Kamis, 15 September 2016

1943 Bersamanya

Juli  2015
                Aku masih melihatnya di posisi yang sama. Duduk di kursi roda kesayangannya sembari memandang keluar jendela. Entah apa yang menarik perhatiannya disana. Rumah kami terletak di pinggiran kota yang tidak terlalu bising. Rumah bercat putih berlantai 2 yang cukup luas. Mereka membelinya sekitar setengah abad yang lalu. Aku setuju apabila ada yang mengatakan rumah ini mengerikan. Lantai kayu dimana ada beberapa titik yang akan berderit apabila diinjak. Sisi kanan-kiri rumah yang tak terdapat satupun tetangga –tetangga terdekat kami jaraknya sekitar 5 km-. Di samping rumah terdapat tanah lapang yang cukup luas, yang 30 tahun belakangan menjadi media untuk menuangkan hobinya yaitu bercocok tanam.

                Ia tak pernah berubah. Tak ada yang berubah darinya selain rambutnya yang memutih, keriput di wajahnya, dan kemampuan panca inderanya yang menurun. Hanya itu. Selebihnya ia tetap pribadi yang sama.

Ia tetap Ify yang sama.

                Pemilik hatinya pun masih sama.
*

September 1943

                Suara gemuruh itu kembali terdengar. Disusul dengan teriakan manusia lainnya. Teriakan yang terdiri dari teriakan ketakutan, semangat, amarah dan histeris melihat sanak saudaranya terbunuh.

Suara bom meriam barusan terdengar kuranglebih radius 30 km dari fasilitas pengobatan di kampung ini. Walau jauh, tapi suara dahsyat tersebut cukup mampu memberikan efek pause kepada siapapun yang mendengarnya, termasuk Ify. Gadis cantik itu masih terpaku beberapa menit setelahnya. Dan baru tersadar kala seorang wanita yang merupakan rekannya sesama relawan, menjatuhkan gelas minuman.

“Kamu ini…mengagetkanku” protes Ify. Gadis yang dimarahinya hanya tersenyum lebar. “Maaf. Kamu sudah selesai?”

“Belum. Aku akan pulang nanti.. sekitar 2 atau 3 jam lagi”

Zevana-sahabat gadis itu- mendelik. “Kamu yakin?” Ify mengangguk. “Kalau kamu mau pulang, pulang duluan saja. Disini masih banyak yang membutuhkanku”

“Huh kamu menyindirku?”

Gadis manis itu hanya terkekeh kecil.

“Ya sudah aku pulang dulu. Eh, tapi kamu yakin berani pulang sendiri?”

Ify menoleh. “Kalau aku jawab tidak, kamu mau disini dulu menemaniku?”

“…. Baiklah demi keselamatan sahabatku tercinta. Aku disini 2 atau 3 jam lagi”

Keduanya bertukar senyum.

*
“Fy, bagaimana tawaran orang tua kamu mengenai perjodohan kamu dengan…. Ah siapa itu namanya” Zevana membuka percakapan dengan maksud agar tidak ada kesunyian yang terlalu mencekam dalam perjalanan pulang mereka. Maklum, tempat ini merupakan kawasan pedesaan terpencil yang hampir tidak ada kendaraan (mobil hanya dipakai untuk keadaan darurat) jadi tentu saja mereka harus jalan kaki untuk kembali ke camp.

Yang ditanya hanya mengedikkan bahu. “Raden siapa ya. Namanya panjang sekali.. yang aku hapal itu awalnya Raden, belakangnya Ningrat”

“Walah kamu keterlaluan, calon suami sendiri ndak hapal”

“Dia bukan calonku, Ze. Aku bahkan belum pernah bertemu dengannya. Aku masih ingin menolong mereka. Masih ingin bermain denganmu. Masih punya banyak mimpi”

“Mimpi? Fy, aku ingatkan ya. Kita hidup di jaman seperti ini. Daerah ini belum dijamah saja kita sudah untung. Lagipula memang usia seperti kita sudah dipandang mampu berkeluarga”
Seulas senyuman manis terpatri di bibir gadis itu. “Aku ingin seperti pahlawan wanita kita, Ibu Kartini. Aku belum mau menikah muda, aku ingin memperjuangkan mimpiku, aku ingin membahagiakan bapak dan ibu dulu. Aku—“

“Ssh..”

Ify tak melanjutkan kalimatnya karena ada suara misterius yang menginstrupsi-yang sepertinya berasal dari semak-semak-. Ia menatap horor karibnya. Zevana, yang ternyata juga mendengarnya-dilihat dari ekpresinya-. Keduanya diam tak berkutik.

“Aw! Ssh..”

“Fy…”

“Ze”  keduanya kompak mengisyaratkan untuk mengambil langkah seribu sebelum melihat penampakan aneh.

“Ck, bodoh sekali aku!”

Kedua sahabat itu kembali saling berpandangan. Suara misterius tadi kembali terdengar. Dan lebih terlihat ‘normal’. “Bukan hantu, Ze”

Zevana hanya mengedikkan bahu. Ify mengambil inisiatif mendekat ke TKP. “Heh kamu mau kemana?” yang tak dihiraukan Ify. Gadis itu tetap berjalan mengikuti suara yang mulai ia yakini sebagai suara manusia.

“Aw..”

Ify yakin tinggal selangkah lagi menuju si pemilik suara. Ia singkapkan daun entah apa untuk melihat makhluk apa itu.

Mata mereka bertemu.
Detik itu semesta meyakini bahwa ia-lah pemilik hati Ify.

*
“Jangan bergerak dulu. Luka robekmu lumayan. Nanti kalau dibawa bergerak, tidak akan kering” tukas Ify. Pemuda itu hanya diam. Menatapi sosok perempuan yang telah menemukannya di semak-semak tadi dalam keadaan terluka. Perempuan ini jugalah-bersama temannya- susah payah memapahnya ke fasilitas kesehatan terdekat.

“Ngomong-ngomong.. saya Lavender. Tapi biasa dipanggil Ify”

Tak ada permintaan jabat tangan. Karena si gadis mengucapkannya sembari membereskan sisa perban dan membuang kapas kotor. Membuat sang pemuda sedikit ragu untuk menjawab.

“Kalau kamu?”

“Saya belum terbiasa dengan perkenalan tanpa bersalaman” ucapnya tanpa memandang Ify. Sang gadis tersenyum, lalu mengulurkan tangannya. “Saya Lavender. Biasa dipanggil Ify. Kalau kamu?”

“Gabriel”

*

Agustus 2015
               
                Batuknya tak kunjung berhenti juga. Aku mengusap-usap punggungnya iba. Aku yakin ia sudah tidak betah tinggal. Tapi aku belum siap melepasnya. Aku belum siap menyambut kepergiannya. Bila pemilik hatinya masih sama, maka akupun demikian.

Ify masih menjadi pemilik hatiku.

*

Desember  1943
               
                Hari ini fasilitas kesehatan tengah kebanjiran pasien. Korban serangan sang penjajah membludak sehingga cukup menyibukkan para relawan. Tak terkecuali Ify dan Zevana.  Luka robek di dahi, luka bakar di lengan, luka memar di tangan, tulang kaki yang patah, dan masih banyak lagi luka fisik yang didapat para warga. Pasiennya pun beragam, dari para pemuda pemberontak, hingga ibu-ibu dan anak mereka yang tidak tahu apa-apa.

Miris sekali, ingin rasanya semua ini berakhir.

Baru sehabis makan malam suasana barak sudah lumayan sepi sehingga Ify dan Zevana bisa beristirahat.

“Hari ini luas biasaaa” keluh Zevana sembari menyelonjorkan kedua kakinya, dan memijatnya pelan. Berbeda dengan Zeva, sahabatnya malah tampak berseri-seri. “Ada yang bahagia ya.. baiklah, baiklah aku akan diam saja dan menyimpan keluhku untuk diriku sendiri”

Ify memandang Zevana geli. Sahabatnya sungguh lucu kalau sedang merajuk.

“Iya, sahabatku tercinta… ada yang bisa aku bantu?”

Yang ditanya hanya menggeleng. Zevana menatap Ify dengan tatapan menyelidik. “Kamu…nanti pulang dengannya?” Ify mengangguk. “Itu artinya aku pulang sendiri?”

“Kecuali kalau kamu mau pulang bersama Lintar. Bukankah dia mendeketimu? Jangan dipikir aku tidak tahu”

“Jangan menggodaku, Lavender”

“Siapa yang-“

“Lavender, ada yang mencarimu” potong seorang pria berkumis penjaga barak. Pak Gito namanya. Mengintrupsi obrolan kedua sahabat itu. “Siapa, Pak?”

Pak Gito memutar bola matanya. “Ya siapa lagi kalau bukan Gabriel”
*

“Tanganmu kenapa” tanya pemuda itu kala melihat jari kelingking gadisnya tergores suatu benda.

 Gadisnya? Ya.. sepertinya kata itu sudah cukup menggambarkan bagaimana hubungan mereka saat ini. Perkenalan singkat, percakapan yang menarik mereka satu-sama lain, membuat keduanya cocok dan memutuskan untuk menjalin ikatan tak kasat mata. Mengukuhkan satu sama lain untuk saling menjaga dan melengkapi.

                “Cuma tergores gunting” jawab Ify sembari tersenyum. Seakan mengatakan kalau itu bukanlah perkara besar yang patut dikhawatirkan. “Cuma luka kecil”

“Tapi harusnya kamu lebih berhati-hati”

“Iya, aku tahu. Aku tahu apa yang aku lakukan, Yel. Kamu sendiri? Harimu bagaimana?
Gabriel menghela nafas. “Biasa saja. Goldi tetap sibuk menyusun strategi, Dayat tetap dengan kegemarannya membuat bambu runcing, Riko tetap di bagian medis, Deb—“

“Ck! Bukan itu maksudku..”

Pemuda itu terkekeh. “Ya aku harus cerita apa lagi. Memang itu yang aku lakukan setiap hari. Rencananya minggu depan kami akan mencoba melakukan pengintaian. Ya semoga saja bisa membebaskan beberapa warga”

Ify turut menghela nafas. Peralihan dari penjajah barat ke penjajah Asia ternyata sama saja. Tak ada yang mengira kalau nasib negeri ini sama buruknya, atau bahkan lebih buruk?

Gabriel bukan tentara resmi milik negara. Ia termasuk dalam gerombolan pemuda pemberontak yang mengintai markas penjajah guna membebaskan warga yang disekap dan dipaksa kerja (jangan tanyakan kerja apa saja). Pertemuan pertamanya dengan Ify pun tak lepas dari cerita penjajah. Dimana saat ia dan teman-temannya sedang melakukan pengintaian, musuh menyadari dan mereka melemparkan bom meriam. Yang untungnya, hanya melukai kakinya. Hey, dia masih beruntung kan?
Masa-masa yang keras dan kelam. Seluruh keluarga Gabriel dibantai oleh penjajah terdahulu. Gabriel tidak peduli penjajah sudah berganti, sekali penjajah tetaplah sama. Maka ia bertekad untuk berlatih beladiri sekuat tenaganya. Hingga akhirnya bertemu dengan Goldi cs, yang juga pemuda pemberontak.

Kehadian Ify mengubah hidupnya. Bagai ruang hitam yang baru saja dipasangi lampu dengan watt tinggi, hidup Gabriel tak lagi segelap dulu.

“Setelah masa ini berakhir, aku janji kita akan bersama lebih lama”

Janji itu diucapkan oleh Gabriel, ditujukkan untuk Ify, disaksikan alam semesta, dan dicatat oleh Tuhan.

*
September 2015

                “Pa?”

Aku tersenyum menyambut kedatangan putri sulungku, Ashilla. Dibelakangnya kulihat Alvin, suaminya beserta putri bungsu mereka, Keke. “Kakek” gadis remaja itu berhambur memelukku, yang tentu saja, kubalas dengan erat.  “Hai, Pa” sapa menantuku yang kubalas dengan senyuman.

“Bagaimana kabar Raynald?” aku menanyai putra sulung Ashilla yang tengah bekerja di Amerika. “Baik. Bulan depan dia pulang. Raissa belum kesini, Pa?”

Aku menggeleng. Raissa adalah putri bungsuku. “Semalem dia telpon, masih di Kupang. Urusan bisnis Cakka belum selesai”

 “Tapi dia tau kan sebentar lagi ulang tahun mama?”

“Tentu tau, dia bilang paling lama lusa dia pulang”

Ashilla mencibir. “Terlalu setia disisi suaminya”

“Ash..”

“Aku mau lihat mama. Dia dikamarnya?”

Aku mengangguk.

*
Januari 1944

“BODOH! TOLOL! INI SEMUA SALAHKU!

   Sudah hampir setengah hari Gabriel tak hentinya memaki, menendang, sesekali menangis. Sementara gadisnya duduk tak jauh dari sana. Menatapi iba kearah kekasihnya. Sengaja Ify biarkan pemudanya melampiaskan semua amarahnya.

“Sudah marahnya?”

                Gabriel tak menjawab. Ia terduduk lemas sembari meremas kepalanya kasar. Ia menunduk, berusaha menyembunyikan tangisnya. Walau sesungguhnya ia tak perlu. Ify menyentuh pundaknya pelan, yang entah mengapa justru memperkeras tangis laki-laki itu.

                “Aku bodoh! Seharusnya… aku… menjaga mereka” Ify tak pernah melihat Gabriel serapuh ini. Gabriel yang ia tahu adalah sosok yang positif, semangat dan tak pernah memperlihatkan kelemahannya di depan Ify sekalipun. Melihatnya seperti ini membuat hatinya sakit. Andai menyembuhkan luka hatinya semudah menyembuhkan luka akibat percikan bom.

“Bukan salah kamu, Yel. Iya memang kalian harus saling menjaga. Tapi ini diluar kapasitas kamu. Mereka akan dikenang sebagai pemuda yang pemberani. Berhentilah menyalahkan dirimu sendiri, bersedih boleh. Tapi jangan berlarut-larut. Aku yakin teman-temanmu disana masih ingin melihatmu berjuang”

                Gabriel masih tak bergeming. Kejadian semalam terus menghantuinya. Pengintaiannya bersama pemuda lainnya, ternyata bisa disebut gagal. Salah satu dari mereka membocorkannya kepada tentara lawan-demi uang- sehingga pasukanpun dengan mudahnya diserang. Yang menyebabkan hampir seluruh dari mereka tewas ditempat. Hanya 3 dari mereka yang kembali dengan selamat. Tiga orang yang diantaranya merupakan Gabriel sendiri.
               
                Satu hal yang gadis itu takutkan adalah.. kematian teman-temannya makin memperkeras hati Gabriel.

*
                “Lagi ya, Ma? Masa Cuma dua suap..” bujuk Ashilla lembut. Ia sudah duduk hampir 3 jam didepan sang mama untuk menyuapinya sarapan. Segala bujuk rayu tak membuat Ify menelan lebih banyak makanan lagi. “Oke, Aku nyerah” lirihnya.

Ashilla menatap Ify sedih. Mamanya tak seperti dulu lagi. Begitu banyak perubahan. Ia merindukan masa-masa dulu. Masa yang sangat berharga, yang mustahil untuk kembali lagi. Sepanjang yang ia bisa ingat, mamanya adalah sosok yang keibuan, lemah lembut, cantik, pintar memasak, dan tentu saja menyayangi keluarganya. Ify selalu punya cara untuk menenangkan anggota keluarganya jika ada masalah. Kelihatan sempurna, huh?

Tidak juga, karena cinta Ify kepada keluarganya tidak sebesar cinta Ify pada suaminya. Jangan dikira Ashilla tak menyadarinya. Tatapan mata Ify tak pernah seteduh itu saat bersama papa. Ify memang tak pernah bersikap dingin pada papanya. Tapi Ify hanya menganggap papanya sebagai teman hidup. Hanya teman hidup. Sementara Ashilla tahu bahwa Ify adalah cahaya hidup papanya.

*
Maret 1944

                “Kamu betul-betul harus pergi?”

Ify tersenyum. “Kamu betul-betul tidak mau ikut?”

Gabriel menghela nafas. “Kamu tahu aku ada—“

“Pengintaian? Ya..ya..  tapi aku ingin kamu ikut, Yel. Ini kesempatan untukku memperkenalkan kamu ke kedua orangtuaku”

Gabriel tersenyum melihat gadisnya merajuk. Diraihnya kedua tangan Ify. “Iya, kan masih ada waktu. Setelah ini aku janji aku akan ikut”

“Janji?”

“Janji”

“Janji kamu akan baik-baik saja?”

Pemuda itu masih dengan senyumnya. “Janji, Fy”

*

“Rio”

“Lavender”

“Lavender? Nama yang unik”

Gadis itu tersenyum. “Panggil saja Ify”

“Baiklah, Ify”

Keduanya pun tersenyum.

*
                Pemuda itu hanya menyisakan senyuman ketika Ify masih tertawa sambil memegangi perutnya. “Nama kamu sepanjang itu sampai aku lupa.. aku hanya ingat Raden dan Ningratnya saja”

“Yah.. aku tidak bisa protes karena itu pemberian orangtuaku. Jadi aku persingkat saja menjadi Rio” tukasnya.

“Siapa tadi nama lengkapmu?”

“Ify, aku bahkan sudah mengulanginya 4x. Masih belum hapal juga?”

Yang ditanya hanya menggeleng. “Belum hihi”

“Raden Bagus Indrawan Bumi Aryodiningrat. Aku rasa tidak sepanjang itu. Coba siapa nama lengkapmu?”

“Hanya Respati Ayu Diah Raventi”

Rio mengangkat satu alisnya. “Mana ada Lavendernya?” Ify tersenyum. “Jadi dulu aku suka sekali bunga lavender. Jadi ibuku mulai memanggilku dengan sebutan lavender. Lalu karena aku kesulitan menyebut lavender, jadi entah bagaimana keluarlah panggilan Ify”

                “Ah, sedikit aneh”

                “Kamu yang aneh”

                “Kurasa aku lebih suka memanggilmu, Raven?”

                “Jangan suka mengubah nama orang, Rio”

                Rio terkekeh kecil. “Fy, kamu setuju dengan perjodohan ini?”

“……”

“Fy?”

“Maksud kamu?”

*
                Aku menghentikan kursi rodanya di halaman rumah kami.  Membiarkannya meniup udara segar. Kemarin malam putri bungsu kami datang bersama suaminya, Cakka. Yang kuharap berkumpulnya keluarga kami akan membawa perubahan untuknya.

Aku merindukan senyum di wajahnya. Aku rindu suaranya memanggil namaku. Aku merindukan masakannya. Ah aku rasa aku rindu semua yang ada padanya. Jika bisa aku memutar waktu, aku tak akan menerima perjodohan ini. Aku tak mau merampas cahaya hidupnya. Aku tak mau menjadi sosok antagonis yang menjadi pemisah mereka.

Pemisah?

Ya, aku lah yang memisahkan mereka. Rio. Rio yang dipandang sebagai pemuda baik dimata Ify. Aku yang menyuruh orang-orangku untuk memata-matai kegiatan Ify saat ia menjadi relawan. Tentu aku tahu hubungannya dengan Gabriel.

Akulah orang yang membayar salah satu teman Gabriel untuk memberitahu lokasi pengintaian mereka selanjutnya. Sayang sekali pemuda itu lolos…

Saat Ify menolak perjodohan kami dan kabur menemui Gabriel, pemuda itu tak pernah kembali. Tentu saja, dia tak akan kembali. Karena aku yang melenyapkannya…

Maafkan aku, Fy..
Maaf…

-END-



*
                “



               

               
               
           

Kamis, 01 September 2016

Hujan Kemarin - One shot -



            “Kamu mau jadi pacarku?”

Aku menatap cemas gadis di hadapanku. Gadis yang sekian lama aku sukai. Gadis yang merupakan cinta pertamaku. Gadis yang membuat hatiku berbunga-bunga hanya dengan mendengar namanya. Gadis yang membuatku berlatih pengakuan hati di depan cermin.

Dialah Ify.

Gadis manis itu mengangkat wajahnya yang sedari tadi menunduk. “Maaf. Aku nyaman kita temenan”

*
Paduan suara vokal indah yang berasal dari finalist dan ex-finalist memenuhi panggung yang akan dijadikan tempat penyelenggaraan Grand Final ajang itu. Saat ini mereka sedang berlatih lagu Buka Hatimu kepunyaan Armada. Yang difokuskan dua grand finalist (Mario & Halilintar) sebagai vokal utama, sedangkan yang lain hanya back-up vokal.

Aku masih menangkap bayangannya dari ekor mataku. Kebetulan di lagu ini aku mendapat tempat di sisi kiri panggung, bersama dengan rekanku yang lain, Shilla. Dan tentunya, Ify.

*

 “Aku Ify, dari Bandung”
Aku tak pernah melupakan senyum manisnya. Kala itu aku masih berumur 10 tahun. Ia satu tahun lebih tua dariku. Kami dipertemukan dalam ajang ini, ajang pencarian bakat penyanyi anak-anak. Aku berasal jauh dari Batam. Tujuanku mengikuti ajang ini adalah untuk membahagiakan kedua orangtua dan adik semata wayangku.

            Sejak bertemu dengannya, aku tahu aku memiliki tujuan lain.
*
            “Nanti kamu jangan lupa senyum ya sayang”
            “Iya, Mah”
            “Harus kelihatan ramah di depan kamera, inget, muka kamu kalo lagi diem itu keliatan jutek banget”
“Iya, Mama sayang, Ify ngerti”

Aku tak bisa menahan senyumku. Dari tempatku sekarang, aku bisa melihatnya berdiri dengan wajah ditekuk. Tante Gina-mamanya- masih setia di posisinya sembari memberikan wejangan-wejangan kepada putrinya. Yang tentu saja direspon seadanya oleh Ify.

Saat ini kami berada di program musik di salah satu stasiun TV. Aku, dan teman-temanku yang tergabung dalam band project – SI Band- sedang menunggu waktu untuk tampil. Kebetulan, ia juga ikut dalam project ini. Menjadi keyboardist.

Kebetulan yang indah, bukan?

Jadi walaupun ajang itu sudah berakhir, aku masih mempunyai kesempatan untuk memiliki hari bersamanya.

Walaupun sebagai teman.

*

            Aku berjalan tergesa menuju kamar mandi. Kuabaikan panggilan Debo, rekanku yang mengatakan kalau beberapa menit lagi kami tampil. Tapi aku tidak peduli. Aku menulikan telingaku. Aku ingin sendiri dulu.

Aku tidak mau ada yang melihat ekspresi marahku
.
Selama ini aku dikenal sebagai sosok yang ramah dan ceria.

Dia, hanya dia yang mampu membuatku mengeluarkan ekspresi ini.

      Aku tak mendengarnya pacaran dengan lelaki lain, atau melihatnya berdua dengan seseorang. Sepele saja sebenarnya, jadi saat Band kami tampil, salah satu teman dekatku, Alvin bernyanyi sambil mendekatinya dan merangkulnya. Aku tak tau itu sengaja atau tidak. Tapi.. uh.. itu mungkin masuk dalam daftar hal yang tidak ingin aku lihat sepanjang hidupku.

*

            Kontrak kami dengan stasiun TV tersebut berakhir tahun ini. Itu artinya akan jarang sekali event-event yang mempetemukan kami.

Dengan tingkat pertemuan yang tak sesering dulu, aku mulai menata hatiku. Menjadi sosok yang baru. Menjadi pribadi seperti saat sebelum aku bertemu dengannya.

Aku ingin melupakannya. Jika ia lebih nyaman menganggapku sebagai teman, mengapa tidak demikian denganku?

*
            Tak kusangka akan sesulit ini menghapusnya. Aku berhenti mengirimkannya pesan-pesan singkat semenjak ia menolakku. Tepatnya sekitar 3 tahun yang lalu. Sejak itu terbangunlah dinding tak terlihat diantara kami, walau percayalah aku ingin sekali meruntuhkan dinding itu.


“Kamu sebagai Mahar, ya?” aku menerima naskah drama musikal itu, dan mulai membacanya. Bertemu teman-teman baru membuatku sedikit melupakannya. Terlebih ada Shilla dan Patton, rekan seperjuanganku dalam ajang itu yang ikut andil dalam drama musikal ini.
      
      Aku berlatih dengan giat agar sosok Mahar dapat kuperankan dengan baik. Aku mendapatkan banyak pujian, yang kuterima dengan senang hati. Ah.. lingkungan baru ini benar-benar membuatku nyaman.

Sebetulnya ada salah satu dari mereka yang menarik perhatianku. Pemeran Aling. Dia begitu manis dan sopan. Senyumnya mengingatkanku pada…

“Serius nanti lo kesini, Fy? Sama Via? Terus...? ah Zahra? Sama Ray juga? Asik. Oke gue tunggu. Bye” aku menegang kala mendengar Shilla menyebut namanya. Apa tadi katanya? Mereka akan kesini? Menonton kami?


Kuselesaikan kalimat terakhir kami sebelum ditutup dengan salam hormat dari seluruh pemain. Dari tempatku berdiri, mataku masih berusaha menyisir bangku penonton, berharap menemukannya. Ah, aku melihat Sivia. Itu artinya ia tak jauh darinya. Sivia, Zahra, Ray, dan.. itu dia! Dia juga sedang melihat kearahku. Aku tak bisa menahan untuk tak tersenyum. Ia pun melempar senyum padaku.
Hari keberuntunganku, eh?

*
            “Dia.. jadian sama temen sekolahnya. Namanya….” Mataku yang semula menahan kantuk kini terbuka lebar. Memang sudah menjadi rutinitas kami –para alumni ajang tersebut- untuk ngobrol di grup Yahoo! Messanger setiap Rabu dan Jumat malam-untuk menjaga silahturahmi-. Semula aku ingin istirahat saja karena terlalu lelah dengan kesibukan sekolah. Tapi karena bujukan teman-temanku akhirnya aku rela online dan melupakan lelahku.

Obrolan kami rata-rata selalu sama. Kabar bagaimana, sibuk apa, sudah punya pacar atau belum. (Yang mana pertanyaan terakhir aku berharap tak ada kabar darinya).

Harusnya aku tau ini akan menjadi salah satu hari burukku. Pertama karena aku sedang tidak mood untuk online (biasanya aku salah satu yang paling bersemangat). Kedua, karena kulihat ia tidak online (banyak sih yang offline. Seperti Sivia, Shilla, Cakka, Oik, lalu ada beberapa lagi). Dan ketiga, saat salah satu temanku Irva mengetikkan pesan yang tak ingin aku lihat seumur hidup.

Ify. Punya. Pacar.

*

“Ciee..pajak jadiannya ditunggu”

“Longlast ya”

“Cocok banget tau kalian”

“Ehm..ehm lo udah gede ternyata”

Aku merespon semuanya dengan senyuman. Kuanggap kalimat mereka sebagai doa. Ya, doa semoga aku dengan Saras awet sehingga aku bisa melupakannya. Semoga aku juga bahagia selepas mendengar berita ia memiliki pacar. Semoga aku bisa menghapus perasaanku.

Aku tidak bermaksud jahat pada Saras, tapi tak apa kan ‘kugunakan’ dirinya untuk melupakannya?

*

            Saat detik berganti menit.

            Saat menit berganti jam.

            Saat jam berganti hari. Begitu pula dengan hari yang berganti bulan dan bulan menjadi tahun. Kulalui hari-hariku dengan kesibukan sekolah dan pekerjaan. Kufokuskan waktuku bersama keluargaku. Aku bahagia dengan hidupku yang sekarang. Tanpa kekasih, walaupun ia tetap menjadi kekasih hatiku.

Aku sudah lama memutuskan hubunganku dengan Saras. Lalu menjalin hubungan dengan beberapa perempuan. Catat, aku bukan playboy.

Sementara dirinya, ia masih dengan rutinitas favoritnya. Menjadi pemusik. Bergabung dalam sebuah girlband membuatmu semakin mudah ‘melihatnya’.

*
 “Mau ada reunian nih, dateng ya!”
Sender : Dayat

            Aku letakkan ponselku diatas kasur. Hmm reuni. Itu artinya aku memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya lagi, setelah sekian lama. Kini usiaku sudah 25 tahun. Dan sudah menjadi pengacara muda di Jakarta.

Tak ada yang berubah dariku, termasuk perasaanku kepadanya.

*
            Aku memasuki café yang menjadi tempat kami mengadakan reuni. Kulemparkan senyumku kearah beberapa teman yang sudah datang. Dayat, sang pengusung reuni. Ada juga Septian –yang datang bersama kekasihnya-, lalu ada Osa, Iyan –hey dia tinggi sekali-, Irva –dengan kekasihnya juga-, Zahra, yang sepertinya sedang tergesa-gesa menuju toilet. Di sisi lain meja ada beberapa ex finalist dari ajang musim kedua dan ketiga, Debo, Patton, Gita, Irsyad, Bastian, Cakka –dengan rambut gondrongnya-, juga Rio, Keke dan beberapa yang lain –ada yang bahkan aku lupa siapa namanya-.

Dari sekian banyak yang datang, aku menghela kecewa. Tentu saja dia tidak datang. Dia kan sibuk, punya segudang schedule yang lebih penting daripada menghadiri acara reuni yang—

            “Hey”

Refleks aku menoleh.

            “Oh.. hai…” balasku canggung. Tenggorokanku mendadak kering. Ify berdiri di belakangku dengan baju casual –yang menurutku sangat cocok untuknya- dan bandana putih manis. Ah dia cantik sekali.

“Udah lama?”

Aku menggeleng. “Baru aja”

“Banyak juga yang dateng” ucapnya sembari melihat sekeliling. Dan melempar senyum ke beberapa teman kami. “Aku kesana dulu ya”

Aku menatapnya melenggang kearah meja Zahra. Meja dengan kapasitas 5 orang itu sudah terisi Zahra, Patton, Dayat, ditambah Ify…berarti masih bisa 1 orang lagi?

            “Eh eh itu buat Irva” sela Zahra saat aku duduk di salah satu kursi. “Yaelah.. Irva kan sama pacarnya. Mana muat mereka duduk di satu kursi” elakku. Kudengar tawa kecil lolos dari bibirnya. Aku ikut tersenyum kearahnya.
“Ih, ya udah”

Sepanjang acara –yang kebanyakan permainan- mataku tak pernah lepas dari sosoknya. Beberapa dari kami menyumbangkan lagi, termasuk aku. Bahkan aku mendapat kesempatan berduet dengannya karena usulan Shilla –thanks, Shill!-.

Sering-sering saja diadakan reunian seperti ini, hahaha!

*
Acara reuni selesai pukul 21.45 malam. Lebih malam dari jadwal perkiraaan yang semula direncanakan selesai jam 20.00. Sebagian teman-teman sudah pulang. Hanya tinggal aku, Rio, Zevana, Angel dan Ify. Aku memang sengaja belum pulang sebelum ia pulang.

Kusandarkan punggungku di salah satu kursi café. Kulihat ia tengah berbincang berdua dengan Rio diiringi beberapa tawa yang keluar dari bibir tipisnya. Mendadak bayangan fanfiction-fanfiction Rio-Ify yang dibuat fans kami dulu muncul di otakku. Aku memang beberapa kali membaca cerita fiksi karangan mereka (yang mana kebanyakan aku membaca cerita ku dan dia tentunya). Tak kusangka fans kami kreatif sekali.

“Duluan ya, Fy. Yuk, Ze” Rio menyudahi obrolannya. Lalu pamit kepadaku dan Angel juga sebelum pergi keluar café bersama Zevana.

“Eh gue udah dijemput. Lo gak mau ikut gue, Fy?” ajak Angel. Ify gelengkan kepalanya. “Nggak, sopir gue udah dijalan. Hati-hati, Ngel”

Angel mengangguk dan berpamitan padaku juga. “Gue nitip Ify yaa. Byee”

Yah, tanpa dimintapun aku akan menjaganya sepenuh hatiku.

*
“Maaf, kami mau tutup” tegus halus salah satu karyawan café. Memang ini sudah hampir jam 22.00. Dan hanya tinggal aku dan Ify. Aku menatapnya yang duduk di meja tak jauh dari posisiku, mengisyaratkannya untuk pindah keluar. Ia mengangguk.

Ironis ya, walau tinggal kami berdua pun, ia masih menjaga jarak.

Aku mengiringinya keluar café. Diluar mendadak hujan deras sekali. Yang merupakan keberuntungan bagiku karena itu menahanku untuk bersamanya walau hanya sebentar.

“Tinggal pulang aja pakai hujan” ucapnya seraya merapatkan scraftnya. Terbawa sinetron, kulepaskan jaketku dan kuletakkan di pundaknya. “Eh gak usah”
Kulemparkan senyumku.

Hening. Kami sama-sama hanya diam berdiri di depan café yang sudah tutup sembari menatap hujan.

“Sopirku lagi cuti”

Eh? Aku menoleh kearahnya. Bukankah tadi dia bilang kalau supirnya sedang di jalan?

Matanya memandang kedepan. “Kamu kenapa jauhin aku?”

Apa katanya?

“Aku nunggu kamu”

Aku tidak salah dengar, kan?

“Kamu gak pernah kasih aku kesempatan buat memperbaiki semuanya”

Aku tersenyum tipis. “Kamu sendiri yang bilang kita lebih nyaman temenan”

“Tapi kamulah yang memutus pertemanan kita”

“Karena aku gak mau buat kamu gak nyaman”

“Siapa bilang aku gak nyaman?”

“Karena kita gak akan sama setelah aku nyatain cinta ke kamu, Fy” Ify mendelik kearahku. Aku menghela nafas lagi. “Lagipula aku milih mundur sejak kamu punya pacar”

“Pacar??”

Aku menoleh kearahnya. Herannya ia tampak keheranan. “Iya, pacar. Kata Irva kamu jadian sama temen sekelas kamu dulu”

“…. Aku belum pernah pacaran sama siapapun, sampai sekarang”

“…..”

“Lalu kamu dan Saras, itu apa?”

Mendadak aku kehabisan kata-kata. Tak mungkin aku jelaskan bahwa aku berpacaran dengan Saras hanya untuk melupakan Ify.

“Aku bakal percaya kalau kamu udah bisa move on”

Aku menggeleng cepat. Tapi tak ada kata yang terlepas dari bibirku.

“Aku pernah menyukai. Kami ada di dalam satu ajang pencarian bakat. Dia finalist dari kota yang jauh disana. Dia teman yang baik, dia memberi aura positif di sekitarnya” kusunggingkan senyuman tipis. Eh, memang itu aku ya?

“Aku belum pernah merasakan yang seperti itu sampai sekarang. Perasaan itu masih, sampai saat ini” dia menyampingkan tubuhnya, menatap kearahku. “Dia juga memiliki perasaan yang sama, dulu”

Sungguh, aku merasa dadaku akan meledak saking bahagianya. Seperti ratusan kupu-kupu berterbangan di perutku kala aku rasakan tangannya meraih tanganku. “Sayang aku dan dia gak bisa bersama”


“….. kenapa?”

“Kita berbeda. Kamu tau pasti apa maksudku. Kita sama-sama berpegang teguh dengan apa yang kita yakini saat ini. Aku bener, kan?”

Aku terdiam lagi. Sekarang aku tau alasannya ia menolakku dulu. Tapi aku membenarkan apa yang ia katakan barusan. Kami memang berbeda.

“Kita tetap teman, kan?”

Aku menatapnya lama. Kuberanikan diri mengecup keningnya. “Ya, kita teman”

Ia tersenyum. Lalu mengulurkan tangannya yang lain, mengajakku bersalaman. “Aku Ify. Salam kenal”

Tanpa bisa dicegah aku pun turut tersenyum dan menyambut uluran tangannya.

“Gabriel..”

-END-







Rabu, 31 Agustus 2016

Couples? - Flashback 2009-2011-

Entah kenapa tiap re-read ff ic, bawaan pen flashback mulu! kaya sekarang ini nih.. krn temen2 ICL yang dulu udah pd ngilang (sebagian pindah ke oppars), jadilah gue curhat disini :D

setelah sebelumnya bahas tentang ff, skrg kita bahas pemanis di FF IC yang apalagi kl bukan couple. Ada beberapa pasangan yang mendominasi fanfictions IC. entah siapa yang mulai, terlahirlah 4 pasangan ke permukaan.

1. Rio : yang biasanya kalo di ff itu dapet karakter sombong, songong, polos, kadang kocak. Atau bisa juga dingin. (kaya Rio-nya elce kyaaa)

2. Alvin : bias gue! (?) dia.. karena emang dari awal kemunculannya di ajang itu si cowo oriental ini terkesan cuek (dan dingin) maka ngga heran di bertebaran ff dia dimana karakternya itu dingin, cuek, galak, tapi sekalinya suka cewe... beuh! sedalam samudra seluas jagad raya deh. biar disuruh mendaki gunung lewati lembah macem ninja hatori juga doi mau xD

3. Cakka : gak tau awalnya gimana tapi cowo ini sering bgt dapet peran playboy. mungkin krn doi kece bgt kali ya T_T

4. Gabriel : favorit guee *,* dia biasa di ff itu karakternya baek, dewasa, bijak. Pokoknya boyfriend material bgt deh...


Kita ke yang cewek nih..

1, Sivia
2. Shilla
3. Ify
4. Agni. Kalo Agni pasti dan ga diragukan lagi sering bgt perannya di ff itu jadi cewe tomboy & strong.


Yang paling mainstream nih, pasangannya itu :
1. Rio-Ify
2. Shilla-Gabriel
3. Cakka -Agni
4. Alvin-Sivia


Atau (opsi kedua) :

1. Rio-Shilla
2. Gabriel-Sivia
3. Shilla-Alvin
4. Cakka-Shilla (ini jarang banget. atau gue yang kudet?)
5. Alvin-Agni (ini tenar bgt dari ff hasinuda punya Vina)
6. Gabriel-Ify (my favoriteeee)

Untuk opsi kedua ga sebanyak 'couple original' (?). Karena penyuka RiFy, AlVia dan CaGni buanyaaak.. jadilah ff mereka bertebaran.

Selera gue tentang ff ic tuh bukan karena couplenya. tapi karena ceritanya (<- lucu bgt ngomong gini padahal yang gamau lanjutin ff krn kapel juga siapa (baca:gue)). Dan selera gue mengenai couple juga sedikit berbeda.. sedikit doang. Kalo sampai saat ini masih ada oknum delusional yang masih ngarep rify sm alvia, maka gue ngarepnya Fyel.

Ify-Gabriel. Mereka itu couple favorit gue bangett.. lebih suka mereka malah daripada couple legendaris di ff gue (alshill). Lebih dapet feelnya fyel daripada rify (cuma dulu jarang nemu fyel krn demam rify luarbiasa meluas). Jadilah gue sendiri yang buat ff fyel. Saking sukanya sama nih couple sampe alamat imel gue ada yang namanya 'ifel' stand for 'If(y) - (i)el' =)) itu jamannya IC 1. pas IC 2 sama 3 belom lahir. Bisa dibilang mereka couple ic pertama yang gue suka. secara teknis ga pertama sih, couple pertama yang gue suka itu sify alias sion-ify. dan Gabriel-Zahra. Cuma krn Sion ngeledekin Sivia di IC duet (yang bikin gue sedikit percaya kl waktu itu Sion demen Sivia) jadilah gue beralih ke Gabriel-Ify. Percaya ga bahkan setelah gue mentas dari grup ICL 5 tahun terakhir, gue masih suka sama couple ini :D dan rada kecewa pas tau Ify ga folbek IGnya iel (gatau skrg udah apa belom). foto mereka berduapun dikit :( moga aja mrk masih temenan sampe skrg. lebih juga boleh #plak! #musnahkanfansdelulu #nooffense

Alvin-Shilla. Couple kedua favorit gue. Couple ini jadi rekor terbanyak yang muncul di ff gue. gue suka 'pake' mereka karena...cocok aja (?) belum lg desas-desus dulu yang blg Alv demen sm Shilla. Sementara Shilla doinya Mas Cakka. Jadi otak gue mulai berimajinasi ttg kisah cinta mrk yang gagal alias sad end (?)

Alvin-Agni. Gue suka couple ini musiman sih. pertama baca di ff hasinuda dan ga nyangka feelnya dapeettt banget. Atau krn kejeniusan Vina yg bikin ff ini ngefeel bgt? entahlah. yang jelas gue lbh suka Alni ketimbang Cagni. Sorry..

Rio-Shilla. Ahh couple ini... tiap inget yoshill gue selalu inget lopkomen. itu ff sumpaah ff ic terrbagus yang pernah gue baca. penuh emosi dan mengoyak hati (?)

Cakka-Acha. gue lebih prefer couple Cacha (?) daripada cagni atau cakshill. ga ada alesan tersendiri sih, cuma mereka cute aja kalo di barengin (?)

Cakka-Oik. ini couple favorit pertama pas di IC2. jadi masih berkesan.

Cakka-Ify. ketika pada dasarnya Ify cocok dicouplein sama siapa aja x)

Deva-Keke. ini juga favorit gue banget. walaupun jarang yg 'pake' mereka sebagai karakter utama. :(

Shilla-Ray. ini rada absurd sih. cuma gue kemakan ff gue sendiri di magentha =D

Alvin-Ify. Dulu gue suka couple ini krn ffnya kak anindrofiqoh yang judulnya Love Story in a Picture. itu feelnya dapet bangettt *,*

diatas itu merupakan couple yang menurut gue cocok (tetep no.1 fyel <3). Terus ada beberapa couple yang gue baca ga ngefeel diantaranya :

1. Cakka-Agni. Maap xD padahal ada ff gue yang pake mereka. dan sebenernya pas nulis mereka pun ga ngefeel. entahlah, menurut gue mereka lebih enak dijadiin sahabatan drpd pacaran. lebih suka Cakka dipasangin sama Ify, Oik atau Acha. Atau Shilla. dan Agni lebih suka dipasangin sama Rio & Alvin. Pas IC2 gue pasangin Agni sama Irsyad (?).

2. Rio-Ify. Beribu maap buat pens2nya xD tapi kita berhak kan mengungkapkan pendapat. mereka sebenernya cocok. Cuman...cuman.... pertama krn gue lebih suka Fyel, kedua karena ya itu pens2nya ada beberapa yang delusional. NO OFFENSE YAAK. dan ternyata memang terkadang tingkah laku fans mempengaruhi imej sang idola (ini buat seluruh fans lho.. artiannya luas yaa bukan cuma fans idola cilik).


3. Alvin-Sivia. Naah... ini panjaaaaang ceritanya. awalnya gue biasa aja sama couple ini. lalu lama2 suka. sampe tiap bikin ff selalu couplenya Alvia. Cumaaan.. cuman... sempet ada bbrp hal yang mengganggu gue. Jadi ada fans alvia yang komen di ff alshill gue "kok couplenya alshill? kamu kan sukanya alvia" dan diikuti dengan perang twitter sama penyuka alvia lainnya (ga gue sebutin namanya karena itu cuma kenakalan masa remaja dan udah lewat lama. yang mana memalukan bgt untuk diinget).  tapi dulu couple itu memang bukan hal sepele di dalam cerita. yang gue inget perang krn couple paling rame itu pas ffnya kajan yang love command. disitu terbagi 2 kubu : kubu "oh-jadi-lo-buat-idola-gue-jahat-di-cerita-lo-jadi-idola-gue-dapet-banyak-makian-dasar-cerita-sampah" dan kubu "plis-gak-usah-alay-ini-cuma-ff-kalo-gasuka-ga-usah-baca" timeline twitter tegaaang bgt aplg gue temenan sama bbrp orang di dua kubu itu. dan gue (dengan bangganya) ngga masuk kubu manapun dongss xD tapi disitu gue lbh berat di kubu kajan sih. ya namanya juga cerita fiksi kenapa hrs marah2 segala. Ah sudahlah.. itu masa lalu~


4. Zevana-Alvin. Itu bukan krn apa apa tapi krn emang nggak ngefeel.
5. Rio-Dea. alesan sama.
6. Rio-Sivia. mungkin krn terlalu jarangnya yang bikin ff pake mereka jadi utk membangun feel juga susah kaliya. kalik.
7. Ray-Oliv. Lebih pro ke Ray-Shilla wakaka
8. Obiet-Oik. Naah ini juga fansnya lumayan banyak. tapi gue ga gitu ngefeel sama mereka. kenapa ya.. mungkin krn dibayangan gue mereka sama2 kalem jadi ga ada gregetnya (?)

9. Gabriel-Sivia. Ini.. juga banyaaaak fansnya. denger2 kapel senior (?) bukan ga suka tapi memang kebetulan di gue ga ada feelnya.


Ini postingan cuma sampah gue aja saking ga ada kerjaannya. jadi segala yang gue tulis jangan diambil hati ya aplg memulai peperangan lama (?). karena pada dasarnya kesukaan terhadap pasangan fiksi itu kembali ke selera masing-masing. Ok?

bye!

Senin, 29 Agustus 2016

Kangen Nulis! -Flashback 2009-2011-

Pas lagi bosen, tiba-tiba pengen baca apa gitu. Karena males baca cerita baru, jadi kumatlah hobi lama saya yaitu baca cerita yang udah pernah dibaca sebelumnya.

Saya mulai buka browser, buat cari bacaan (yang udah pernah dibaca). Sejauh ini bacaan yang selalu saya reread itu Join the Gank-nya Ken Terate, Love Command-nya ka Janice, sama beberapa fanfic idola cilik kaya Love Story in a Picture punya kak Anind, atau Last punya kak Anin (namanya sama tapi beda orang). Dan beberapa ff Kpop =))

Kadang juga re-read cerita buatan sendiri xD

Kalo udah re-read FF IC tuh, bawaan jadi kangen nulis. Dari SD udah hobi tulis-menulis. Dan makin berkembang pas join ICL. Disitu saya mulai belajar nulis fanfiction. (sumpah awal-awal nulis sampe nggak mau re-read gara-gara tulisan gue alay bgt T_T).

Nah sekarang kita flashback nih apa aja yang udah aku tulis di ICL. Tau ICL kan? Idola Cilik Lovers. waks.. ajang pencarian bakat anak-anak yang diselenggarakan RCTI di sekitar tahun 2008 (lupa lupa inget, yang jelas gue inget gue kelas 8 waktu itu).

Sampe sekarang ajang itu udah mencapai musim kelima. Tapi aku cuma ngikutin sampe IC 3 doang. Sebelum akhirnya move on ke oppa-oppa (alert! out of topic! xD)

para ICL punya fansite yang mempersatukan kita (elah!) namanya idolaciliklovers.ning.com yang sekarang udah almarhum karena berbayar. sedih ingetnya T_T. Di site itu nggak cuma foto finalis, tapi ada juga forum diskusi (yang nggak heran ada kritiknya), ada juga forum cerpen/bung gitu (favorit eike). Disana banyaaaaak ff keren cin!

dulu sih jaman masih ic1, sempet nulis ff judulnya Geng Idola x)) ceritanya terinspirasi dari GF IC 1 yang pake tema geng2an gitu. Lupa-lupa inget nih gengnya :

1. Geng Gaul : Ify, Shilla, Sivia, Zahra
2. Geng Panti : Siti, Irva,
3. Geng Preman (?) : Riko, Gabriel, Sion,
4. Geng anak jalanan (bukan boy dkk lho) : Osa, Kiki

gitu doang ingetnya. gue lupa Dayat, Septian, Goldi, Angel sama Iyan ditaro dimana xD.

Jadi inti ceritanya geng gaul itu geng elit yang nggak mau gaul sama geng panti & jalanan. dan mereka musuhnya geng preman. Lalu nanti ada beberapa masalah yang membelit (?) yang akhirnya menyatukan keempat geng itu. Gue inget kapelnya itu Shilla-Riko (pan belom ada Alvin Rio Cakka), Dayat-Zahra (one of my fav ic1 coupleee), Ify-Sion/Gabriel (LUPA SUMPAH). Dan tadaa.. gue udah ngeplot nih ff sampe tamat tapi karena nggak mood jadi terbengkalai gitu aja.

setelah ff ini gue vakum lamaaa. jadilah cuma jadi readers. dan munculah angin segar (?) yaitu idola cilik 3~ (ps. saya nggak terlalu tertarik sama ic2. Suka kok cuma ngga se'dalem' ic1 sama ic3. ic3 juga nggak semuanya sih. oke cukup)

setelah liat makin banyak yg nulis, munculah niat nulis lagi. kali ini gue coba nulis cerpen dulu. Judulnya Takkan Pernah Ada. FF ini 98% ada setelah gue nonton video clip geisha yang judulnya sama. jadilah gue jadiin ff.

Plot : Ify, Cakka, Gabriel, Zevana, Agni, Ray baru membentuk grup band baru (personil sesuai SIB x) kangen SIBBBB). Nah Ify tuh punya cowo diluar band itu. Rio sih kalo gasalah (?). Mereka super duper mesra pokoknya. Disisi lain neng Ify suka dapet surat misterius gitu yang isinya tentang kekaguman si penulis ke dirinya. Suatu hari pas lg kumpul band (kondisi ujan deres). Rio dateng nemuin Ify. yang otomatis lah bikin temen2 sib yg lain bete. nah pulangnya Rio kecelakaan krn remnya blong. dan siapa coba pelakunya? jeng,.jeng... our iel (?). jadi selama ini iel-lah yang ngirim surat2 ke Ify. dia udah lamaaaa bgt suka sama Ify. end!

daan setelah cerpen ini, jadi keterusan bikin cerpen yang diadaptasi dari VC band/penyanyi Indonesia gidu macem :

1. Mau dibawa kemana by Armada (cast: Cakka & Acha)
2. Sandaran Hari by Letto (cast: Rio, Sivia, Shilla)
3. Rindukan Dirimu by Rio (cast: Rio, Alvin, Acha, Ray)
4. Mohon Ampun by D'massiv (cast : Rio, Sivia)
5. Cinta Pertama & Terakhir by Sherina (cast : Agni & Gabriel)
6. Hidupmu Hidupku by Zigas (cast : Alvin, Shilla, Rio, Ify)
7. Kuingin Setia by Armada (cast: Alvin, Shilla, Sivia)
8. Aku Tergoda by 5minutes (cast : Alvin, Shilla, Sivia)

Cuma inget segitu -_-
setelah nulis cerpen, pengen nyoba nulis cerbung. inget bgt judulnya Aku harus Jujur. itu sampe part 23 kalo gasalah. udah nggak punya soft copynya. plot ceritanya yang gue inget itu Cakka Ify kakak adek, Ify kena asma. dan karena itu Cakka kerja jadi DJ buat idupin dia sm kakaknya (fyi, mrk yatim). dan bla bla bla Cakka atau Ify gitu jadi guru les pianonya Oik. Terus gue lupa total =)). Walaupun tragis ffnya (sampe gue nggak mau reread dulu) tapi cerbung ini berkesan krn cerbung pertama yang gue tamatin. yohoo~

List cerbung ic gue :
1. Cooking Love (Sopir Baru Gue Namanya Mario!) : ini gue baru inget pernah nulis ff ini beberapa minggu yang lalu & nggak inget sama sekali ceritanya kayak apa. kayaknya sih ada Ify, Alvin & tentu aja, Rio.

2. Please Love Me : cerbung yang gue bikin pas lagi doyan2nya sama kapel alvia. Cuma 4 atau 5 chapter kalo gasalah. dan sad ending kayaknya (?)

3. Kisah Lelaki Hebat : 4 kisah berbeda dari Rio (anak tentara yang hidupnya digembleng mati2an), Alvin (penderita jantung koroner), Cakka (playboy), dan Gabriel (Penyanyi kecil2an). semuanya sad end alias metong untuk Rio sama Alv, Cakka kl gasalah ceweknya doi yang metong. Bang iel lupa gue apain..............................

4. Magentha (Keabadian Cinta dalam Persahabatan) : bisa dibilang ff gue yang plg booming wakakak karena dlm sekejab followers twitter nambah terus dan dpt banyaak temen baru (?). Magentha ini diceritakan merupakan 1 geng consist of 8 high school girls with their own problems. Sivia, doi pacaran sama preman ganteng (?) dan harus bertahan wlpn disakitin scr fisik. Ify yang sebelumnya cuek setengah mati dan akhirnya jatuh bangun ngejar cowo impiannya yang cuma kuli kasar. Shilla yang panik pas tau dia suka sama temen adeknya. ada juga Acha, anak artis terkenal yang niat metong pas denger berita perselingkuhan emak-babehnya. Nggak ketinggalan Oik, cewe lugu tipikal tuan putri yang jatuh hati sama playboy sekolah (ini klise). Aren yang benci setengah mati sama kakaknya, dan ada Agni yang jatuh hati sama cowo 'istimewa'. Zevana nggak dikasih masalah sendiri sih, dia ngerecokin masalahnya Oik =))

5. Magentha II : karena gue keegeran banyak yg suka Magentha pertama, akhirnya munculah sekuelnya. Ceritanya nggak jauh2 dari yang pertama.

6. Love is Never Flat : entah ada aura apa yang mampir sampe tercetuslah ide ff ini. Cerita dari LINF ini.. masih dengan cast sejuta umat (CRAGSISA) disini para cowo diputusin dengan ngenesnya. karena pen balikan, jadi mrk lakuin segala cara termasuk...............

dan ff ini nggantung sampe skrg. abis ada masalah internal (?) yang bikin males nulis ff ini.

7. Sacrifice : Ini ff cuma sampe part 2 doang setelah itu gue apus. alesannya krn absurd. oke semua ff gue banyak absurdnya sih (?) ini menceritakan ttg kakak adik Alvin Shilla yg ga sengaja bunuh tantenya. jd mereka melalang-buana buat lepas dari kejaran polisi. ini sih efek keseringan nonton pelem2 holiwud.

Gue pribadi sebenernya lbh menikmati nulis cerpen. karena langsung tamat dan ga perlu puyeng mikirin lanjutannya. Beberapa cerpen bikinan gue :

1. Hidupmu Hidupku: Oke ini gue GR tapi gue ngerasa ini trademarknya mee xD gue nulis cerpen HH ini dari 1-8. sebenernya sih bukan trademark cuma penulis males aja cari judul lain #plak!

oke dimulai dari Hidupmu Hidupku 1. Kalo udah nonton VC HH-nya Zigas pasti tau ceritanya. Lalu ada HH 2, ini sekuel HH pertama : Alv mulai menata hidupnya kembali setelah ditinggal Shilla selamanya. sampai dia menemukan pengganti Shilla.

HH 3 : Alv ngomong sama mayat
HH 4 : Alv jadi psikopat
HH 5 : Alv suka sama hantu
HH 6 : Alv metong ketabrak mobil grgr nyelametin pacarnya yg bisu
HH 7 : Alv buta
HH 8 : Alv.....HH ini Alv nggak disiksa, tapi Shilla yg disiksa (?)

Jadi inti dari HH itu adalah penyiksaan Alvin HUAHAHA *tawa ala medusa*

udahan nih sama HH-nya, gue mutusin utk buat FF penutup HH. Judulnya Saat Hidupmu Bukan lagi Hidupku, Ajib ga? wk.. dan cerita ini sama absurdnya seperti ff gue terdahulu.

Lalu ada :

1. Dan Ternyata Cinta : gue buat ff ini karena permintaan dari teman tercintaah umhy :)) yang akhirnya gue tuangkan dlm bentuk cerpen lebay (castnya Acha & Alvin) tapi banyak yg blg ini lebih enteng drpd HH.

2. Sang Penjaga Hati : tentang pengkhianatan yang menyakitkaaan *zoom in&out* *mata berapi-api*
3. Bukan Upik Abu : mainstream sih, cuma lbh ngenes dari upik abu beneran.
4. Wait : penantian yang berujung...ahsudahlah
5. Blamming My Heart : Ribet nih FF. gue aja kl reread jadi bingung sendiri.
6. Gadis di Ujung Gang : INI KAYAKNYA JIPLAK CERPEN DI MAJALAH ANAK-ANAK! 90 persen sih.
7. Life : tentang arti idup gidu
8. Sang Pemimpi : sama kaya Life
9. Nyawa Hidupku : ini sama kaya Blamming My Heart alias ngga mudengi



Terus selain bikin ff dari judul lagu, gue juga buat cerpen yang judulnya nama karakternya :

1. Mario : disini diceritakan Rio yang lumpuh dan dapet bullyan dari sana-sini
2. Sivia : playgirl dengan 4 cowok sekaligus.
3. Alvin : cowo lembek yang jatuh cinta sama cewe setrong
4. Cakka : (salah satu favorit gue) ini rada religi dan mainstream sebenernya. tentang cowo berandal yang ngga tau agama sama sekali. sampe dia nyasar di pondok pesantren, ketemu anak pemilik pondok dan akhirnya diajarin utk lbh religius. tapi ceweknya metong ga lama stlh mrk menikah. aaaah baper!
5. Ashilla : ini masuk ke kategori "Daftar Fanfic Mee yang kontroversi"

Belum sempet bikin Gabriel, Ify dan yang lain karena keburu fansite ic yang baru (waktu itu namanya idolaciliklovers,wackwall.com) tutup juga krn mulai berbayar.

Naaah setelah sekian banyak nulis FF absurd. munculah masalah. jadi waktu itu ada salah satu member fs wackwall yang buat forum diskusi yang menyatakan kl dia keberatan sama FF yang terlalu dewasa. Alesannya bener sih, krn ini fanfic. bukan cerpen. (fyi, fanfic itu cerita fiksi yang tokohnya orang nyata, biasanya idola). dan IC maupun ICL jelas masih dibawah umur waktu itu.

Dia, oke Kak Ami. memang nggak menyebutkan secara gamblang kl ff gue yang dia maksud. tapi gue tersinggung. dan karena proses peralihan menuju remaja, gue ngamuk2 ngga jelas. asli lebe bgt T_T. sampe akhirnya gue damai sama kak Ami dan jadi temen baaiiiik (Tapi skrg kita lost contact huhuhuu.. miss you so so sooo much!)

"Daftar FF Mee yang mengundang Kontrovesi"

1. Ashilla : tentang gadis desa yang ditipu dan dibawa ke Jakarta untuk dijadikan wanita...ahsudahlah
2. Dosakah Aku : pergaulan bebas remaja giduu
3. Mentari Hidupku : intinya sama tentang pergaulan bebas.

Gue nggak menyesalkan Kak Ami yang bikin forum itu (justru gue sgt berterima kasih). Tapi gue menyesalkan karena ada bbrp member yang pas baca 3 ff diatas, mereka komen "keren mee", "bagus mee" tapi begitu di forum, mereka komen "iya aku juga nggak sreg sama ff kaya gitu" nah loh ketawan yang mukanya banyak!

Dan.. cerpen IC terakhir gue adalah : Untuk yang Terindah.

FF terakhirrr yang ditulis sebelum gue pindahan ke para laki-laki tamvan di negeri seberang.

Kadang kangen nulis. Pernah coba untuk nulis FF Kpop tapi feelnya nggak sekuat pas era IC. dan setelah sekian tahun jari-jari ini berhenti menari diatas keyboard (?) akhirnya bbrp bulan lalu munculah ide buat nulis cerpen ic lagi. Cuma feelnya emang udah beda sih.

*Scroll keatas* astaga.. panjang binggo ya. udahan ah. byee~





Senin, 16 Juni 2014

Serba-Serbi Microsoft Office Outlook


Meti P
127710010016
Microsoft Office Outlook
Microsoft Outlook atau Microsoft Office Outlook adalah sebuah program personal information manager dari Microsoft, dan bagian dari suite Microsoft Office . Walaupun biasanya hanya digunakan untuk mengirim dan membaca surat-e, program ini juga memiliki fungsi kalender, jadwal kerja, catatan, dan jurnal. Bila digunakan bersama dengan Microsoft Exchange Server, Outlook dapat menyediakan akses kotak surat, kalender, dan jadwal bersama.
Outlook Express adalah sebuah versi kecil Outlook yang disediakan secara cuma-cuma oleh Microsoft, bersama dengan penjelajah web Internet Explorer. Tidak ada hubungan antara kedua program ini kecuali namanya. Outlook Express digantikan dengan Windows Mail dalam Windows Vista.
Salah satu tujuan Microsoft adalah membuat program surat-e yang mudah digunakan.
(Source : http://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_Outlook )

Posted on Saturday, November 5th, 2011
Program Microsoft Office Outlook 2007 digunakan untuk cek email berbasiskan teknologi POP3 SMTP. Teknologi ini tersedia dalam hosting kami, sehingga pelanggan tanpa perlu menggunakan webmail untuk cek email.
Dengan program ini, pelanggan tinggal download email dan kirim email secara cepat. Data email akan tersimpan dalam hard disk komputer pelanggan. Berikut adalah cara setting Microsoft Office Outlook 2007 :
1. Pada Windows 7, buka program dengan klik Start Menu > All Programs > Microsoft Office > Microsoft Office Outlook 2007. Bila ini pertama kalinya membuka program, maka muncul seperti dibawah ini. Kemudian klik tombol Next.
2. Centang Manually configure server settings or additional server types. Kemudian klik tombol Next.
3. Pilih Internet E-mail. Kemudian klik tombol Next.
4. Isikan kolom-kolom sesuai email yang Anda ciptakan melalui Cpanel (lihat cara buat email di Cpanel). Dan sesuai informasi konfigurasi mail server yang terkirimkan dalam aktivasi web hosting. Contoh pengisian ada di gambar bawah. Setelah selesai, klik tombol More Settings …

Catatan : ganti baliorange.net disana dengan nama website Anda.
5. Pada menu Outgoing Server, centang My outgoing server (SMTP) requires aunthentication. Pilih Use same setting as my incoming mail server. (Lihat instruksi tambahan di gambar bawahnya)
Pada menu Advanced, berlaku jika pada konfigurasi diatas Anda masih gagal kirim email, kemungkinan ISP Anda blocking port 25 (biasanya pada ISP mobile internet, misal smartfren, telkomsel flash, aha), maka alternatifnya rubah port SMTP ke 26.
Jika Anda menggunakan Blackberry atau smartphone yang berbasis IMAP, centanglah opsi Leave a copy of messages on the server. Aturlah waktu penghapusan otomatis agar email terhapus dari server dan kuota email kembali kosong.
6. Lanjutkan dengan klik tombol Test Account Settings … Akan muncul tampilan seperti dibawah ini jika berhasil. Selanjutnya klik Close dan tombol Next.
7. Selamat, Email siap digunakan, klik tombol Finish.
Dibawah ini tampilan Microsoft Office Outlook 2007.
( Source : http://www.baliorange.web.id/cara-setting-microsoft-office-outlook-2007/ )