya dngan sigap, ”Titip ya kak, bilangin maaf dan makasih, kira kira dia geer ngga ya ??”
Rio mengangkat bahunya, ”Mungkin”
”Duhhhh jangn sampe deh”
”Kenapa ??”
”Ya ngga apa apa sih”
”Fy, gue mau tanya sesuatu dong”
“Apa ?”
“Waktu itu kenapa loe nangis ?”
”Ha ?? Eumm”
”Cerita dong, jangan buat gue khawatir”
Ify celingukan, ”Ada orang ngga di rumah ?”
”Ngga ada, Cuma ada si Obiet lagi tidur di kamar”
Ify menghela nafasnya, “Cakka”
“Kenapa lagi tuh anak ? Selalu buat loe nangis”
“Dia suka ikut balapan yang deket sekolah”
“Hah ?? Serius loe ?” Rio ngga percaya.
Ify mengangguk, “gue mergokin dia dan dia tau gue mergokin dia”
“Terus ?”
“Dia ngancem gue”
“Ngancem loe?”
“Tadinya gue mau bilang ke mamah dia, tapi . . .”
“Apa ?”
“Dia ngancem kalo gue ngadu, dia ngga segan segan nyakitin gue” jelas Ify tenang.
“Apa ?? Ngajak gelut tuh bocah !” Rio sudah tampak marah.
”Tapi jangan bilang ke siapa siapa ya Kak, gue juga udah bertekad ngga akan takut sama dia lagi”
”Tapi ini ngga bisa dibiarin Fy, asal loe tau, balapan kayak gitu tuh rawan, dan parahnya suka ada geng motor yang ikutan, dan mereka kalo udah balapan tuh sadis banget”
”Kaka tau dari mana ?” tanya Ify curiga.
”Dari temen, tenang, gue ngga mungkin ikutan kayak gituan” Rio sadar Ify mencurigainya.
”Terus gue harus gimana ??”
”Kasih tau aja mamahnya”
”Ngga ah Kak,, Ify takut”
”Katanya ngga akan takut lagi”
Ify menunduk tak menjawab.
”Tenang, ada gue, loe ngga perlu takut, ya ngga usah kasih tau mamahnya deh, minimal bisa nyadarin dia aja” Rio menepuk bahu Ify. Ify menatap kakaknya itu dengan mata
berkaca kaca, ”makasih ya Kak, ternyata gue belum bisa berani, tapi gue bakal
berusaha nyadarin dia”. Rio tersenyum.
berkaca kaca, ”makasih ya Kak, ternyata gue belum bisa berani, tapi gue bakal
berusaha nyadarin dia”. Rio tersenyum.
Rio memasuki kamarnya, menaruh jaket alvin di kasur. ’eh lipet dulu deh, ntar kusut malah gue yang disalahin’ batin Rio, ia ambil jaket Alvin lalu melipatnya. Tak
sengaja Rio meraba saku jaket Alvin, ’apaan yah ?’ Rio penasaran, ia ambil
sesuatu itu dari saku Alvin. Sebuah foto ! Rio nyaris tak percaya, ’bener
dugaan gue !’. Foto itu sudah sedikit lecek, mungkin karna terlipat lipat. Ia
masukkan foto itu ke dalam saku jaket Alvin lagi. ’alvin alvin ! kok bisa sih
?’ Rio menggeleng gelengkan kepalanya.
sengaja Rio meraba saku jaket Alvin, ’apaan yah ?’ Rio penasaran, ia ambil
sesuatu itu dari saku Alvin. Sebuah foto ! Rio nyaris tak percaya, ’bener
dugaan gue !’. Foto itu sudah sedikit lecek, mungkin karna terlipat lipat. Ia
masukkan foto itu ke dalam saku jaket Alvin lagi. ’alvin alvin ! kok bisa sih
?’ Rio menggeleng gelengkan kepalanya.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Hari rabu ini Ify bingung mau ngapain, kakak dan adeknya udah berangkat sekolah, Cuma dia yang lagi libur di rumahnya. ’Jalan jalan ? ngga ah, buang buang duit. Di rumah ?? Bosen
banget. Eh jalan jalan aja deh tapi ngga buang buang duit, jalan beneran, tapi
masa sendiri ? Ngga asik banget’ Ify bingung di kamarnya.
banget. Eh jalan jalan aja deh tapi ngga buang buang duit, jalan beneran, tapi
masa sendiri ? Ngga asik banget’ Ify bingung di kamarnya.
Romeo take me somewhere we can be alone . . . hape Ify berdering.
“Halo Tan !” tegur Ify yang mengetahui siapa yang nelponnya.
“Halo Ify”
“Ada apa ya Tan ?”
“Kamu libur kan hari ini ?”
”He ?? Iya Tan”
”Temenin tante yuk, di rumah sendiri nih”
”Oh boleh deh Tan, Ify juga ngga ada kerjaan banget”
”Tante tunggu ya”
”Siap Tan !”
Tanpa pikir panjang, Ify langsung siap siap buat ke rumahnya Bu Retno, sekalian di ngajar Ray nanti sore.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
”Vin, nih jaket loe, Ify bilang maaf dan makasih” Rio melempar jaket Alvin ke Alvin.
”Oh iya Yo sama sama” Alvin menangkapnya.
”Hehe” Rio nyengir.
”Knapa loe ?? Udah sana balik ke ruangan loe” kata Alvin.
Rio pun kmbali ke ruangannya, Rio dan Alvin berbeda ruangan TRY OUT.
Alvin memeriksa jaketnya. Ia merogoh saku jaketnya itu dan mengambil sesuatu, ‘mampus gue ! semoga Rio ngga liat, apalagi Ify’ batinnya.
<>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Di teras rumahnya, Bu Retno sudah menunggu nunggu Ify.
”Tante Retno !” seru Ify.
”Eh Ify udah dateng, yuk ah masuk” Bu Retno menarik lengan Ify menuju dalam rumah.
”Sendiri Tan ?”
”Ngga sih, ada Cakka tapi dia lagi sibuk di kamarnya”
Ify terperangah, ’katanya ngga ada siapa siapa, gimana sihhh !!! ada Cakka lagi’ batin Ify.
”Tadi Tante juga ajak Shilla buat ke sini”
Ify lebih kaget, ’apa ????’.
”Tapi dia lagi mau jalan jalan”
Ify lega.
”Kita karaokean yuk Fy” ajak Bu Retno.
”He ???” Ify heran, ’masih doyan karaokean juga ?’
”Ayo” Bu Retno menyeret Ify ke kamarnya.
Ify sampai di sebuah kamar yang sangat luas dan lengkap fasilitasnya. Di dinding kamar itu banyak foto, Ify memperhatikannya satu satu saat Bu Retno sedang menyiapkan
alat alat untuk berkaraoke.
alat alat untuk berkaraoke.
”Tan, itu fotonya siapa ???” tanya Ify sambil menunjuk foto anak kecil.
”Ohh itu Alvin waktu kecil, lucu ya ?” Ify mengangguk.
”Itu ?” Ify menunjuk foto yang berbeda.
”Kalo itu Cakka, lucu juga ya ?” Ify mngangguk lagi.
“Yang ini pasti Ray ya ?”
”Iya”
”Kalo ini foto mereka bertiga pas kapan ??”
”Waktu Ray klas 5 SD”
”Wah lama dong ya Tan”
“Ya, dan udah lama banget mereka ngga seakrab dulu” Bu Retno yang slesai menyiapkan alat alat untuk berkaraoke, duduk di sofa. Ify mendekatinya, “Kenapa Tan ?”
“Tante juga ngga ngerti, Alvin dan Cakka beda sekarang, mereka jauh, ngga akrab kayak dulu, Tante ngga tau kenapa mereka bisa kayak gini”
Ify terdiam, dia mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
“Apa karena ayah mereka meninggal ?” tanya Bu Retno.
”Menurut Ify ngga ada kaitannya dengan suami Tante, apa yang harus dipermasalahin kan Tan ?”
Bu Retno menatap Ify, ”Tapi tante kangen dulu, waktu suami tante masih ada, mereka selalu bersama”
”Tante, jangan bikin Ify sedih ah”
Bu Retno tersnyum, ”Fy, Tante titip Ray dan Cakka ya kalo nnti Tante dan Alvin pergi”.
Ify kaget dengan pesan Bu Retno tapi ia coba tersnyum, ”Iya Tan, nanti Ify sering sering maen ke sini, jengukin Ray dan . . . . . Cakka”
”Makasih ya Fy”
”Sama sama Tan”
’gimana gue mau ngasih tau kebiasaan Cakka yang suka balapan ?? Kaisan Tante Retno’ batin Ify.
”Ya udha deh, sekarang bukan waktu buat sedih sedihan, mari kita berkaraoke ria !” seru Bu Retno membuat Ify tercengang, ’secepet itu kah ?? baru juga sedih sedihan udah
ceria lagi, Tante Retno hebat !’ batin Ify.
ceria lagi, Tante Retno hebat !’ batin Ify.
Bu Retno memasang lagu kesukaan Ify, terima kasih cinta.
Tersadar di dalam sepiku setelah jauh mengantar
Cahaya kasihmu menuntunku Kembali dalam dekap tanganmu (Bu Retno)
Terima kasih cinta untuk segalanya Kau berikan lagi kesempatan itu
Tak akan terulang lagi semua kesalahanku yang pernah menyakitimu
Tanpamu tiada berarti Tak mampu lagi berdiri
Cahaya kasihmu menuntunku Kembali dalam dekap tanganmu (Ify)
Terima kasih cinta untuk segalanya Kau berikan lagi kesempatan itu
Tak akan terulang lagi semua ksalahanku yang pernah menyakitimu
Terima kasih cinta untuk segalanya Kau berikan lagi kesempatan itu
Tak akan terulang lagi semuaaa kesalahanku . . . kesalahanku yang pernah menyakitimu (Bu Retno dan Ify)
Mereka menyanyikan lagu itu dengan penuh penghayatan. Ngena banget tuh lagu.
”Tante, suara tante bagus !!” seru Ify.
”Ah masa sih, suara Ify juga bagus banget”
”Sering karaokean ya Tan ?”
”Emmm, iya, waktu papah Ray masih ada, dia yang slalu nemenin tante”
”Yah Tante, jangan sedih lagi dong”
”Kamu sih ngingetin tante”
”Iya deh, Ify ngga akan nanya nanya lagi”
”Mau lagu apa lagi nih ?”
”Masih kuat Tan ?? Ify aja udah ngos ngosan”
”Masih dong, paling ngga, Tante bisa nyampe sepuluh lagu sendiri kalo karaokean”
”Hah ?? Tante tante, oke deh, tancep Tan !”
“Mau lagu apa ?”
“Lagu terserah tante deh, lagu jadul juga ngga apa apa”
”Ehhh, mentang mntang tante udah tua ya !”
”Hehehe, ngga tan, tante masih muda kok, lagu apa ya ?? Tan, Ify haus, boleh minum dulu ga ?”
”Oh ya ampun, tante lupa bikin minum buat kamu, kamu ambil sendiri aja ya, tante mau cari cari lagu”
”Oke Tan !” Ify menuruni tangga menuju dapur.
Dari jendela dapur, Ify bisa melihat dan mendengar Cakka yang lagi ngegitar di gazebo. Cakka yang menyadari seseorang memperhatikannya langsung celingukan,
dan ia menemukan sepasang mata Ify yang memperhatikannya. Ify jadi gelagapan
dan langsung kabur.
dan ia menemukan sepasang mata Ify yang memperhatikannya. Ify jadi gelagapan
dan langsung kabur.
“Hosh hosh” Ify ngos ngosan.
“Kenapa Fy ?” tanya Bu Retno heran.
“Ha ? Ngga tan ngga apa apa”
“Ya udah sini cepetan ! Lagunya mau mulai”
Ify menghampiri Bu Retno. Mereka akan menyanyikan lagu meraih mimpinya jrock. ‘uidih salut deh gue sama tante retno, apal banget lagu anak muda’.
Udah lima lagu dibabat abis sama mereka, lagu terakhir lagu request an Ify, sepanjang jalan kenangan, haha.
Tak terasa waktu sudah siang,
“Mah, karaokean sama siapa sih ?” tanya seseorang yang baru membuka pintu kamar Bu Retno.
”Halo Kak !” tegur Ify.
“Eh Ify”
“Udah Vin, sana kamu ngapalin buat besok, jangan ganggu kita” kata Bu Retno.
“Iya iya” Alvin kembali menutup pintu kamar Bu Retno.
Ify teringat sesuatu, hutangnya pada Shilla.
”Tan, Ify boleh ngomong ngga ?” tanya Ify pada Bu Retno yang lagi asyik nyanyi.
”Oh kenapa Fy ?” Bu Retno mengecilkan volume lagu.
”Eummm, Ify boleh ngga minta gaji Ify minggu depan ?” tanya Ify.
”Oh ya boleh dong, minggu depan kan ?”
”Iya Tan”
”Oke deh”
”Makasih ya Tan”
“Iya”
<>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>.
Di dalam rumah, Alvin mendengar petikan gitar Cakka dari gazebo, Alvin menghampiri Cakka.
Mudah saja bagimu
Mudah saja untukmu
”Cak, gue mau ngomong” kata Alvin. Cakka tak menggubris, justru suaranya makin kencang,
Andai saaaajaaaaa dirimu seperti diiiirikuuuu . . .
Alvin mengerti Cakka lagi ngga mau diganggu tapi sampai kapan Cakka mau diganggu olehnya kalo setiap Alvin mau ngomong, Cakka selalu menyanyikan lagu, meneriakkan lebih
tepatnya.
tepatnya.
”CAKKA ! loe bisa nghargain kaka loe ini ga sih ??” bentak Alvin. Cakka menghentikan gitarnya.
”Loe mau ngomong apa sama gue ?” tanya Cakka cuek.
Alvin menghampiri Cakka, “Gue cape ngadepin Shilla”. Cakka menatap Alvin.
“Maksud loe apa ?”
”Gue mau mutusin dia”
”Apa ? Ngga, loe ngga boleh mutusin dia”
”Kenapa sih Cak ? Kenapa gue yang harus berkorban ? Kenapa loe ngasih
dia ke gue gitu aja ? Kenapa loe ngga terus ngejar dia ?” tanya Alvin bertubi
tubi, Cakka mengalihkan tatapannya dari Alvin, ”Dia sayang sama loe dan gue
seneng bisa liat dia bersama dengan orang yang disayanginya”. Alvin tertunduk.
Di dalam hatinya, Alvin sangat mengagumi Cakka, selama ini Cakka lah yang
berkorban. Apakah dia bisa bersikap sama seperti adiknya itu ? Apa dia bisa
melepas Ify begitu saja ?
dia ke gue gitu aja ? Kenapa loe ngga terus ngejar dia ?” tanya Alvin bertubi
tubi, Cakka mengalihkan tatapannya dari Alvin, ”Dia sayang sama loe dan gue
seneng bisa liat dia bersama dengan orang yang disayanginya”. Alvin tertunduk.
Di dalam hatinya, Alvin sangat mengagumi Cakka, selama ini Cakka lah yang
berkorban. Apakah dia bisa bersikap sama seperti adiknya itu ? Apa dia bisa
melepas Ify begitu saja ?
”Gue mohon jangan sakitin dia” ucap Cakka.
”Tapi loe juga ngga akan nyakitin cewek laen kan selain Shilla ?” Cakka heran dengan pertanyaan Alvin, dia ngga ngerti.
”Gue tau loe sayang banget sama Shilla, loe ngga mau nyakitin dia, tapi gue juga mau loe ngga nyakitin cewek lain yang mungkin sayang sama loe” ucap Alvin. Cakka tambah
heran. ”Gue ngga ngerti maksud loe”.
heran. ”Gue ngga ngerti maksud loe”.
”Gue Cuma minta, jangan sakitin siapapun yang ada di sekitar loe” Alvin meninggalkan Cakka yang masih penasaran.
Alvin berbalik badan, ”Oiya, gue juga minta jangan kecewain mamah, jangan berbuat sesuatu yang bisa ngecewain orang orang di sekitar loe, itu Cuma bisa ngrugiin loe”
Cakka tambah heran, ’maksudnya apa sih ?’.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
@rumah Oliv
Diary, hari ini gue seneng, tadi ngumpul sama Deva di kantin, ya meskipun sama temen temen yang lain juga.Seperti
biasa, dia ngramein suasana, gue seneng kalo ada dia. Tapi ada Ray yang
perhatian banget ke gue. Gue bingung, selama ini gue berusaha anggep dia jadi
cowok gue tapi kenapa gue lebih seneng ada di deket Deva ? Tadi gue liatin Deva
lagi maen bola, dia senyum ke gue, gue seneng banget. Senyum dia beda dari yang
lain. Gue bingung bingung bingung. Sekarang gue yang bingung, keputusan gue
buat nerima Ray dulu kayaknya salah. Gue pikir, dengan gue nerima Ray, gue bisa
deketin Deva, tapi gue malah ngga tega mutusin persahabatan mereka. Ray
baik, gue yakin dia sayang sama gue, dia mau lindungin gue tapi hati gue bukan
buat dia. Untuk saat ini, gue belum bisa berbuat apa apa, gue akan jalanin
hubungan gue sama Ray kayak biasa sampe gue siap ngutarain seluruh perasaan gue
ke dia dan tentunya Deva. Entah kapan.
biasa, dia ngramein suasana, gue seneng kalo ada dia. Tapi ada Ray yang
perhatian banget ke gue. Gue bingung, selama ini gue berusaha anggep dia jadi
cowok gue tapi kenapa gue lebih seneng ada di deket Deva ? Tadi gue liatin Deva
lagi maen bola, dia senyum ke gue, gue seneng banget. Senyum dia beda dari yang
lain. Gue bingung bingung bingung. Sekarang gue yang bingung, keputusan gue
buat nerima Ray dulu kayaknya salah. Gue pikir, dengan gue nerima Ray, gue bisa
deketin Deva, tapi gue malah ngga tega mutusin persahabatan mereka. Ray
baik, gue yakin dia sayang sama gue, dia mau lindungin gue tapi hati gue bukan
buat dia. Untuk saat ini, gue belum bisa berbuat apa apa, gue akan jalanin
hubungan gue sama Ray kayak biasa sampe gue siap ngutarain seluruh perasaan gue
ke dia dan tentunya Deva. Entah kapan.
Ray menahan emosinya. Hatinya berantakan membaca semua itu. Sebuah diary merah digenggamnya erat erat. Wajahnya memerah semerah diary yang digenggamnya. Dia menyesal sudah membaca diary Oliv sembarangan, tadi dia ngga sengaja melihat diary Oliv terbuka saat
dia lagi duduk di ruang tamu Oliv.
dia lagi duduk di ruang tamu Oliv.
”Ray, nih minumnya” Oliv membawa sebuah gelas berisi sirup orange di atas nampan.
Oliv terkejut melihat keadaan Ray yang acak acakan. Rambutnya berantakan, mukanya merah, dan lebih kaget saat melihat Ray sedang menggenggam diary nya. Oliv letakkan
bawaannya di meja dan segera merebut diarynya.
bawaannya di meja dan segera merebut diarynya.
”Apa apaan sih ray !” bentak Oliv.
”Kenapa loe ngga bilang ?” tanya Ray nahan emosinya.
Oliv tertunduk, ”Maafin Oliv, ray”
”Sori Liv, gue ngga bisa di sini lama lama” Ray keluar dari rumah Oliv. Oliv duduk di sofa, menangis. ’maafin Oliv, Ray” batinnya.
Ray pulang dengan perasaan ngga karuan. Dia baru merasakan dikhianati oleh orang yang selama ini sayangi.
Sesampainya di rumah, Ray langsung ngunci dirinya sendiri di kamar, Ify yang melihat wajah Ray yang merah segera menghampirinya.
”Ray” tok tok tok. Ify mengetuk pintu kamar Ray. Ngga ada jawaban dari kamar Ray.
”Ray” Ify terus memanggil manggil Ray.
”Ada apa Fy ?” Alvin keluar dari kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Ray.
”Ngga tau kak, tiba tiba Ray ngunci diri di kamar”
”Ray” Gantian Alvin yang memanggil ray.
”Ya udah Kak, mungkin Ray mau istirahat” kata Ify.
”ya udah tunggu aja, bentar lagi dia juga lapar” kata Alvin.
”Ify ke bawah dulu ya Kak” Ify kembali ke ruang TV.
<>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
part 12
Ray sama sekali tidak membuka pintu kamarnya, Ify menyerah, matahari
udah mau tenggelam. Ify harus pulang.
”Tante, Ify pulang dulu ya, titip salam buat Ray” pamit Ify.
“Iya Fy, aduh, Ray kenapa ya ?”
“Mungkin lagi ada masalah Tan”
“Ya mungkin, ya udah deh, kamu udah dijemput kan ?”
“Udah Tan, tuh Kak Rio udah nungguin”
<>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
KAMIS
Hari ini, Ify ngga kemana mana, dia lebih memilih OL ym, fb dan twitter
di kamarnya.
Sesekali Ify tertawa melihat tweet kaka kelasnya.
Zezevana Duh, gila, soal matematik tadi kayak soal
yang dimimpi gue, kenapa ngga ada kuncinya sekalian !
sionRockStar Bego ! 8x8 kan 64 bukan 16 ! Kalkulator bego
! *gue*
LintarMorgen Bu !! Tadi pas Matematika, Daud nyontek
kamus Bu !! wkwkwk
Rio_wakaka Guru pengawasnya cantik ;P
DDDea ??!^%$(¡!! RT @Rio_wakaka Guru pengawasnya cantik ;P
Rio_wakaka @DDDea ampunnnn
IfyAlyysa hajar kak !!! xD RT DDDea @@!^%$(¡!! RT
@Rio_wakaka Guru pengawasnya cantik ;P
Rio_wakaka @IfyAlyssa kagak gw bliin cokelat lagi loe !
IfyAlyssa @Rio_wakaka ampunnnnn huahahaha xD
DDDea @IfyAlyssa woiii bntar lagi istirahat abis !! dadah @Rio_wakaka
gw tnggu d gerbang ! haha
alvinjsindu huakakakkaka parah si Daud RT @LintarMorgen
Bu !! Tadi pas Matematika, Daud nyontek kamus Bu !! wkwkwk
LintarMorgen @alvinjsindu lo ga tw sih kmus si daud kan
sgala ada
IfyAlyssa ka daud !! ada yang ngomongin nih !!
@alvinjsindu @LintarMorgen
LintarMorgen kaburrrrr !!!!
alvinjsindu @IfyAlyssa doain gw !!!
IfyAlyssa @alvinjsindu wokeiii
ashillasindu @alvinsindu kaka !! berjuang ya, shilla
doain. Hehe
alvinjsindu @ashillasindu iy
IfyAlyssa hueiiiii kalian kaka kaka kelas !!!
bukannya belajar malah twitteran !
sionRockStar @IfyAlyssa lagi istirahat Fy
IfyAlyssa @sionRockStar istirahat, belajar dong !
alvinjsindu daripada twitterannya pas ujiannya ? xP
@IfyAlyssa @sionRockStar
IfyAlyssa @alvinjsindu itu mah gila !
sionRockStar @alvinjsindu boleh juga tuh dicoba
IfyAlyssa @sionRockStar haduh parah ! udah ah, lama
lama gw yg gila
IfyAlyssa off dulu ah
<>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
SMP NASA
Hari ini, Deva dijutekkin abis abisan sama Ray, bukan maksud Ray buat
ngejutekkin, tapi dia masih segan buat ngomong sama Deva.
”Ray, gue pinjem PR matematik ya ?” Deva sudah memegang megang buku
matematik Ray.
Ray tak menjawab, ”Kalo diem berarti iya” kata Deva.
Ray tak menjawab juga, tanpa ragu ragu Deva menyalin PR milik teman
sebangkunya itu.
Ray menatapi Deva, ’Heuh, kok bisa sih Oliv suka sama loe ??’.
”Ray, loe ngga naksir gue kan ?” tanya Deva sadar kalo dia diliatin Ray
terus. Ray mengalihkan pandangannya, tak menjawab, Deva menggelengkan
kepalanya.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Hari ini Try Out berakhir, sepulang sekolah, Alvin akan berkunjung ke
tempat balapan yang sering Cakka kunjungi. Tapi setelah satu jam dia
menunggu, tak ada tanda tanda kehadiran Cakka.
”Sori, loe kenal Cakka ngga ?” tanya Alvin pada cowok yang pernah ngbrol
sama ify.
”Kenal”
”Sekarang lagi dimana ?”
”Barusan dia balik, sekarang, dia datangnya sore sore, jam 5 an, soalnya
dulu dia pernah kepergok sama temennya”
Alvin manggut manggut, ”Udah berapa lama dia ikut kayak ginian ?”
”Dari kelas satu SMA juga dia udah eksis di sini”
”Oh, oke bro ! Gue cabut dulu ya”
“Sip, kalo loe mau ikutan juga, gue tunggu”
Alvin tersenyum kecut.
”o iya, minggu depan si Cakka bakal tanding lawan ketua GIMO, pasti
seru, dateng ya !”
Alvin terperangah. ‘GIMO ? Geng motor paling sadis ? parah, gue harus
cegah’. Alvin cepat cepat mengendarai tigernya munju rumah.
@rumah Alvin
Alvin mencari cari keberadaan Cakka. Dia berhasil menemukan Cakka yang
lagi dengerin mp3 nya sambil angguk anggukan.
“Cakka !” seru Alvin. Cakka tak menjawab karena masih asik dengan
musiknya.
Alvin melepas paksa headset yang digunakan Cakka. Cakka mendelik. Alvin
berusaha mendelik. ”Loe ngga boleh ikut balapan balapan itu lagi,
apalagi lawan GIMO, mau jadi apa loe ?”
Cakka terkejut, ”terserah gue !”
”Eh, loe ngga kasian sama mamah ??”
”Toh gue ngga kenapa kenapa sampai saat ini”
”Sampai saat ini, nanti ?? Nanti gimana ?”
”Loe tau dari mana sih ??”
”Bukan urusan loe”
”Ify ? Iya kan ? Pasti cewek tukang ngadu itu kan yang ngasih tau loe ?
Dasar tukang ngadu”
”Bisa jaga mulut loe ngga sih !!” wajah Alvin sudah merah, emosinya
memuncak, kepalan tngannya sudah hampir mngenai pipi Cakka. Cakka
memalingkan wajahnya, lalu kembali menatap Alvin yang tertunduk.
”Loe kenapa sih Vin ?”
Alvin tetap menunduk.
”Gue tetep ikut balapan itu” Cakka hampir meninggalkan Alvin.
”Gue punya permintaan” kata Alvin, Cakka menghentikan langkahnya.
”Apa ?”
”Gimana kalo kita tanding ? Kalo gue menang, loe batalin rencana loe
lawan GIMO, kalo loe yang menang, terserah loe”
Cakka tersenyum sinis, ”Oke, gue terima tantangan loe”
”Kapan ?”
”Ntar sore, gue tunggu” ucap Cakka sambil lalu.
”Oke”
Entah apa yang Alvin pikirkan sampai sampai dia bisa memberikan
tantangan seperti itu ke Cakka. Padahal Alvin tau kalo dia ngga bakat
buat balapan, sekedar ngebut sih bisa, tapi dia ngga yakin bisa ngalahin
Cakka.
Alvin memeriksa kondisi motornya. Arena balapan sudah dipenuhi para
pembalap abal abal. Kalo diliat, Cuma penampilan Alvin dan Cakka lah
yang mencerminkan anak baik baik.
“Eh Bro ! Ikut juga loe ! Loe yakin mau nglawan Cakka ?” tanya cowok
tadi siang.
Alvin tersnyum kecut dan mengangguk.
“Eh, kalo diliat liat, loe sama si Cakka mirip ya, tapi dia bilang dia
ngga punya saudara, loe siapanya dia ?”
Alvin terkejut mendngar pernyataan cowok itu tapi dia berusaha biasa
saja, ‘mungkin Cakka ngga mau buat malu gue dan keluarga, positive
thinking Vin’ batin Alvin lalu tersenyum, “Ya, gue temennya dia, emang
banyak orang yang bilang kami mirip”.
“Oh ya udah deh, sana gih loe siap siap”
“3 . . “ Alvin dan Cakka saling bertatapan di balik helmnya masing
masing.
”2 . .” mereka permainkan gas motornya masing masing.
”Go !” NGUENGGGGG mereka melajukan motornya masing masing dengan
kecepatan tinggi.
Alvin sempat memimpin, tapi gerak gesit motor Cakka dapat menyusulnya.
Sesekali Cakka melirik spion, melihat jarak motornya dari Alvin. Alvin
sudah memasang kecepatan maksimal motornya tapi tetap tak bisa menyusul
Cakka sampai akhirnya mereka tiba di garis finish, teman teman Cakka
menyambut kemenangan Cakka. Alvin hanya menatapi kemenangan adiknya itu
dengan sedih. Cakka ngga akan bisa diajak ngomong lagi kalo udah kayak
gini.
Alvin memutar balikkan motornya, hendak pulang. Cakka menatap punggung
Alvin, ’maafin gue Kak, ini juga demi loe’ batin Cakka (nah loh ?).
Di kamarnya, Cakka merenungi apa yang telah terjadi hari ini.
~KILAS BALIK~
Tadi pagi Cakka mampir ke basecamp tempat dia dan racer lain ngumpul.
Ada Goldi, cowok yang tempo hari ngajak Ify ngobrol.
”Bro” Goldi menepuk bahu Cakka.
”Woi”
”Loe tau Dayat kan ?”
”Ya tau lah, ketua GIMO kan ?”
”Ya, dia ngincer cewek yang waktu itu dateng”
Cakka menatap Goldi, ”yang minggu lalu itu ?”
Goldi mengangguk.
”Kok dia bisa tau ?” tanya Cakka.
”Waktu itu Septian sempet moto tuh cewek dan dia kasihin ke Dayat, dia
tertarik”
”Terus ?”
”Loe tau kan kayak apa dia ? Dia bakal lakuin apa aja buat dapetin yang
dia mau”
Cakka berpikir, ’apa yang harus gue lakuin ?’.
Di tengah keheningan itu, dua orang datang tiba tiba dengan motornya.
Mereka turun dari motor, cowok yang sipit bergabung dengan yang lain dan
cowok satunya lagi menghampiri Cakka dan Goldi. Cowok itu
mengisyaratkan Goldi untuk pergi. Goldi pun menurutinya.
“Hai Cak” cowok itu merangkul Cakka.
“Elo Yat”
“Temen cewek loe yang manis itu ngga dateng lagi nih ?”
“Temen cewek ?” Cakka pura pura tak tau.
“Ah elo, kenalin gue dong sama cewek itu”
”Kenalan aja sendiri”
”Eh elo ya, berani sama gue ? Gue minta kenalin ya kenalin dong !” Dayat
melepaskan rangkulannya dan mendorong bahu Cakka.
“Siapa loe ha ?”
Dayat tampak emosi, dia udah hampir nonjok Cakka tapi ditahan Goldi.
“Santai Bro !” seru Goldi.
“Ada apa sih ?” tanya Septian.
“Tau, tanya aja nih sama bos loe !” ketus Cakka.
”Brengsek loe ya ! Gue panggilin anak anak buah gue baru nyaho loe !”
bentak Dayat.
”Oh panggil aja” kata Cakka santai. Goldi menyikut Cakka.
”Apa susahnya sih kenalin gue sama cewek itu ?” tanya Dayat keras.
Cakka menatapnya, ”Loe ngga pantes buat dia”
Dayat mendelik, ”Sialan loe !”
”Dia punya seseorang yang sangat jauh lebih baik dari loe !” kata Cakka.
”Siapa ? Loe ?”
Cakka menggeleng, ”Bukan, tapi seseorang yang ada dalam hidup gue”
”Ribet bahasa loe ! Gue ngga mau tau, gue bakal tetep nyamperin tuh
cewek, gue bakal dapetin dia, gimana pun caranya”
”Oke, ada syaratnya !”
”Apa ? Sebutin”
”Loe boleh deketin cewek itu asalkan loe bisa ngalahin gue”
”Apa ? Tanding maksud loe ? Lawan loe ? haha” Dayat tertawa picik.
Cakka mengangguk, senyumannya tak kalah picik.
“Oke, siapa takut ?! Asal loe ngga ingkar, kalo gue menang, loe harus
kenalin dia ke gue, dan gue bebas deketin dia”
“Kapan kita tanding ?” lanjut Dayat.
“Minggu depan” jawab Cakka.
~LANJUT~
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
SABTU
Ify datang ke rumah Ray. Ray ada di kamarnya, Ify memanggilnya.
Kali ini pintu dibuka, tampang Ray kayak benang kusut.
”Ray, tampang loe ngga imut lagi deh kalo kayak gini, jadi ngga gemes”
Ray tidak menghiraukan Ify, dia berjalan menuju gazebo, Ify
mengikutinya.
Ray duduk, membuka bukunya dan pura pura membaca. Ify melihatnya heran.
“Loe kenapa sih Ray ?” tanya Ify sambil mendekati wajah Ray yang
menunduk, Ray memundurkan wajahnya, Ify pun menjauhkan wajahnya. “Ga
seru ah ga cerita cerita”
Ray menatap Ify. “Kalo orang yang kita suka malah suka ke sahabat kita
sendiri, kita musti gimana ?” tanya Ray. Alis Ify bertautan, ”Eumm”.
Ray menanti jawaban Ify.
”Oliv ya ?” Ify balik tanya.
”Jawab aja Kak”
”Duh, kaka belum pernah ngalamin, tapi kata orang, kalo kita emang
sayang sama seseorang itu, kita harus rela melepasnya kalo emang dia akn
bahagia nantinya”
Ray menunduk, ’apa gue harus ngelepas Oliv buat Deva ? tapi berat’ pikir
Ray.
Tak disangka tak dinyana, seseorang mendengarkan perkataan Ify barusan,
seseorang yang lagi pura pura baca buku di dekat kolam renang. ’apa gue
harus lepasin loe Fy ?’ pikir Alvin. ’kasian juga Ray, kenapa sih nasib
gue cakka ray nyaris sama’ pikirnya lagi.
”Oliv ya Ray ?” tanya Ify lagi. Ray mengangguk.
“Kalo menurut kaka sih, loe tanyain ke sahabat loe aja dulu, dia suka
Oliv juga ngga ? Kalo dia ngga suka, kasian Oliv loe lepasin gitu aja,
emangnya sahabat loe siapa ? bukan obiet kan ?”
Ray menggeleng, ”bukan Kak, jadi intinya, gue harus lepasin Oliv gitu
aja ?”
”jangan juga, aduh masalah loe ribet juga yak, loe tanyain dulu deh ke
temen loe itu”
”Huu, tapi gue ngga bisa gitu aja liat dia sama cowok lain”
”Itu namanya loe egois, tapi mungkin loe bisa tanyain ke Oliv juga,
tanya ke dia, masih mau sama loe ngga, mungkin aja dia bisa membuka
hatinya”
Ray tersenyum, ”gue sempet marah tadi sama dia, mungkin saat ini dia
masih nangis mikirin gue”
”Ya udah, gih loe telpon dulu, biar dia tenang”
Ray menjauhi Ify, dia mau menelpon Oliv. Saat Ray melewatinya, Alvin
menepuk bahu Ray, ”Loe bisa bro !”. Ray pun tersenyum.
”Ckckck, gue belum pernah liat Ray sedewasa itu” Ify menggeleng
gelengkan kepalanya.
”Halo Oliv” tegur Ray.
”Ha ha lo Ray” Oliv masih terisak.
”Liv, maafin sikap Ray tadi ya, gue egois”
”Ray”
”Senin Besok Ray mau bicara sama Oliv di taman sekolah, Oliv datang ya”
”Iiiya Ray”
”Makasih Oliv, Ray harus belajar dulu, Oliv jangan nangis lagi ya”
”iya Ray, Oliv ngga nangis lagi” Oliv berusaha tegar.
”Bye Oliv”
”Bye Ray”
Ray kembali pada Ify sambil tersenyum, ”Udah Kak, besok Senin Ray mau
ngajak Oliv ngomong”.
”Nah gitu dong, gentle, oke deh, sekarang udah mulai bisa belajar belum
?”
”Udah” jawab Ray. ”Kaka ! jangan nongkrong di situ mulu, hehehe” Ray
menggoda Alvin yang sedari tadi baca buku di tepi kolam tapi matanya
kemana mana.
”Hehe, iya iya, ya udah gue masuk dulu” Alvin masuk ke dalam rumah.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
SENIN
Hari ini ada upacara, upacara terakhir untuk kelas XII. Jam 7 kurang
beberapa menit, Pak dadang, sudah mengunjungi kelas kelas untuk menyuruh
cepat ke lapangan.
“Hei, Cepat, cepat !” serunya.
Satu per satu anak mulai keluar dari kelas, Ify sibuk merogoh rogoh
tasnya dan memeriksa kolong mejanya.
“Fy ! Buruan ! Ntar keburu dimarahin” seru Via dari pintu.
”Duh, ntar Vi”
”Loe nyariin apa ?”
”Topi gue, dasi gue juga, duh kemana ya ??” Ify menumpahkan seluruh isi
tasnya ke atas meja.
“Ketinggalan kali”
“Hua Via, jangan nakutin gue dong, ntar gue bisa kena hukum”
“Paling Cuma disuruh baris di depan”
“Ahhh Viaa”
“Hei ! Cepat keluar !” Pak Dadang sudah mau menutup pintu kelas Ify, Ify
buru buru keluar.
‘heuh, dasar kumis baplang !’ batin Ify kesal.
Ify dan Via baris di barisan tengah kelasnya. Ify menyumput nyumput di
balik tubuh Via, tapi naas, Bu Yuli menghampirinya.
”Hei kamu ! Mana topinya ?”
Ify mendongak, ’oouw’.
”Ketinggalan bu”
”Ah alasan basi, berdiri di depan !” Bu Yuli menunjuk suatu tempat dekat
tiang bendera tempat anak anak yang tidak disiplin dihukum. Ify
berjalan lesu. Ternyata hanya ada Cakka di situ, dia ngga pake topi dan
dasi juga, parahnya, dia pake sepatu putih, padahal sekolah melarang
siswa memakai sepatu putih di hari senin. Ify berdiri di samping Cakka,
Cakka sempat meliriknya.
”Buset, adek gue !” seru Rio saat melihat Ify ada di depan.
Alvin kontan melihat ke tempat yang Rio tunjuk. ’Ify ? Cakka ?’.
”Aduh, Bu Yuli mau dateng, mampus dah gua bisa disuruh maju ke depan
nih” gerutu Daud. Alvin menatap Daud yang lagi panik.
”Woi Daud ! Nih, loe pake topi gue aja” Alvin melepas topi yang sedang
dipakenya dan memberikannya ke Daud.
”Apa ? Beneran nih ?? Tang kyu Vin” Daud menerima topi Alvin dngan
senang.
”Loe gimana Vin ?” tanya Rio. Alvin tersenyum. Rio tau maksud Alvin.
”Hei kamu ?? Maju ke depan !” Bu Yuli datang juga, dan menyuruh Alvin
baris di depan, bukannya panik, malah seneng. Alvin berjalan dngan
santai menghampiri Ify dan Cakka. Alvin memisahkan Ify dan Cakka dengan
berdiri di antara mereka berdua.
Cakka menatap heran Alvin yang senyum sendiri, Cakka yang sebenernya
ingin ketawa harus jaga imagenya di depan yang lain, ’ckckck’.
”Ngga bawa topi juga Kak ?” tanya Ify.
”iya Fy”
Ify manggut manggut, ’bagus deh, garing banget kalo Cuma gue dan Cakka’.
Cakka tau Alvin bohong, seumur umur, Cakka ngga pernah denger atau liat
alvin dihukum karna ngga bawa topi, dia juga tadi liat Alvin keluar dari
kelasnya sudah pake topi.
Sampai upacara berakhir, hanya mereka yang ketauan ngga bawa topi.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Saat pulang sekolah, Ray menunggu Oliv di taman belakang sekolah.
Sebenernya Ray bingung mau ngomong apa nanti sama Oliv.
”Ray” seseorang memanggil Ray. Ray mendongak, OLIV ! Oliv duduk di
hadapan Ray, berjauhan.
Dua duanya saling nunduk. Ray mencoba menatap oliv duluan.
”Oliv”
”Mmhh”
”Sejak kapan suka sama dia ?” Ray menggunakan ’dia’ untuk Deva.
”....”
”kok diem Liv ? Ngga apa apa, jawab aja sejujurnya”
”Sejak dia telat bareng sama Oliv, kelas 7 dulu”
Ray terkejut dengan jawaban Oliv, udah lama banget dong Oliv suka Deva ?
Ray dan Oliv aja jadian pas awal kelas 9.
”Oliv beneran sayang sama dia ?” tanya Ray lagi. Oliv tak menjawab.
”Ray sayang sama Oliv, Ray mau yang terbaik buat Oliv, Ray pengen liat
Oliv seneng, kalo seandainya dia lebih baik dari Ray dan bisa buat Oliv
bahagia, Ray rela”. Oliv menatap Ray ngga percaya.
”Ray . . .”
”Nanti Ray tanyain ke dia ya, makasih waktunya” Ray pergi meninggalkan
Oliv yang masih ngga percaya.
’pantes si Ray jutek banget hari ini, ada masalah toh sama Oliv, Ray
Ray, siapa ya dia ?’ ada seseorang yang mendengarkan percakapan ray dan
Oliv. Deva !
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
To : Gung.Deva
Gw mw ngmng sama loe, skrng d deket sklh
>>>>>>>>>>>>>>>>
By : Gung.Deva
Yah elo, skrg ? Males ah
<>>>>>>>>>>>>>>
To : Gung.Deva
Gw tunggu
<>>>>>>>>>>>>>>
By : Gung.Deva
Iy deh
<>>>>>>>>>>>>
Ray sudah menunggu Deva di dekat sekolah. Ray masih berseragam, dia
belum pulang ke rumah.
“Aduh Ray, ada apa nih ?” tanya Deva seraya duduk di samping Ray.
Ray menatap Deva. Deva heran, “Kenapa sob ?”, Deva menepuk pundak Ray.
Ray mengalihkan tatapannya, ”Ada cewek yang loe suka ?”
”He ?? Ngapain nanya kayak gitu ?”
”Jawab aja”
Deva menggeleng.
”Kenapa ngga ?”
”Ya emang ngga ada”
”Kalo ada cewek yang suka loe ?”
”Siapa ? Patton ? Hhahaha”
Ray mendeliki Deva yang ngakak, Deva berhenti tertawa. ”Emang siapa ?”
tanyanya lagi.
”Seseorang yang berarti buat gue”.
Deva terperangah, ’Oliv ?? Apa yang tadi mereka omongin itu gue ?’
pikkirnya.
Ray menatap Deva yang masih terperangah. ”Gimana ?”
Deva tersadar dan menatap Ray serius, ”Gue ngga tau”.
“Loe suka sama dia ?”
Deva menggeleng, “Gue nganggep dia temen, pacar dari sohib gue”
Ray menunduk.
“Sori Ray, gue ngga bisa”
“Tapi dia ngarepin loe”
“Gue ngga bisa, gimanapun dia itu pacar sohib gue”
“Tapi gue mohon, bahagiain Oliv” pinta Ray.
”Sori banget Ray, untuk saat ini, gue beneran ngga bisa, sori gue ada
urusan” Deva meninggalkan Ray. Ray ngga munafik, dia lega saat Deva
bilang dia ngga suka sama Oliv, tapi dia teringat kata Ify, itu artinya
dia egois. Ray tertunduk sebentar, menghela nafas lalu pergi.
<>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
”Gimana ray ? Loe udah bilang ke Oliv atau temen loe itu ?” tanya Ify
pada Ray.
Ray mengangguk sambil terus membolak balik buku latihan soalnya.
”Terus ?” tanya Ify penasaran.
”Oliv suka tapi temen gue ngga suka” jwabnya singkat. Ify lesu.
”Yah, simpel amat, detailnya dong”
Ray menatap Ify, ”Oliv suka sama dia tapi dia ngga suka”.
”Terus, apa yang bakal loe lakuin ?”
Ray menggedikkan bahunya sambil melanjutkan membaca.
”Udahlah, loe seriusin dulu sama ujian, kan bentar lagi, setelah ujian,
baru loe urusin lagi masalah ini”
Ray mengangguk cuek. Ify tersenyum, ’ckckck anak smp udah banyak
masalah, waktu smp tuh gue adem adem aja, ngga pernah mikirin soal
cowok, heu ngga punya cowok sih’ pikirnya.
udah mau tenggelam. Ify harus pulang.
”Tante, Ify pulang dulu ya, titip salam buat Ray” pamit Ify.
“Iya Fy, aduh, Ray kenapa ya ?”
“Mungkin lagi ada masalah Tan”
“Ya mungkin, ya udah deh, kamu udah dijemput kan ?”
“Udah Tan, tuh Kak Rio udah nungguin”
<>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
KAMIS
Hari ini, Ify ngga kemana mana, dia lebih memilih OL ym, fb dan twitter
di kamarnya.
Sesekali Ify tertawa melihat tweet kaka kelasnya.
Zezevana Duh, gila, soal matematik tadi kayak soal
yang dimimpi gue, kenapa ngga ada kuncinya sekalian !
sionRockStar Bego ! 8x8 kan 64 bukan 16 ! Kalkulator bego
! *gue*
LintarMorgen Bu !! Tadi pas Matematika, Daud nyontek
kamus Bu !! wkwkwk
Rio_wakaka Guru pengawasnya cantik ;P
DDDea ??!^%$(¡!! RT @Rio_wakaka Guru pengawasnya cantik ;P
Rio_wakaka @DDDea ampunnnn
IfyAlyysa hajar kak !!! xD RT DDDea @@!^%$(¡!! RT
@Rio_wakaka Guru pengawasnya cantik ;P
Rio_wakaka @IfyAlyssa kagak gw bliin cokelat lagi loe !
IfyAlyssa @Rio_wakaka ampunnnnn huahahaha xD
DDDea @IfyAlyssa woiii bntar lagi istirahat abis !! dadah @Rio_wakaka
gw tnggu d gerbang ! haha
alvinjsindu huakakakkaka parah si Daud RT @LintarMorgen
Bu !! Tadi pas Matematika, Daud nyontek kamus Bu !! wkwkwk
LintarMorgen @alvinjsindu lo ga tw sih kmus si daud kan
sgala ada
IfyAlyssa ka daud !! ada yang ngomongin nih !!
@alvinjsindu @LintarMorgen
LintarMorgen kaburrrrr !!!!
alvinjsindu @IfyAlyssa doain gw !!!
IfyAlyssa @alvinjsindu wokeiii
ashillasindu @alvinsindu kaka !! berjuang ya, shilla
doain. Hehe
alvinjsindu @ashillasindu iy
IfyAlyssa hueiiiii kalian kaka kaka kelas !!!
bukannya belajar malah twitteran !
sionRockStar @IfyAlyssa lagi istirahat Fy
IfyAlyssa @sionRockStar istirahat, belajar dong !
alvinjsindu daripada twitterannya pas ujiannya ? xP
@IfyAlyssa @sionRockStar
IfyAlyssa @alvinjsindu itu mah gila !
sionRockStar @alvinjsindu boleh juga tuh dicoba
IfyAlyssa @sionRockStar haduh parah ! udah ah, lama
lama gw yg gila
IfyAlyssa off dulu ah
<>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
SMP NASA
Hari ini, Deva dijutekkin abis abisan sama Ray, bukan maksud Ray buat
ngejutekkin, tapi dia masih segan buat ngomong sama Deva.
”Ray, gue pinjem PR matematik ya ?” Deva sudah memegang megang buku
matematik Ray.
Ray tak menjawab, ”Kalo diem berarti iya” kata Deva.
Ray tak menjawab juga, tanpa ragu ragu Deva menyalin PR milik teman
sebangkunya itu.
Ray menatapi Deva, ’Heuh, kok bisa sih Oliv suka sama loe ??’.
”Ray, loe ngga naksir gue kan ?” tanya Deva sadar kalo dia diliatin Ray
terus. Ray mengalihkan pandangannya, tak menjawab, Deva menggelengkan
kepalanya.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Hari ini Try Out berakhir, sepulang sekolah, Alvin akan berkunjung ke
tempat balapan yang sering Cakka kunjungi. Tapi setelah satu jam dia
menunggu, tak ada tanda tanda kehadiran Cakka.
”Sori, loe kenal Cakka ngga ?” tanya Alvin pada cowok yang pernah ngbrol
sama ify.
”Kenal”
”Sekarang lagi dimana ?”
”Barusan dia balik, sekarang, dia datangnya sore sore, jam 5 an, soalnya
dulu dia pernah kepergok sama temennya”
Alvin manggut manggut, ”Udah berapa lama dia ikut kayak ginian ?”
”Dari kelas satu SMA juga dia udah eksis di sini”
”Oh, oke bro ! Gue cabut dulu ya”
“Sip, kalo loe mau ikutan juga, gue tunggu”
Alvin tersenyum kecut.
”o iya, minggu depan si Cakka bakal tanding lawan ketua GIMO, pasti
seru, dateng ya !”
Alvin terperangah. ‘GIMO ? Geng motor paling sadis ? parah, gue harus
cegah’. Alvin cepat cepat mengendarai tigernya munju rumah.
@rumah Alvin
Alvin mencari cari keberadaan Cakka. Dia berhasil menemukan Cakka yang
lagi dengerin mp3 nya sambil angguk anggukan.
“Cakka !” seru Alvin. Cakka tak menjawab karena masih asik dengan
musiknya.
Alvin melepas paksa headset yang digunakan Cakka. Cakka mendelik. Alvin
berusaha mendelik. ”Loe ngga boleh ikut balapan balapan itu lagi,
apalagi lawan GIMO, mau jadi apa loe ?”
Cakka terkejut, ”terserah gue !”
”Eh, loe ngga kasian sama mamah ??”
”Toh gue ngga kenapa kenapa sampai saat ini”
”Sampai saat ini, nanti ?? Nanti gimana ?”
”Loe tau dari mana sih ??”
”Bukan urusan loe”
”Ify ? Iya kan ? Pasti cewek tukang ngadu itu kan yang ngasih tau loe ?
Dasar tukang ngadu”
”Bisa jaga mulut loe ngga sih !!” wajah Alvin sudah merah, emosinya
memuncak, kepalan tngannya sudah hampir mngenai pipi Cakka. Cakka
memalingkan wajahnya, lalu kembali menatap Alvin yang tertunduk.
”Loe kenapa sih Vin ?”
Alvin tetap menunduk.
”Gue tetep ikut balapan itu” Cakka hampir meninggalkan Alvin.
”Gue punya permintaan” kata Alvin, Cakka menghentikan langkahnya.
”Apa ?”
”Gimana kalo kita tanding ? Kalo gue menang, loe batalin rencana loe
lawan GIMO, kalo loe yang menang, terserah loe”
Cakka tersenyum sinis, ”Oke, gue terima tantangan loe”
”Kapan ?”
”Ntar sore, gue tunggu” ucap Cakka sambil lalu.
”Oke”
Entah apa yang Alvin pikirkan sampai sampai dia bisa memberikan
tantangan seperti itu ke Cakka. Padahal Alvin tau kalo dia ngga bakat
buat balapan, sekedar ngebut sih bisa, tapi dia ngga yakin bisa ngalahin
Cakka.
Alvin memeriksa kondisi motornya. Arena balapan sudah dipenuhi para
pembalap abal abal. Kalo diliat, Cuma penampilan Alvin dan Cakka lah
yang mencerminkan anak baik baik.
“Eh Bro ! Ikut juga loe ! Loe yakin mau nglawan Cakka ?” tanya cowok
tadi siang.
Alvin tersnyum kecut dan mengangguk.
“Eh, kalo diliat liat, loe sama si Cakka mirip ya, tapi dia bilang dia
ngga punya saudara, loe siapanya dia ?”
Alvin terkejut mendngar pernyataan cowok itu tapi dia berusaha biasa
saja, ‘mungkin Cakka ngga mau buat malu gue dan keluarga, positive
thinking Vin’ batin Alvin lalu tersenyum, “Ya, gue temennya dia, emang
banyak orang yang bilang kami mirip”.
“Oh ya udah deh, sana gih loe siap siap”
“3 . . “ Alvin dan Cakka saling bertatapan di balik helmnya masing
masing.
”2 . .” mereka permainkan gas motornya masing masing.
”Go !” NGUENGGGGG mereka melajukan motornya masing masing dengan
kecepatan tinggi.
Alvin sempat memimpin, tapi gerak gesit motor Cakka dapat menyusulnya.
Sesekali Cakka melirik spion, melihat jarak motornya dari Alvin. Alvin
sudah memasang kecepatan maksimal motornya tapi tetap tak bisa menyusul
Cakka sampai akhirnya mereka tiba di garis finish, teman teman Cakka
menyambut kemenangan Cakka. Alvin hanya menatapi kemenangan adiknya itu
dengan sedih. Cakka ngga akan bisa diajak ngomong lagi kalo udah kayak
gini.
Alvin memutar balikkan motornya, hendak pulang. Cakka menatap punggung
Alvin, ’maafin gue Kak, ini juga demi loe’ batin Cakka (nah loh ?).
Di kamarnya, Cakka merenungi apa yang telah terjadi hari ini.
~KILAS BALIK~
Tadi pagi Cakka mampir ke basecamp tempat dia dan racer lain ngumpul.
Ada Goldi, cowok yang tempo hari ngajak Ify ngobrol.
”Bro” Goldi menepuk bahu Cakka.
”Woi”
”Loe tau Dayat kan ?”
”Ya tau lah, ketua GIMO kan ?”
”Ya, dia ngincer cewek yang waktu itu dateng”
Cakka menatap Goldi, ”yang minggu lalu itu ?”
Goldi mengangguk.
”Kok dia bisa tau ?” tanya Cakka.
”Waktu itu Septian sempet moto tuh cewek dan dia kasihin ke Dayat, dia
tertarik”
”Terus ?”
”Loe tau kan kayak apa dia ? Dia bakal lakuin apa aja buat dapetin yang
dia mau”
Cakka berpikir, ’apa yang harus gue lakuin ?’.
Di tengah keheningan itu, dua orang datang tiba tiba dengan motornya.
Mereka turun dari motor, cowok yang sipit bergabung dengan yang lain dan
cowok satunya lagi menghampiri Cakka dan Goldi. Cowok itu
mengisyaratkan Goldi untuk pergi. Goldi pun menurutinya.
“Hai Cak” cowok itu merangkul Cakka.
“Elo Yat”
“Temen cewek loe yang manis itu ngga dateng lagi nih ?”
“Temen cewek ?” Cakka pura pura tak tau.
“Ah elo, kenalin gue dong sama cewek itu”
”Kenalan aja sendiri”
”Eh elo ya, berani sama gue ? Gue minta kenalin ya kenalin dong !” Dayat
melepaskan rangkulannya dan mendorong bahu Cakka.
“Siapa loe ha ?”
Dayat tampak emosi, dia udah hampir nonjok Cakka tapi ditahan Goldi.
“Santai Bro !” seru Goldi.
“Ada apa sih ?” tanya Septian.
“Tau, tanya aja nih sama bos loe !” ketus Cakka.
”Brengsek loe ya ! Gue panggilin anak anak buah gue baru nyaho loe !”
bentak Dayat.
”Oh panggil aja” kata Cakka santai. Goldi menyikut Cakka.
”Apa susahnya sih kenalin gue sama cewek itu ?” tanya Dayat keras.
Cakka menatapnya, ”Loe ngga pantes buat dia”
Dayat mendelik, ”Sialan loe !”
”Dia punya seseorang yang sangat jauh lebih baik dari loe !” kata Cakka.
”Siapa ? Loe ?”
Cakka menggeleng, ”Bukan, tapi seseorang yang ada dalam hidup gue”
”Ribet bahasa loe ! Gue ngga mau tau, gue bakal tetep nyamperin tuh
cewek, gue bakal dapetin dia, gimana pun caranya”
”Oke, ada syaratnya !”
”Apa ? Sebutin”
”Loe boleh deketin cewek itu asalkan loe bisa ngalahin gue”
”Apa ? Tanding maksud loe ? Lawan loe ? haha” Dayat tertawa picik.
Cakka mengangguk, senyumannya tak kalah picik.
“Oke, siapa takut ?! Asal loe ngga ingkar, kalo gue menang, loe harus
kenalin dia ke gue, dan gue bebas deketin dia”
“Kapan kita tanding ?” lanjut Dayat.
“Minggu depan” jawab Cakka.
~LANJUT~
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
SABTU
Ify datang ke rumah Ray. Ray ada di kamarnya, Ify memanggilnya.
Kali ini pintu dibuka, tampang Ray kayak benang kusut.
”Ray, tampang loe ngga imut lagi deh kalo kayak gini, jadi ngga gemes”
Ray tidak menghiraukan Ify, dia berjalan menuju gazebo, Ify
mengikutinya.
Ray duduk, membuka bukunya dan pura pura membaca. Ify melihatnya heran.
“Loe kenapa sih Ray ?” tanya Ify sambil mendekati wajah Ray yang
menunduk, Ray memundurkan wajahnya, Ify pun menjauhkan wajahnya. “Ga
seru ah ga cerita cerita”
Ray menatap Ify. “Kalo orang yang kita suka malah suka ke sahabat kita
sendiri, kita musti gimana ?” tanya Ray. Alis Ify bertautan, ”Eumm”.
Ray menanti jawaban Ify.
”Oliv ya ?” Ify balik tanya.
”Jawab aja Kak”
”Duh, kaka belum pernah ngalamin, tapi kata orang, kalo kita emang
sayang sama seseorang itu, kita harus rela melepasnya kalo emang dia akn
bahagia nantinya”
Ray menunduk, ’apa gue harus ngelepas Oliv buat Deva ? tapi berat’ pikir
Ray.
Tak disangka tak dinyana, seseorang mendengarkan perkataan Ify barusan,
seseorang yang lagi pura pura baca buku di dekat kolam renang. ’apa gue
harus lepasin loe Fy ?’ pikir Alvin. ’kasian juga Ray, kenapa sih nasib
gue cakka ray nyaris sama’ pikirnya lagi.
”Oliv ya Ray ?” tanya Ify lagi. Ray mengangguk.
“Kalo menurut kaka sih, loe tanyain ke sahabat loe aja dulu, dia suka
Oliv juga ngga ? Kalo dia ngga suka, kasian Oliv loe lepasin gitu aja,
emangnya sahabat loe siapa ? bukan obiet kan ?”
Ray menggeleng, ”bukan Kak, jadi intinya, gue harus lepasin Oliv gitu
aja ?”
”jangan juga, aduh masalah loe ribet juga yak, loe tanyain dulu deh ke
temen loe itu”
”Huu, tapi gue ngga bisa gitu aja liat dia sama cowok lain”
”Itu namanya loe egois, tapi mungkin loe bisa tanyain ke Oliv juga,
tanya ke dia, masih mau sama loe ngga, mungkin aja dia bisa membuka
hatinya”
Ray tersenyum, ”gue sempet marah tadi sama dia, mungkin saat ini dia
masih nangis mikirin gue”
”Ya udah, gih loe telpon dulu, biar dia tenang”
Ray menjauhi Ify, dia mau menelpon Oliv. Saat Ray melewatinya, Alvin
menepuk bahu Ray, ”Loe bisa bro !”. Ray pun tersenyum.
”Ckckck, gue belum pernah liat Ray sedewasa itu” Ify menggeleng
gelengkan kepalanya.
”Halo Oliv” tegur Ray.
”Ha ha lo Ray” Oliv masih terisak.
”Liv, maafin sikap Ray tadi ya, gue egois”
”Ray”
”Senin Besok Ray mau bicara sama Oliv di taman sekolah, Oliv datang ya”
”Iiiya Ray”
”Makasih Oliv, Ray harus belajar dulu, Oliv jangan nangis lagi ya”
”iya Ray, Oliv ngga nangis lagi” Oliv berusaha tegar.
”Bye Oliv”
”Bye Ray”
Ray kembali pada Ify sambil tersenyum, ”Udah Kak, besok Senin Ray mau
ngajak Oliv ngomong”.
”Nah gitu dong, gentle, oke deh, sekarang udah mulai bisa belajar belum
?”
”Udah” jawab Ray. ”Kaka ! jangan nongkrong di situ mulu, hehehe” Ray
menggoda Alvin yang sedari tadi baca buku di tepi kolam tapi matanya
kemana mana.
”Hehe, iya iya, ya udah gue masuk dulu” Alvin masuk ke dalam rumah.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
SENIN
Hari ini ada upacara, upacara terakhir untuk kelas XII. Jam 7 kurang
beberapa menit, Pak dadang, sudah mengunjungi kelas kelas untuk menyuruh
cepat ke lapangan.
“Hei, Cepat, cepat !” serunya.
Satu per satu anak mulai keluar dari kelas, Ify sibuk merogoh rogoh
tasnya dan memeriksa kolong mejanya.
“Fy ! Buruan ! Ntar keburu dimarahin” seru Via dari pintu.
”Duh, ntar Vi”
”Loe nyariin apa ?”
”Topi gue, dasi gue juga, duh kemana ya ??” Ify menumpahkan seluruh isi
tasnya ke atas meja.
“Ketinggalan kali”
“Hua Via, jangan nakutin gue dong, ntar gue bisa kena hukum”
“Paling Cuma disuruh baris di depan”
“Ahhh Viaa”
“Hei ! Cepat keluar !” Pak Dadang sudah mau menutup pintu kelas Ify, Ify
buru buru keluar.
‘heuh, dasar kumis baplang !’ batin Ify kesal.
Ify dan Via baris di barisan tengah kelasnya. Ify menyumput nyumput di
balik tubuh Via, tapi naas, Bu Yuli menghampirinya.
”Hei kamu ! Mana topinya ?”
Ify mendongak, ’oouw’.
”Ketinggalan bu”
”Ah alasan basi, berdiri di depan !” Bu Yuli menunjuk suatu tempat dekat
tiang bendera tempat anak anak yang tidak disiplin dihukum. Ify
berjalan lesu. Ternyata hanya ada Cakka di situ, dia ngga pake topi dan
dasi juga, parahnya, dia pake sepatu putih, padahal sekolah melarang
siswa memakai sepatu putih di hari senin. Ify berdiri di samping Cakka,
Cakka sempat meliriknya.
”Buset, adek gue !” seru Rio saat melihat Ify ada di depan.
Alvin kontan melihat ke tempat yang Rio tunjuk. ’Ify ? Cakka ?’.
”Aduh, Bu Yuli mau dateng, mampus dah gua bisa disuruh maju ke depan
nih” gerutu Daud. Alvin menatap Daud yang lagi panik.
”Woi Daud ! Nih, loe pake topi gue aja” Alvin melepas topi yang sedang
dipakenya dan memberikannya ke Daud.
”Apa ? Beneran nih ?? Tang kyu Vin” Daud menerima topi Alvin dngan
senang.
”Loe gimana Vin ?” tanya Rio. Alvin tersenyum. Rio tau maksud Alvin.
”Hei kamu ?? Maju ke depan !” Bu Yuli datang juga, dan menyuruh Alvin
baris di depan, bukannya panik, malah seneng. Alvin berjalan dngan
santai menghampiri Ify dan Cakka. Alvin memisahkan Ify dan Cakka dengan
berdiri di antara mereka berdua.
Cakka menatap heran Alvin yang senyum sendiri, Cakka yang sebenernya
ingin ketawa harus jaga imagenya di depan yang lain, ’ckckck’.
”Ngga bawa topi juga Kak ?” tanya Ify.
”iya Fy”
Ify manggut manggut, ’bagus deh, garing banget kalo Cuma gue dan Cakka’.
Cakka tau Alvin bohong, seumur umur, Cakka ngga pernah denger atau liat
alvin dihukum karna ngga bawa topi, dia juga tadi liat Alvin keluar dari
kelasnya sudah pake topi.
Sampai upacara berakhir, hanya mereka yang ketauan ngga bawa topi.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Saat pulang sekolah, Ray menunggu Oliv di taman belakang sekolah.
Sebenernya Ray bingung mau ngomong apa nanti sama Oliv.
”Ray” seseorang memanggil Ray. Ray mendongak, OLIV ! Oliv duduk di
hadapan Ray, berjauhan.
Dua duanya saling nunduk. Ray mencoba menatap oliv duluan.
”Oliv”
”Mmhh”
”Sejak kapan suka sama dia ?” Ray menggunakan ’dia’ untuk Deva.
”....”
”kok diem Liv ? Ngga apa apa, jawab aja sejujurnya”
”Sejak dia telat bareng sama Oliv, kelas 7 dulu”
Ray terkejut dengan jawaban Oliv, udah lama banget dong Oliv suka Deva ?
Ray dan Oliv aja jadian pas awal kelas 9.
”Oliv beneran sayang sama dia ?” tanya Ray lagi. Oliv tak menjawab.
”Ray sayang sama Oliv, Ray mau yang terbaik buat Oliv, Ray pengen liat
Oliv seneng, kalo seandainya dia lebih baik dari Ray dan bisa buat Oliv
bahagia, Ray rela”. Oliv menatap Ray ngga percaya.
”Ray . . .”
”Nanti Ray tanyain ke dia ya, makasih waktunya” Ray pergi meninggalkan
Oliv yang masih ngga percaya.
’pantes si Ray jutek banget hari ini, ada masalah toh sama Oliv, Ray
Ray, siapa ya dia ?’ ada seseorang yang mendengarkan percakapan ray dan
Oliv. Deva !
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
To : Gung.Deva
Gw mw ngmng sama loe, skrng d deket sklh
>>>>>>>>>>>>>>>>
By : Gung.Deva
Yah elo, skrg ? Males ah
<>>>>>>>>>>>>>>
To : Gung.Deva
Gw tunggu
<>>>>>>>>>>>>>>
By : Gung.Deva
Iy deh
<>>>>>>>>>>>>
Ray sudah menunggu Deva di dekat sekolah. Ray masih berseragam, dia
belum pulang ke rumah.
“Aduh Ray, ada apa nih ?” tanya Deva seraya duduk di samping Ray.
Ray menatap Deva. Deva heran, “Kenapa sob ?”, Deva menepuk pundak Ray.
Ray mengalihkan tatapannya, ”Ada cewek yang loe suka ?”
”He ?? Ngapain nanya kayak gitu ?”
”Jawab aja”
Deva menggeleng.
”Kenapa ngga ?”
”Ya emang ngga ada”
”Kalo ada cewek yang suka loe ?”
”Siapa ? Patton ? Hhahaha”
Ray mendeliki Deva yang ngakak, Deva berhenti tertawa. ”Emang siapa ?”
tanyanya lagi.
”Seseorang yang berarti buat gue”.
Deva terperangah, ’Oliv ?? Apa yang tadi mereka omongin itu gue ?’
pikkirnya.
Ray menatap Deva yang masih terperangah. ”Gimana ?”
Deva tersadar dan menatap Ray serius, ”Gue ngga tau”.
“Loe suka sama dia ?”
Deva menggeleng, “Gue nganggep dia temen, pacar dari sohib gue”
Ray menunduk.
“Sori Ray, gue ngga bisa”
“Tapi dia ngarepin loe”
“Gue ngga bisa, gimanapun dia itu pacar sohib gue”
“Tapi gue mohon, bahagiain Oliv” pinta Ray.
”Sori banget Ray, untuk saat ini, gue beneran ngga bisa, sori gue ada
urusan” Deva meninggalkan Ray. Ray ngga munafik, dia lega saat Deva
bilang dia ngga suka sama Oliv, tapi dia teringat kata Ify, itu artinya
dia egois. Ray tertunduk sebentar, menghela nafas lalu pergi.
<>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
”Gimana ray ? Loe udah bilang ke Oliv atau temen loe itu ?” tanya Ify
pada Ray.
Ray mengangguk sambil terus membolak balik buku latihan soalnya.
”Terus ?” tanya Ify penasaran.
”Oliv suka tapi temen gue ngga suka” jwabnya singkat. Ify lesu.
”Yah, simpel amat, detailnya dong”
Ray menatap Ify, ”Oliv suka sama dia tapi dia ngga suka”.
”Terus, apa yang bakal loe lakuin ?”
Ray menggedikkan bahunya sambil melanjutkan membaca.
”Udahlah, loe seriusin dulu sama ujian, kan bentar lagi, setelah ujian,
baru loe urusin lagi masalah ini”
Ray mengangguk cuek. Ify tersenyum, ’ckckck anak smp udah banyak
masalah, waktu smp tuh gue adem adem aja, ngga pernah mikirin soal
cowok, heu ngga punya cowok sih’ pikirnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar